Ternyata, dalam ketentuan pidana Undang-Undang Paten N0.14 Tahun 2001 tidak menyatakan bahwa pelanggaran Pasal 72 tersebut bukanlah tindak
pidana. Oleh karena kewajiban untuk mendaftarkan perjanjian lisensi menurut pasal 72 tersebut hanyalah sekedar anjuran saja, tidak jelas arah dan sasaran yang
ingin dicapai oleh ketentuan pasal ini.
D. Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah Dilihat dari Segi Kegunaannya
Pelaksanaan paten oleh pemerintah dilakukan apabila pemerintah berpendapat bahwa suatu paten Indonesia sangat penting artinya bagi pertahanan
keamanan negara dan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk kepentingan masyarakat, pemerintah dapat melaksanakan sendiri paten yang
bersangkutan. Hal ini diatur dalam Pasal 99 ayat 1 Undang-Undang No.14 Tahun 2001.
Ketentuan ini bermaksud bahwa kewenangan pemerintah dalam hal ini terbatas hanya apabila paten mempunyai arti yang penting bagi penyelenggaraan
pertahanan keamanan negara. Dengan sendirinya, paten yang dimaksud adalah paten yang diberikan di Indonesia saja. Karena pertahan keamanan negara
menyangkut kepentingan nasional, maka adalah wajar apabila pemerintah diberikan kewenangan untuk melaksanakannya. Masalahnya bukan sekedar
kelangsungan hidup negara atau semakin kuatnya negara dimana paten yang bersangkutan diberikan dan dilindungi, tetapi hal ini juga merupakan salah satu
sisi dari fungsi sosial suatu paten di Indonesia. Namun, bilamana suatu paten atau
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaannya sekedar memiliki kaitan dengan kebutuhan penyelenggaraan pertahanan keamanan negara, tetapi tidak mempunyai artipengaruh yang penting
dan karenanya tidak diperlukan sekali, maka pemerintah tidak perlu melakukan kewenangan ini.
Pelaksanan paten oleh pemerintah ini juga diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah.
Dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2004 dinyatakan bahwa pelaksanaan paten oleh pemerintah dalam hal yang berkaitan dengan pertahanan
keamanan negara mencakup pelaksanaan paten di bidang: a.
Senjata api; b.
Amunisi; c.
Bahan peledak militer; d.
Senjata kimia; e.
Senjata biologi; f.
Senjata nuklir; dan g.
Perlengkapan militer. Pelaksanaan paten oleh pemerintah dalam hal pemerintah berpendapat
bahwa paten tersebut merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2004 dinyatakan mencakup di bidang:
a. Produk farmasi yang diperlukan untuk menanggulangi penyakit yang
berjangkit secara luas; b.
Produk kimia yang berkaitan dengan pertanian; dan
Universitas Sumatera Utara
c. Obat hewan yang diperlukan untuk menanggulangi hama dan penyakit
hewan yang berjangkit secara luas. Dalam Pasal 101 ayat 1 undang-Undang No.14 Tahun 2001 ditentukan
bahwa pemeberitahuan bahwa paten yang bersangkut an akan dilaksanakan oleh pemerintah dilakukan secara tertulis kepada pemegang paten yang bersangkutan
dengan waktu yang secukupnya, setelah mendengar saran dan pendapat pemegang paten yang bersangkutan. Dalam pemberitahuan ini pemerintah harus
mencantumkan: a.
Paten apa yang dimaksudkan disertai nama pemegang paten dan nomornya;
b. Alasan mengapa paten tersebut dilaksanakan oleh pemerintah;
c. Jangka waktu pelaksanaan; dan
d. Hal-hal yang dianggap penting.
Pelaksanaan paten oleh pemerintah dilakukan dengan cara memberikan imbalan yang wajar kepada pemegang paten. Imbalan dalam hal ini lebih berarti
sebagai kompensasi daripada sebagai royalti. Oleh karena itu imbalan yang wajar harus diperhatikan perhitungannya, dilakukan dengan cara yang lazim digunakan
dalam praktek pemberian lisensi, termasuk komponen harga yang bisa digunakan dalam cara perhitungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang