Komposisi dewan dikenal sebagai “proporsi dewan komisaris dari luar perusahaan terhadap jumlah total dewan komisaris Haniffa
and Cooke, 2002 dalam Ezat dan Masry, 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Beasley 1996 dan Dechow, et al 1996 dalam
Femiarti 2012:30 menyatakan bahwa independensi Dewan Komisaris berhubungan negatif dengan kemungkinan terjadinya
financial fraud.Dengan demikian dapat dirumuskan:
BDIND =
∑ komisaris independen ∑anggota dewan komisaris
3.6.2.3 Rapat Dewan Komisaris X3
Keefektifan dari dewan dapat dipengaruhi oleh frekuensi meeting, frekuensi rapat yang tinggi dapat menghasilkan monitoring
yang lebih baik. Dalam penelitian ini, frekuensi rapat dewan komisaris diukur dengan jumlah meeting yang diselenggarakan
selama satu tahun .Yatim,2009 dalam Yudiati 2011:42 Diukur dari jumlah pertemuan yang dilakukan oleh dewan
komisaris. Conger et al. 1998:12 menyatakan bahwa pertemuan dewan yang lebih banyak dapat meningkatkan efektivitas dari dewan
komisaris.
3.6.2.4 Reputasi AuditorX4
Untuk mengukur reputasi auditor dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy BIG4. Angka 1 apabila auditor
perusahaan tersebut memiliki afiliasi dengan Big 4 dan 0 apabila tidak berafiliasi. Menurut Doyle, et al. 2006:32 perusahaan yang
ukurannya kecil dan profit yang relatif kecil memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah pengendalian internal
dibandingkan perusahaan besar dan profitnya banyak. Di satu sisi, perusahaan yang mengalami masalah
pengendalian internal memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menggunakan BIG4 karena keterbatasan sumber daya keuangan.
Kemungkinan yang lain adalah perusahaan tersebut dihindari oleh auditor BIG 4 karena dinilai terlalu berisiko dan akan menimbulkan
risiko litigasi bagi auditor. Reputasi auditor ditunjukkan dengan apakah suatu perusahaan
menggunakan Kantor Akuntan Publik KAP sebagai auditor eksternalnya yang tergabung dalam KAP Big Four yang merupakan
suatu kelompok KAP internasional. Dalam penelitian ini, reputasi auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana
perusahaan yang menggunakan auditor eksternal yang tergabung dalam Big Four diberi nilai satu 1, dan sebaliknya diberikan nilai
nol 0 Subramaniam, et al., 2009 dalam Yudiati 2011:47.
3.6.2.5 Ukuran PerusahaanX5
Peningkatan ukuran perusahaan cenderung membuat pemantauan menjadi lebih luas dan meningkatkan kebutuhan
mekanisme pengendalian perusahaan Tao dan Hutchinson, 2011dalam Wiradharma,2013:40. Doyle, et al 2006:26 menyatakan
bahwa rendah dan tingginya pertumbuhan perusahaan kemungkinan memiliki masalah pengendalian internal.
Wallace dan Kreutsfeldt 1991 dalam Femiarti2012:30 mengidentifikasi ukuran perusahaan sebagai salah satu dari
karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan untuk membentuk suatu mekanisme pengendalian internal. Oleh karena itu,
perusahaan akan membentuk komite khusus untuk menangani masalah pengendalian internal.
Ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ukuranperusahaan = Ln Total Asset 3.6.2.6
Pertumbuhan PenjualanX6
Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami kelemahan
pengendalian internalWaharini, 2011:54. Diukur dari pertumbuhan penjualan dalam pada suatu periode dibandingkan dengan periode
sebelumnya. Apabila jumlah persentase hasil dari growth tersebut jumlahnya besar maka perusahaan tersebut meningkat penjualannya.
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai
elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi
pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya
seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan
membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode
sebelumnya.
Pertumbuhan Penjualan =
St−St−1 ��−1
x 100
Ket: St = penjualan pada tahun ke t St-1 = penjualan pada periode sebelumnya
Tabel 3.2 DefinisiOperasional dan Teknik Pengukuran Variabel
Variabel Definisi operasional
Indikator Skala
Pengukuran
x dan y
Kelemahan Risk management, Training,
Dengan mengukur Ordinal
Pengendalian dan etika bisnis
apakah terdapat menggunakan
Internal Y manajemen resiko
Variabel dummy pelatihan dan etika
bisnis
Rapat Perusahaan dengan pertemuan Jumlah pertemuan
Nominal komite audit
anggota komite audit yang komite audit selama
mengklasifikasi X1
lebih sering memiliki satu tahun
-kan sebuah
kemungkinan yang lebih kecil Objek
mengalami kelemahan pengendalian internal
Independensi Perusahaan dengan anggota
∑komisi independen Nominal
Dewan BoD yang independen
Dibagi dengan ∑
mengklasifikasi Komisaris
memiliki kemungkinan yang Anggota dewan
-kan sebuah X2
lebih kecil mengalami Komisaris
Objek kelemahan pengendalian
Internal Rapat Dewan
Perusahaan dengan pertemuan Pertemuan yang Nominal
Komisaris BoD yang lebih sering
dilakukan oleh Board mengklasifikasi
X3 memiliki kemungkinan yang
of Director BoD -kan sebuah
lebih kecil mengalami selama satu tahun.
Objek kelemahan pengendalian
Lanjutan Tabel 3.2
Internal Reputasi
auditor Perusahaan yang menggunakan
Perusahaan tersebut Ordinal
X4 auditor darithe BIG 4
menggunakan auditor merupakan
memiliki kemungkinan yang dari the BIG4.Apabila
Variabel dummy
lebih kecil mengalami Ya=1 begitu
kelemahan pengendalian Sebaliknya bila
tidak=0 Internal
Ukuran Perusahaan dengan ukuran
Ln Total Asset Nominal
perusahaan yang kecil memiliki
mengklasifikasi X5
kemungkinan yang lebih tinggi -kan sebuah
untuk mengalami kelemahan Objek
pengendalian internal
Pertumbuhan Perusahaan dengan
x 100 Rasio
Penjualan pertumbuhan yang tinggi
Hasil
X6 memiliki kemungkinan yang
Pengukuran lebih tinggi untuk mengalami
Dapat kelemahan pengendalian
Dibandingkan Internal
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis ini berisi tentang jenis atau analisis dan mekanisme penggunaan alat analisis dalam penelitian.Selain itu juga terdapat penjelasan
mengenai alasan penggunaan alat analisis tersebut, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pengujian asumsi dari alat atau teknik analisis tersebut.
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSSStatistical Product and
Services Solution. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi dari suatu data. Deskripsi tersebut dapat
dilihat dari nilai rata-ratamean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewnesskemencengan distribusi.
Analisis statistik deskriptif digunakan hanya untuk penyajian dan penganalisaan data yang disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas
keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Penelitian ini