genetika. Begitu juga sebaliknya, masyarakat diharapkan lebih waspada dan lebih selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi dan tidak ragu-ragu untuk
melaporkan apabila masyarakat menemukan ataupun menderita kerugian akibat mengkonsumsi makanan khususnya pangan hasil rekayasa genetika.
C. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
Penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia perlu didukung oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk meningkatkan
penyelenggaraan perlindungan konsumen, pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan perlindungan
konsumen. Salah satu peran masyarakat adalah lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat LPKSM.
135
Menurut defenisi Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 1, LPKSM adalah “lembaga non-pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh
pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen”. Kian ketatnya persaingan dalam merebut
pangsa pasar melalui bermacam-macam produk barang, maka perlu keseriusan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM perlu
memantau secara serius pelaku usahapenjual yang hanya mengejar profit semata dengan mengabaikan kualitas produk barang.
136
LPKSM memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen. Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal
44 dan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Perlindungan
135
Happy Susanto, Op. cit., Hal. 89.
136
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Konsumen Swadaya Masyarakat Pasal 3-9, tugas LPKSM yakni sebagai berikut:
137
1. Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan
kewajiban serta kehati-hatian konsumen dalam mengonsumsi barang danatau jasa. Penyebaran informasi yang dilakukan oleh LPKSM, meliputi
penyebarluasan berbagai pengetahuan mengenai perlindungan konsumen termasuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah
perlindungan konsumen. 2.
Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukan secara lisan atau tertulis agar konsumen bisa melaksanakan hak dan kewajibannya.
3. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan
perlindungan konsumen. Pelaksanaan kerja sama LPKSM dengan instansi terkait ini meliputi pertukaran informasi mengenai perlindungan konsumen,
pengawasan atas barang danatau jasa yang beredar, dan penyuluhan serta pendidikan konsumen.
4. Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima
keluhan atau pengaduan konsumen. Dalam membantu konsumen untuk memperjuangkan haknya, LPKSM bisa melakukan advokasi atau
pemberdayaan konsumen agar mampu memperjuangkan haknya secara mandiri, baik secara perorangan maupun kelompok.
5. Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap
pelaksanaan perlindungan konsumen. Pengawasan perlindungan konsumen
137
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
oleh LPKSM bersama pemerintah dan masyarakat dilakukan atas barang atau jasa yang beredar di pasar dengan cara penelitian, pengujian danatau
survei. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang
berlaku, pemerintah hanya mengakui LPKSM yang memenuhi syarat. Persyaratan LPKSM yang diakui pemerintah yakni sebagai berikut:
138
1. Terdaftar di pemerintah kabupatenkota.
2. Bergerak di bidang perlindungan konsumen sebagaimana tercantum dalam
anggaran dasarnya. Proses dan tata cara pendaftaran LPKSM diatur dalam Keputusan Menteri
Kepmen Perindustrian dan Perdagangan Nomor 302MPPKep102001 tentang Pendaftaran LPKSM. LPKSM yang telah diakui oleh pemerintah karena telah
memenuhi persyaratan yang ditentukan, perlu melakukan pendaftaran dan penerbitan tanda daftar lembaga perlindungan konsumen TDLPK. Kewenangan
penerbitan TDLPK ada pada menteri. Menteri kemudian melimpahkan kewenangan penerbitan TDLPK kepada bupatiwalikota. Bupatiwalikota bisa
melimpahkan kembali kewenangan kepada kepala dinas. TDLPK diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan atau domisili LPKSM. TDLPK tersebut berlaku di
seluruh wilayah Indonesia. Kantor cabang atau kantor perwakilan LPKSM dalam menjalankan kegiatan penyelenggaraan perlindungan konsumen bisa
138
Ibid., Pasal 2.
Universitas Sumatera Utara
mempergunakan TDLPK kantor pusat dan dibebaskan dari pendaftaran untuk memperoleh TDLPK.
139
1. Permohonan untuk memperoleh TDLPK diajukan oleh lembaga swadaya
masyarakat LSM kepada bupatiwalikota melalui kepala dinas setempat, dengan mengisi formulir surat permohonan SP-TDLPK model A
sebagaimana dimaksud dalam lampiran I keputusan menteri ini. Sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor 302MPPKep102001 Pasal 6, tata cara pendaftarannya yakni sebagai berikut:
2. Jika kewenangan pemberian TDLPK dilimpahkan kepada kepala dinas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 3. Permohonan diajukan langsung kepada kepala dinas setempat dengan mengisi formulir surat
permohonan SP-TDLPK model A, sebagaimana dimaksud dalam lampiran I keputusan menteri ini.
3. Permohonan TDLPK sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2
ditandatangani oleh pimpinan LSM, penanggung jawab, atau kuasanya. Dalam proses permohonan pendaftaran TDLPK perlu melampirkan
dokumen-dokumen sebagai berikut:
140
a. LSM yang berstatus badan hukum yayasan melampirkan:
1. Salinan akta notaris pendirian badan hukumyayasan yang telah mendapat
pengesahan badan hukum dari menteri hukum dan hak azasi manusia atau instansi yang berwenang.
139
Happy Susanto, Ibid., Hal. 90-91.
140
Ibid., Hal. 92.
Universitas Sumatera Utara
2. Salinan kartu tanda penduduk KTP pimpinanpenanggung jawab LSM
yang masih berlaku. 3.
Salinan surat keterangan tempat kedudukandomisili LSM dari lurahkepala desa setempat.
b. LSM yang tidak berstatus badan hukum maupun yayasan melampirkan:
1. Salinan akta notaries pendirian LSM atau akta notaries yang telah
mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang. 2.
Salinan KTP pimpinanpenanggung jawab LSM yang masih berlaku. 3.
Salinan surat keterangan tempat kedudukandomisili LSM dari lurahkepala desa setempat.
Status dan kedudukan LPKSM bisa dibatalkan oleh pemerintah jika mengandung aspek-aspek berikut ini:
1. Tidak lagi menjalankan kegiatan perlindungan konsumen.
2. Terbukti melakukan kegiatan pelanggaran atas ketentuan Undang-Undang
Perlindungan Konsumen dan peraturan pelaksanaannya. Konsumen yang dirugikan oleh pelaku usaha bisa mengadukan ke LPKSM
agar suara dan haknya bisa diperjuangkan. Sebagaimana dijelaskan pada bagian tugas-tugas LPKSM, di samping memberikan informasi dan memberikan nasihat
kepada konsumen, lembaga ini juga bisa memperjuangkan hak-hak konsumen. Oleh karena itu, konsumen yang merasa hak-haknya telah dilanggar bisa
mengadukannya ke LPKSM yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Banyak konsumen di Indonesia yang hanya melakukan pengaduan dengan mengirimkan
Universitas Sumatera Utara
surat ke pihak pelaku usaha yang dianggap telah melanggar hak-haknya. Ada juga yang menulis dan mengirimkan surat pembaca ke berbagai macam media massa.
Meskipun diakui cara-cara tersebut baik dan barangkali bisa memberikan hasil yang memuaskan, ada cara lain yang kiranya bisa dilakukan. Cara yang dimaksud
adalah dengan meminta bantuan LPKSM untuk membantu menyelesaikan masalah. LPKSM akan membantu para konsumen yang ingin mengadukan hak-
haknya. Konsumen bisa datang langsung atau melalui telepon. Dengan bantuan LPKSM, biasanya konsumen yang akan mengadukan haknya juga memperoleh
banyak pengetahuan hukum yang sangat berarti sebagai bekal atau dasar untuk menyelesaikan masalahnya, termasuk dalam penyelesaian sengketa dengan pelaku
usaha nantinya. Dalam hal ini penulis telah melakukan tinjauan ke LPKSM di Medan. Dan
dari hasil tinjauan yang dilakukan sejauh ini belum ada kasus yang diadukan oleh konsumen mengenai produk pangan hasil rekayasa genetika. Namun meskipun
belum ada kasus yang diadukan oleh konsumen namun diharapkan pemerintah lebih bersikap preventif dalam menangani peredaran produk pangan tersebut. Dan
masyarakat juga diharapkan peduli terhadap makanan yang dikonsumsi serta tidak ragu-ragu untuk membuat pengaduan apabila masyarakat dirugikan terkait pangan
rekayasa genetika.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab terakhir ini penulis akan membuat kesimpulan dari pembahasan dalam bab-bab terdahulu yang berhubungan dengan Perlindungan Konsumen
Terhadap Peredaran Produk Pangan Hasil Teknologi Rekayasa Genetika.
A. Kesimpulan