Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN

e. Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dapat disebarluaskan kepada masyarakat dan dapat disampaikan kepada menteri dan menteri teknis. Pengujian terhadap barang danatau jasa yang beredar, sebagaimana diatur dalam pasal 10 di atas, dilakukan melalui laboratorium penguji yang telah diakreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ketentuan PP No.58 Tahun 2001. Maksud dari ketentuan ini adalah untuk mendapatkan hasil yang objektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Lembaga laboratorium yang terakreditasi bisa berupa lembaga nasional atau internasional.

C. Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN

Selain melakukan tugas pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan perlindungan konsumen, peran pemerintah juga membentuk apa yang dimaksud dengan Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN. Badan ini dibentuk sebagai upaya pengembangan perlindungan konsumen sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional. Pembentukan lembaga konsumen semacam BPKN telah dipraktikkan di berbagai negara, seperti di Amerika Serikat ada The Food and Drug Administration FDA, di Australia ada The Australian Competition and Consumer Comission ACCC. Sebagai Badan Kesehatan Publik, tugas utama FDA adalah melindungi konsumen sebagaimana diamanatkan dalam undang- Universitas Sumatera Utara undang federal, yang mencakup bidang makanan, obat-obatan, kosmetika, dan kesehatan pada umumnya. Sementara itu, tugas utama ACCC, yang dibentuk pada tanggal 6 November 1995 adalah menjalankan fungsi yang diberikan dalam dua undang-undang, yaitu Trade Practices Acts 1974 dan The Prices Surveillance Act 1983. Kedua undang-undang tersebut melarang praktik curang dalam bisnis yang mencakup banyak hal, termasuk isu perlindungan konsumen. 109 Keanggotaan BPKN terdiri dari unsur pemerintah, pelaku usaha, Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat. Akademisi, dan tenaga ahli. Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Pasal 4 ayat 1, BPKN terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota. Saat ini, keseluruhan anggota BPKN berjumlah 17 orang dengan dibantu beberapa staf sekretariat. Masa jabatan mereka adalah tiga tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. BPKN berkedudukan di Jakarta dan bertanggung jawab kepada Presiden RI. Apabila BPKN diperlukan, bisa dibentuk perwakilan di ibu kota daerah provinsi untuk membantu pelaksanaan tugasnya. Kedudukan BPKN yang langsung bertanggung jawab kepada presiden adalah sangat kuat. Tentunya, kedudukan ini sangat penting dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen. 110 Menurut pandangan Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, BPKN yang bertanggung jawab langsung kepada presiden merupakan bentuk perlindungan dari arus atas top-down, sedangkan arus bawah bottom-up diperankan oleh 109 Shidarta, Op. cit., Hal. 107-108. 110 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Universitas Sumatera Utara LPKSM yang representatif bisa menampung dan memperjuangkan aspirasi konsumen. 111 Fungsi BPKN adalah memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia. Untuk menjalankan fungsi tersebut, BPKN dibebani tugas-tugas utama sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 34. Dalam menjalankan tugas-tugasnya, BPKN bisa bekerja sama dengan organisasi konsumen internasional. Beberapa tugas utama BPKN adalah sebagai berikut: 112 1. Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka penyusunan kebijaksanaan di bidang perlindungan konsumen. 2. Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku di bidang perlindungan konsumen. 3. Melakukan penelitian terhadap barang danatau jasa yang menyangkut keselamatan konsumen. 4. Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat. 5. Menyebarluaskan informasi melalui media mengenai perlindungan konsumen dan memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumen. 6. Menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat, atau pelaku usaha. 7. Melakukan survei yang menyangkut kebutuhan konsumen. 111 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op. cit. 112 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Pasal 3 ayat 2. Universitas Sumatera Utara Jika dicermati, tugas-tugas BPKN tersebut memiliki banyak kesamaan dengan tujuan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM, seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI. Tujuan berdirinya YLKI adalah untuk memberikan bimbingan dan perlindungan kepada masyarakat konsumen menuju kesejahteraan keluarga. Secara praktis, tujuan tersebut diimplementasikan dalam bentuk penelitian, pendidikan, penerbitan, dan warta konsumen. Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 37, persyaratan untuk menjadi anggota BPKN adalah sebagai berikut: 113 1. Warga negara Republik Indonesia. 2. Berbadan sehat. 3. Berkelakuan baik. 4. Tidak pernah dihukum karena kejahatan. 5. Memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perlindungan konsumen. 6. Berusia sekurang-kurangnya 30 tahun. Sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Pasal 6, proses pengangkatan anggota BPKN melalui tahapan sebagai berikut: 114 113 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 114 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Pasal 6. Universitas Sumatera Utara 1. Menteri mengajukan usul calon anggota BPKN yang telah memenuhi persyaratan keanggotaan BPKN kepada presiden. 2. Calon anggota BPKN dikonsultasikan oleh presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR. 3. DPR memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap calon anggota BPKN dan menyampaikan hasilnya kepada presiden. 7. Presiden mengangkat anggota BPKN dari calon anggota BPKN yang telah dikonsultasikan kepada DPR. Proses pemberhentian anggota BPKN sama dengan ketika diangkat. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional Pasal 7, proses pemberhentian anggota BPKN adalah sebagai berikut: 115 1. Menteri mengajukan usul pemberhentian anggota BPKN yang tidak lagi memenuhi persyaratan keanggotaan BPKN kepada presiden. 2. Usul pemberhentian anggota BPKN tersebut dikonsultasikan oleh presiden kepada DPR. 3. DPR memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap usul pemberhentian anggota BPKN dan menyampaikan hasilnya kepada presiden. 4. Presiden memberhentikan anggota BPKN yang telah dikonsultasikan kepada DPR. 115 Ibid., Pasal 7. Universitas Sumatera Utara Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen, ditentukan bahwa “Presiden tidak dapat memberhentikan anggota BPKN apabila Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memberikan pertimbangan dan penilaian untuk tidak memberhentikan anggota BPKN tersebut. Anggota BPKN yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir digantikan oleh anggota pengganti antar waktu. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengganti antar waktu dilakukan seperti pada pengangkatan dan pemberhentian anggota baru. BPKN menjalankan tugas dan tata kerjanya berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku, disertai pula dengan adanya Keputusan Ketua BPKN Nomor 02BPKNKep122004. Untuk memperlancar kerja BPKN, dibentuklah tiga komisi, yaitu: 116 1. Komisi I tentang penelitian dan pengembangan. 2. Komisi II tentang informasi, edukasi dan pengaduan. 3. Komisi III tentang kerja sama. Di luar BPKN yang independen, dalam Pasal 29 dan 30 Undang-Undang Perlindungan Konsumen diamanatkan, pemerintah khususnya menteri yang membidangi perdagangan, ditugasi juga untuk mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan perlindungan konsumen secara nasional. Pembinaan dan pengawasan yang lebih khusus dilakukan oleh menteri-menteri teknis sesuai bidang tugas mereka. Menteri yang membidangi perdagangan itu berwenang membentuk tim 116 Happy Susanto, Op. cit., Hal. 74. Universitas Sumatera Utara koordinasi pengawasan barang danatau jasa yang beredar di pasar. Tim ini terdiri atas wakil instansi terkait, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat LPKSM. Fungsi tim pun hanya sebatas memberikan rekomendasi kepada menteri untuk melakukan tindakan konkret, seperti penghentian produksi atau peredaran barangjasa yang dinilai melanggar peraturan yang berlaku. Dengan demikian, ada perbedaan antara BPKN dan tim diatas. BPKN berfungsi memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam rangka penyusunan kebijakan di bidang perlindungan konsumen, sementara tim koordinasi yang dibentuk oleh menteri itu berfungsi memberikan rekomendasi berupa tindakan konkret atas setiap permasalahan yang timbul di lapangan. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENANGANAN ATAS KELUHAN-KELUHAN KONSUMEN BERKAITAN DENGAN PRODUK PANGAN HASIL TEKNOLOGI REKAYASA GENETIKA

A. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK