Latar Belakang Prosedur Pemberian Izin Travel Ibadah Haji Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah menetapkan perintah ibadah sebenarnya merupakan suatu keutamaan yang besar kepada makhluknya, karena apabila direnungkan, hakikat perintah beribadah itu berupa peringatan agar kita menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya. 1 Sama halnya dengan ibadah haji maupun umrah. Ibadah yang mulia tersebut terdapat keutamaan yaitu besarnya pahala yang telah Allah persiapkan bagi kaum muslimin yang melaksanakannya. Ibadah ini dilakukan jika mampu, mampu dalam hal fisik dan materi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, pembinaan terhadap jamaah haji mutlak dilakukan. Hal ini untuk mewujudkan kemandirian jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji sejak pendaftaran hingga pelaksanaan ibadah haji. Untuk membina dan membimbing jamaah haji ini, penyelenggara haji dalam hal ini Departemen Agama harus melibatkan unsur masyarakat. Dengan fenomena meningkatnya jumlah Jemaah haji di Indonesia dan selalu menempati urutan paling atas dibanding negara lain, yaitu lebih dari dua ratus ribu orang pertahunnya.mengingat dengan begitu potensi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji selanjutnya disebut KBIH dan travel agent yang demikian besar dan strategis serta merupakan lembaga yang bergerak di bidang jasa. Dimana usaha jasa nini 1 Sidik Tono, dkk,Ibadah dan Akhlak dalam Islam, Yogyakarta: UII Press, 1998, hal 4-5. Universitas Sumatera Utara 2 yang ditanganinya adalah jasa penyelengaraan ibadah haji dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada jamaah. Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat istitaah, baik secara finansial, fisik, maupun mental. Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan ibadah haji sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disebut UUD 1945, yang menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannnya itu. 2 Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia, melakukan penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya. Saat ini dasar dan payung hukum pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan atas setiap muslim yang mampu. Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang kelima. karena haji merupakan kewajiban, maka setiap orang yang mampu, apabila tidak melakukannya, ia berdosa dan apabila dilakukan dia mendapat pahala. Haji dan umrah hanya diwajibkan sekali seumur hidup. Ini berarti bahwa seseorang telah 2 Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat : 2 Universitas Sumatera Utara 3 melakukan haji yang pertama, maka selesailah kewajibannya. Haji yang berikutnya, kedua, ketiga dan seterusnya, merupakan ibadah sunnah. 3 Haji merupakan sarana dan media bagi ummat Islam untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci setiap tahun. Setiap tahun sebagian kaum muslimin dari seluruh dunia datang untuk menunaikan ibadah haji. Adapun ibadah umrah pada hakikatnya menjadi sarana dan media bagi kaum muslimin untuk beribadah ke tanah suci setiap saat dan waktu. Karena pada saat itu kaum muslimin datang dan menziarahi Ka‟bah untuk melakukan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak hanya tahun pada saat haji, tetapi juga pada setiap saat, ketika orang melakukan ibadah umrah. 4 Haji merupakan salah satu rukun Islam yang kelima yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut. 5 Kewajiban haji dan umrah hanya sekali dalam seumur hidup. 6 Kegiatan ibadah haji dan umrah mempunyai dua sisi yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya yaitu, standar pelaksanaannya saat masih ditanah air dan di makkah. Pada standar pelayanan di tanah air banyak aspek penting yang harus diperhatikan pembinaannya seperti dalam pelayanan jasa pembayaran setoran Ongkos Naik Haji selanjutnya disebut ONH ke bank, pengurusan dokumen haji dan umrah, pemeriksaan kesehatan calon jamaah, 3 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami selut-beluk ibadah dalam islam, Jakarta : Prenada Media, 2003, hal 227 . 4 Ibid. 5 Departemen Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, Hikmah Ibadah Haji, Jakarta, 2003, hal 4 6 Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baaz, Haji, Umrah dan Ziarah berdasarkan tuntunan Al- Qur’an dan As-Sunnah,Jakarta: CV. Firdaus, 1993, hal 5. Universitas Sumatera Utara 4 bimbingan manasik, materi bimbingan, metode dan waktu bimbingan, penyediyaan perlengkapan, dan konsultas keagamaan. Sedangkan setandar pelayanan ibadah haji dan umrah di tanah suci adalah pelayanan akomodasi, transportasi, konsumsi, kesehatan, serta bimbingan ibadah haji dan umrah. Pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji tiap tahun di Indonesia ditentukan oleh kuota yang telah diberikan oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi, setelah pemerintah Republik Indonesia mempunyai pemberangkatan ibadah haji maka kuota tersebut dibagi secara proposional dan