Hak Waris PERUBAHAN SISTEM IE DALAM KEHIDUPAN KELUARGA PETANI

dasarnya mulai goyah. Dihapuskannya sistem ie juga turut merubah struktur keluarga Jepang menjadi kaku kazoku keluarga batih. Prinsip-prinsip yang dianut di dalam keluarga batih adalah: 1. Berpusat kepada nilai-nilai individual. 2. Dibatasi kepada satu generasi suami-istri. 3. Tidak memiliki konsep sosen. Saat ini rata-rata orang Jepang mulai tidak terlalu mempedulikan siapa leluhur mereka. Apakah leluhur mereka merupakan shizoku ‘士族’ bekas samurai ataukah heimin rakyat biasa tidak terlalu diperhatikan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa akibat dari industrialisasi struktur masyarakat mengalami perubahan, dimana ada proses integrasi masyarakat dari yang berdasarkan kepada nilai shinzoku shinzokuteki kachi menuju kepada masyarakat yang tidak lagi berdasarkan nilai shinzoku. Hal yang penting dan dapat disimpulkan adalah pembubaran ie maupun dozoku disebabkan karena berubahnya masyarakat Jepang menjadi masyarakat yang modern.

3.2 Hak Waris

Setelah Perang Dunia II, berhubungan dengan reformasi pasca perang, sistem keluarga dihapuskan dan sistem waris kepada anak laki-laki pertama chousi souzoku sei diubah menjadi sistem waris sama rata kinbun souzoku sei. Pada saat itu penduduk yang bekerja sebagai petani sehingga perubahan tersebut menimbulkan kekhawatiran karena sistem yang baru mengharuskan lahan pertanian dibagi secara rata. Belum ada terjadi perubahan pola pikir di dalam masyarakatnya. Dengan demikian, pembagian lahan pertanian semacam itu belum terjadi. Pada prakteknya masalah ini tidak lagi menjadi masalah besar ketika Jepang memasuki masa pertumbuhan ekonomi tinggi koudou keizai seichou di mana jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani mulai menurun. Sejak saat itu, keluarga petani berusaha menghapuskan hubungan anak lelaki dengan usaha pertanian milik keluarga. Peningkatan keluarga inti dan penurunan rumah tangga tiga generasi san- sedai setai secara singkat adalah rumah tangga sendiri tandoku setai dan rumah tangga dengan keluarga ini kaku-kazoku setai meningkat. Rumah tangga tiga generasi san-sedai setai berkurang. Jumlah orang lanjut usia semakin meningkat, tetapi keluarga inti kaku-kazoku bertambah. Ini berarti perubahan struktur yang sebenarnya lebih besar. Selain itu, pertambahan yang patut diperhatikan adalah pertambahan tandoku setai sejak akhir pertengahan tahun 1960-an. Ini bisa menjadi indikasi adanya perubahan di dalam masyarakat ie. Akibat industrialisasi, ruang lingkup keluarga dengan usaha sendiri yang mengalami penyesuaian secara fungsional dalam sistem keluarga tradisional mulai berkurang. Dengan kata lain, keluarga buruh dan keluarga kelas menengah di kota tidak memiliki aset keluarga dan anggotanya harus bekerja sebagai buruh atau pekerja. Bagi keluarga semacam ini, keluarga dengan struktur yang lebih sederhana di mana anggota intinya bergabung karena memiliki perasaan cinta atau kasih sayang satu sama lain, mungkin akan lebih sesuai secara fungsional. Seiring dengan majunya modernisasi, tuntutan yang lebih demokratis di dalam kesadaran warga negara semakin menguat dan bentuk kontrol tiran di dalam keluargaa patrilineal tidak lagi bisa diterima. Di dalam sistem keluarga yang dulu, pasangan suami-istri muda yang telah menikah dilarang untuk hidup bebas. Mereka berharap bisa melepaskan diri dari ketaatan terhadap kepala keluarga dan memiliki rumah tangga yang bebas. Modernisasi memicu kebebasan wanita. Kalau wewenang wanita muda semakin kuat, subordinasi oleh ayah atau ibu mertua yang ada di dalam sistem keluarga tradisional akan mulai menghilang. Khususnya dalam hal pengelolaan keuangan di dalam rumah tangga pasangan muda yang sering dicampuri oleh ayah atau ibu mertua. Keluarga inti sesuai untuk memenuhi tuntutan ini. Sistem keluarga tradisional merupakan sistem yang berfokus pada kelompok, bukan pada individu. Dulu, keinginan pribadi dikorbankan demi eksistensi keluarga. Bahkan kepala keluarga pun lebih memikirkan keberlangsungan keturunannya daripada dirinya sendiri. Di dalam sistem seperti ini, semua anggota keluarga harus melayani demi eksistensi dan keberlangsungan keluarga mereka. Sukar bagi ayah dan anak laki-lakinya untuk tinggal bersama karena banyak tuntutan fungsional di dalam masyarakat industri modern yang melibatkan seringnya berpindah tempat kerja. Apabila dibandingkan dengan hal ini, keluarga inti yang hanya membutuhkan satu orang pencari nafkah dalam hal ini, tidak mempertimbangkan perempuan yang bekerja ternyata lebih sesuai dengan tuntutan fungsional masyarakat industri yang modern.

3.3 Hubungan Kekeluargaan