75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya didepan, maka pada bab akhir ini dapat ditarik kesimpulan didalam skripsi ini,
yaitu sebagai berikut dibawah ini : 1.
Adapun yang menjadi dasar hokum izin travel ibadah haji khusus Indonesia, diawali pada masa pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu pada
tahun 1922 Volksraad mengadakan perubahan pada pal grims ordanantie yang menetapkan Ordonantie Haji tahun 1922. Kemudian p;ada tahun
1932 Nomor 544 mendapat perubahan pada artikel 22 dengan tambahan artikel 22a menjadikan dasar hukum atau pemberian izin bagi organisasi
bonafide bangsa Indonesia Umat Islam Indonesia untuk mengadakan pelayanan haji dan perdagangan. Kemudian, pada zaman kemerdekaan
adapun dasar atau payung hukum izin travel haji khusus haji adalah : a.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 29 yang menyatakan ayat 1 Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa, ayat 2 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu. b.
Keputusan Menteri Agama No. 6 tahun 1979 tentang penggabungan Urusan Haji Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Ditjen Urusan
Universitas Sumatera Utara
76
Haji yang memiliki dua unit teknis yaitu Direktorat Penyelenggaraan Urusan Haji dan Direktorat Pembinaan Urusan Haji.
c. Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji. d.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang
penyelenggaraan Ibadah Haji. e.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
2. Pemberian dan pengawasan izin travel ibadah haji Penyelenggaraan ibadah
haji khusus yaitu Pasal 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus pada
ayat 1 menteri menetapkan izin PIHK, ayat 2 izin PIHK diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri kepada biro perjalanan setelah
memenuhi persyaratan antara lain ; memiliki izin sebagai PPIU yang masih berlaku, memiliki izin usaha, memiliki nomor Pokok wajib Pajak
NPWP, memiliki akta pendirian perseroaan terbatas yang telah disahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, memiliki surat keterangan
domisili perusahaan, memiliki rekomendasi dari instansi pemerintah provinsi yang membidangi pariwisata, memiliki susunan pengurus dan
komisaris perseroan terbatas, memiliki laporan keuangan 1 satu tahun terakhir yang sudah diaudit, menyerahkan uang jaminan sebesar Rp.
500.000.000,- lima ratus juta rupiah dalam bentuk bank garansi yang
Universitas Sumatera Utara
77
diterbitkan oleh bank umum milik Negara dan berlaku selama 3 tiga tahun, telah menyelenggarakan perjalanan ibadah umroh sekurang-
kurangnya selama 3 tiga tahun dengan jumlah jemaah umroh paling sedikit 300 tiga ratus orang dan tidak memiliki catatan negatif dalam
penyelenggaraan ibadah umroh dan ayat 3 Kementerian agama melakukan verifikasi terhadap keabsahan dokumen persyaratan.
3. Kendala pemberian izin travel ibadah haji berdasarkan Peraturan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus, kurang lengkapnya dokumen-
dokumen pemohon, kurangnya pengetahuan pemohon dalam mengurus izin travel haji khusus.
D. Saran