Analisis Usahatani Jagung Analisis Pendapatan Usahatani Jagung dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Desa Kuala, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo)

39

5.2 Analisis Usahatani Jagung

Analisis usahatani dilakukan untuk mengukur apakah suatu usahatani menguntungkan atau tidak. Analisis pendapatan usahatani dapat dilihat dari produksi, penerimaan dan biaya usahatani. Pendapatan kotorusahatani adalah nilai produksi total usahatani jagungdalam jangka waktutertentuyang dijual.Sedangkanpendapatanbersihusahataniadalahselisih antara pendapatankotorusahatanidenganbiayaproduksibiayavariabeldanbiaya tetapyang digunakandalamusahatanijagung.AnalisiskelayakanRCataudikenal sebagaiperbandingannisbah antara penerimaandanbiaya untukmenentukanlayak atautidakusahatani jagung.

5.2.1 Biaya ProduksiUsahatani

Biayaproduksimerupakanpengorbananyang perludilakukanolehpetaniuntuk memperoleh input produksi yang akan digunakan dalam mengelola usahatani untukmenghasilkanoutputproduksi.Biaya produksidalampenelitianiniterdiri daribiayatetapdanbiayavariabelselama umurtanaman 6 bulan.Biayatetappada usahatani jagung pada penelitianiniberupa biaya sewa lahan, biayapenyusutan alat pertanian,dan biaya PBB.Sedangkan biayavariabel berupa biaya bibit,pupuk, obat- obatan, tenaga kerja, sewa traktor, ongkos giling, dan ongkos angkut.Masing- masing komponenbiaya produksiyang dikeluarkanpetanijagungdidaerahpenelitianakan dijabarkan sebagai berikut. BiayaTetap BesarnyabiayaPBBtergantungpadalokasilahan.Semakinjauhdariwilayah kota makaakansemakinmurahbiaya Universitas Sumatera Utara 40 PBB.UntuklahandiKecamatanTigabinanga,biayaPBB sama rata dengannominalsebesarRp18.166 perhektar setiap tahunnya. Tabel5.1Rata-rataBiayaPBB pada PetaniSampelUsahataniJagung No Uraian Luas Lahan Ha Biaya PBB Rp 1 Per Petani 1,18 21. 513 2 Per Ha 1,00 18.166 Sumber : Lampiran 5 Alat-alatpertanianmerupakansarana pentingdalammelaksanakankegiatan usahatani seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan,panen, dan pascapanen. Alat-alat pertanian dalam penelitian ini terdiri dari pompa gendong, mesin babat, garpu, cangkul, beko, dan arit. Tabel5.2 Rata-rataBiayaPenyusutanpadaPetaniSampelUsahataniJagung No Uraian Biaya Penyusutan Rp 1 Per Petani 64.353 2 Per Ha 54.339 Sumber : Lampiran Biaya Variabel Biaya variabel yang termasuk yaitu biaya bibit, biaya pupuk, biaya obat – obatan, biaya tenaga kerja, biaya sewa traktor, biaya PBB, biaya ongkos angkut, biaya ongkos giling. Biaya variabel diperlihatkan pada tabel Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 11. Rata – rata Biaya Variabel pada Petani Sampel Usahatani Jagung No Komponen Per Petani Musim Tanam Per Hektar Musim Tanam Fisik Kg Biaya Rp Fisik Kg Biaya Rp 1 Bibit 19,98 1.156.161 16,87 976.252 2 Pupuk 860.00 3.109.470 726,25 2.625.608 3 Obat-obatan 11,89 584.139 10,04 493.242 4 Tenaga Kerja 4.106.536 3.467.521 5 Sewa Traktor 191.875 162.017 6 Ongkos Angkut 1.328.762 1.121.994 7 Ongkos Giling 794.057 670.495 Sumber : Lampiran 5 Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani responden adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp.4.106.536petanimt dan 3.467.521hamt. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja dapat mencakup seluruh kegiatan budidaya mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyemprotan obat-obatan, sehingga ke panen dan pascapanen. Biaya terbesar kedua adalah biaya pupuk yaitu sebesar Rp.3.109.470petanimt dan Rp.2.625.608hamt. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk urea, pupuk TSP, pupuk phonska, pupuk Kcl, pupuk ZA, pupuk NPK 16-16-16. Biaya terbesar yang dikeluarkan selanjutnya adalah biaya ongkos angkut yaitu sebesar Rp.1.328.762petanimt dan Rp.1.121.994hamt. Komponen biaya lainnya adalah biaya bibit sebesar Rp.1.156.161petanimt dan Rp.976.252hamt. Komponen biaya terbesar selanjutnya adalah ongkos giling yaitu sebesar Rp.794.057petanimt dan Rp.670.495hamt. Biaya obat-obatan sebesar Rp.584.139petanimt dan Rp.493.242hamt, Selanjutnya biaya sewa Universitas Sumatera Utara 42 traktor sebesar Rp.191.875petanimt dan Rp.162.017hamt dan biaya penyusutan alat pertanian sebesar Rp.64.353petanimt dan Rp.54.339mt. Sehingga total biaya usahatani jagung adalah sebesar Rp.12.295.306petanimtdan Rp.10.382.044hamt.

5.2.2 Pendapatan Usahatani Jagung

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya usahatani. Dari Tabel , dapat dilihat pendapatan yang diperoleh petani jagung adalah sebesar Rp.12.803.146petanimt dan Rp.10.810.859hamt.

5.2.3 Analisis Kelayakan Usahatani Jagung

Analisis kelayakan usahatani bertujuan untuk mengukur tingkat kelayakan usahatani jagung didaerah penelitian, apakah usahatani layak untuk diusahakan atau sebaliknya. RC Rasio merupakan alat analisa untuk mengukur tingkat kelayakan tersebut, dimana jika RC rasio 1 maka usahatani layak di usahakan, RC rasio 1 maka usahatani tidak layak diusahakan dan dikatakan impas jika RC rasio = 1. Tabel 12. Distribusi RC Rasio Usahatani Jagung Per Petani No Uraian Satuan Nilai 1 Rata-rata Penerimaan Rp Rp. 25.098.452 2 Rata-rata Pendapatan Rp Rp. 12.803.146 3 RC Ratio 2,03 Sumber : Lampiran 6 Dari tabel 12 diperoleh nilai RC Ratio adalah 2,03. Usahatani jagung di lokasi penelitian adalah usahatani jagung yang layak untuk di usahakan karena RC 1. Universitas Sumatera Utara 43 Maka dapat disimpulkan usahatani jagung di Desa Kuala, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo adalah usahatani yang menguntungkan dan layak diusahakan.

5.3 Nilai Kontribusi Pendapatan Usahatani Jagung terhadap Pendapatan Keluarga