adil sesuai dengan jumlah propinsi dan banyaknya calon jemaah haji yang terdaftar dalam daftar tunggu pemberangkatan haji. Warga negara Indonesia yang berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji, sebagai langkah awalnya harus melakukan pendaftaran haji melalui Kementerian Agama atau perwakilannya di tiap kabupatenkota sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan. Setelah calon jamaah haji melakukan pendaftaran untuk melaksanakan ibadah haji, maka calon jamaah haji tersebut mendapatkan nomor urut pendaftaran pemberangkatan ibadah haji. Penyelenggaraan ibadah haji khusus adalah penyelenggaraan ibadah haji khusus yang pelayanan, pengelolaan dan pembiayaannya bersifat khusus. Pelayanan dan pelaksanaan ibadah haji khusus tersebut meliputi waktu pelaksanaan, akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan dan bimbingan ibadah haji. Berbeda dengan penyelenggaraan ibadah haji reguler yang tanggung jawab dan pelaksanaanya adalah pemerintah melalui Kementerian Agama untuk Universitas Sumatera Utara 5 penyelenggaraan ibadah haji khusus ini yang menyelenggarakan adalah Penyelenggara Ibadah Haji Khusus PIHK. 7 Penyelenggara ibadah haji khusus adalah biroperjalanan yang telah mendapat izin menteri untuk menyelenggarakan ibadah haji khusus. 8 Biro perjalanan yang telah mendapatkan izin menteri terkait tersebut harus berbentuk badan hukum baik berupa PT atau setidak-tidaknya CV. Biro perjalanan yang telah berbentuk badan hukum tersebut selanjutnya melakukan pendaftaran sebagai biro perjalanan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Untuk dapatnya menyelenggarakan ibadah haji khusus, penyelenggara ibadah haji khusus harus memenuhi persyaratankriteria yang telah ditentukan oleh Kementerian Agama sesuai dengan yang diamanatkan dalam Pasal 35 ayat 4 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, yaitu : a. Telah memperoleh izin sebagai PPIU oleh menteri; b. Telah menyelenggarakan ibadah umroh paling singkat selama 3 tiga tahun dan memberangkatkan jamaah umroh paling sedikit 300 tiga ratus orang; c. Memiliki kemampuan teknis menyelenggarakan ibadah haji khusus yang meliputi kemampuan sumber daya manusia,sarana dan prasarana dan manajemen; 7 Pasal 3 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. 8 Pasal 1 angka 8 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Universitas Sumatera Utara 6 d. Memiliki kemampuan finasial untuk menyelenggarakan ibadah haji khusus yang dibuktikan dengan jaminan bank; dan e. Memiliki komitmen untuk menyelengarakan ibadah haji khusus sesuai dengan peraturan perundang-undangan, standart pelayanan yang telah ditetapkan oleh menteri dan ketentuan pemerintah kerajaan Arab Saudi; 9 Seperti yang sudah diketahui, bahwa minat Ibadah Umroh jamaah asal Indonesia adalah yang terbanyak di seluruh penjuru dunia. Hal inilah yang menyebabkan banyak sekali penyelenggara Umroh atau travel baru bermunculan menyambutnya. Tiap tahun bertambah puluhan Travel Umroh baru, baik itu yang memiliki izin resmi maupun yang sifatnya konsorsium dengan Travel Umroh lainnya. 10 Karena sepanjang tahun animo umat Islam untuk berhaji tidak pernah surut, peserta program dana talangan makin banyak bahkan pada bulan-bulan Ramadhan-Syawal, banyak yang mendaftar Umroh. Tidak heran jika pada daerah tertentu yang animo umat Islamnya untuk berhaji atau berumroh sangat tinggi, antrian daftar tunggu haji sudah mencapai 12-13 tahun sehingga banyak jamaah yang lebih memilih Haji Khusus atau Umroh yang mana mereka tidak perlu menunggu terlalu lama. Banyak permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan ibadah haji akibat sosialisasi kebijakan pemerintah yang kurang baik, diantaranya kasus terjadinya jama‟ah haji waiting list pada tahun 1995, dimana jama‟ah haji yang terdaftar sebanyak 231.000 orang yang melebihi kuota yang diberikan sebanyak 195.000 orang. Kuota tersebut telah ditetapkan oleh Organisasi Konferensi Islam 9 Ibid, Pasal 1 angka 8 PP Nomor 79 tahun 2012. 10 http:www.okezone.coreadnews20121115173441976 diakses pada tanggal 21 Agustus 2015. Universitas Sumatera Utara 7 OKI di Amman, Jordania tahun 1987 sebesar 1 per mil dari jumlah penduduk muslim suatu negara. 11 Tingkat kenaikan yang sangat tinggi ini tidak terdeteksi secara dini karena sistem pendataan, pelaporan dan monitoring masih menggunakan sistem manual yang lambat dan konvensional, karenapada saat itu dilakukan dengan telepon, faksimili, dan hard copy berupa daftar nominatif yang dikirim secara berkala melalui pos atau kurir. 12 Berbekal pengalaman tersebut, pemerintah melakukan kaji ulang terhadap sistem penyelenggaraan haji secara keseluruhan, baik dari aspek perencanaan, pendataan, operasional manajerial, sumber daya manusia, dan perkembangan teknologi informasi. Berdasarkan latar belakang diatas merasa tertarik memilih judul Prosedur Pemberian Izin Travel Ibadah Haji Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.

B. Perumusan Masalah