44
BAB III PEMBERIAN DAN PENGAWASAN IZIN TRAVEL IBADAH HAJI
D. Prosedur Pemberian Izin Travel Ibadah Haji Khususnya
Konteks penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia, selain diselenggarakan oleh pemerintah sebagai pihak yang berwenang, sejak dekade 80-an telah muncul
penyelenggara haji swasta yang dikelola oleh Biro Perjalanan Haji BPH. Jemaah haji yang menunaikan haji melalui BPH ini disebut dengan haji khusus, karena
mereka membayar biaya perjalanan ibadah haji yang lebih atau khusus. Dengan adanya penyelenggara haji khusus yang menawarkan fasilitas yang lebih baik,
umat Islam tentu memiliki alternatif untuk menunaikan rukun Islam kelima. Umat Islam bebas memilih berangkat ke tanah suci dengan BPIH biasa atau dengan
BPIH khusus. Dalam konteks ini, tidak ada pemaksaan kepada seseorang untuk menunaikan ibadah haji melalui satu jalan, semuanya diserahkan kepada
kedewasaan berpikir dan kecermatan memilih sarana bagi umat Islam itu sendiri. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila seseorang
menunaikan ibadah haji dengan penyelenggaraan ibadah haji khusus, diantaranya. 1.
Dari segi waktu menjadi lebih efektif dan efisien, dan tentu saja tanpa menafikan kekhusyukan menjalankan ibadah haji;
2. Fasilitas yang disediakan sangat memadai;
3. Tidak perlu mengurus kepentingan untuk kelengkapan ibadah haji sendiri;
dan
Universitas Sumatera Utara
45
4. Pelayanan yang diberikan lebih baik.
46
Pemberian dan pengawasan izin travel ibadah haji Penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu Pasal 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus pada ayat 1 menteri menetapkan izin PIHK, ayat 2 izin PIHK diberikan oleh Direktur Jenderal atas
nama Menteri kepada biro perjalanan setelah memenuhi persyaratan antara lain ; memiliki izin sebagai PPIU yang masih berlaku, memiliki izin usaha, memiliki
nomor Pokok wajib Pajak NPWP, memiliki akta pendirian perseroaan terbatas yang telah disahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, memiliki surat
keterangan domisili perusahaan, memiliki rekomendasi dari instansi pemerintah provinsi yang membidangi pariwisata, memiliki susunan pengurus dan komisaris
perseroan terbatas, memiliki laporan keuangan 1 satu tahun terakhir yang sudah diaudit, menyerahkan uang jaminan sebesar Rp. 500.000.000,- lima ratus juta
rupiah dalam bentuk bank garansi yang diterbitkan oleh bank umum milik Negara dan berlaku selama 3 tiga tahun, telah menyelenggarakan perjalanan
ibadah umroh sekurang-kurangnya selama 3 tiga tahun dengan jumlah jemaah umroh paling sedikit 300 tiga ratus orang dan tidak memiliki catatan negatif
dalam penyelenggaraan ibadah umroh dan ayat 3 Kementerian agama melakukan verifikasi terhadap keabsahan dokumen persyaratan.
47
Untuk dapat menjadi Biro Perjalanan Umrah Penyelenggaran Perjalanan Ibadah UmrahPPIU syarat-syaratnya adalah:
46
Ibid.
47
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus, Pasal 2
Universitas Sumatera Utara
46
1. Telah memperoleh izin sebagai biro perjalanan wisata dari
kementerianinstansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang pariwisata;
2. Telah beroperasi paling singkat 2 dua tahun sebagai biro perjalanan
wisata; 3.
Memiliki kemampuan teknis untuk menyelenggarakan perjalanan Ibadah Umrah yang meliputi kemampuan sumber daya manusia, manajemen,
serta sarana dan prasarana; 4.
Memiliki kemampuan finansial untuk menyelenggarakan perjalanan Ibadah Umrah yang dibuktikan dengan jaminan bank;
5. Memiliki mitra biro penyelenggara Ibadah Umrah di Arab Saudi yang
memperoleh izin resmi dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi; dan 6.
Memiliki komitmen untuk menyelenggarakan perjalanan Ibadah Umrah sesuai dengan standar pelayanan minimum yang ditetapkan oleh Menteri.
Sedangkan untuk memperoleh izin sebagai PPIU:
E. Pengawasan Pemberian Izin Travel Ibadah Haji