commit to user 28
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas Tika, 1997: 32. Pada penelitian ini yang dimaksud populasi
adalah pengunjung, pengelola, dan masyarakat sekitar Obyek Wisata Ketep Pass. Mardailis 2002: 55 berpendapat bahwa “Sampel adalah sebagian dari
seluruh individu yang menjad i obyek penelitain”. Tujuan penentuan sampel untuk
mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan untuk menarik generalisasi dari hasil penyelidikan. Dalam menentukan sampel hendaknya
dipenuhi syarat-syarat utama dalam menentukannya didalam penelitian, artinya bahwa sampel yang digunakan harus dapat mewakili populasi yang telah
dikemukakan. Pengambilan sampel untuk pengunjung dan masyarakat sekitar
menggunakan sampel acak berstrata stratified random sampling , sedangkan untuk pengelola obyek wisata menggunakan sampel purposif.
F. Analisis Data
Dalam penelitian ini untuk mengetahuin potensi obyek wisata Ketep Pass digunakan teknik analisis skoring dan klasifikasi, untuk mengetahui usaha
pengembangan obyek wisata Ketep pass digunakan teknik analisis SWOT. Analisis data tersebut dimulai dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pemilihan indikator penelitian
Pemilihan indikator ini diperoleh dari penelitian sejenis kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi kepariwisataan obyek wisata
Ketep pass. 2.
Analisis skoring Analisis skoring menggunakan 4 variabel yaitu daya tarik obyek wisata,
aksesibilitas, fasilitas dasar, fasilitas pendukung.Nilai skor ditentukan untuk membedakan pengaruh antara beberapa kriteria penilaian dari satu variabel
penelitian yang digunakan, sedangkan bobot yang diberikan untuk membedakan besar pengaruh antar variabel.
commit to user 29
Nilai masing-masing krieria tinggal memilih salah satu angka yang terdapat di dalam tabel yang sudah ada sesuai dengan potensi dan kondisi lokasi. Nilai
tertinggi menunjukkan bahwa kriteria tersebut merupakan faktor pendukung yang potensial untuk dikembangkan di lokasi itu. Sedangkan nilai terendah
merupakan kriteria yang menjadi faktor penghambat. Selanjutnya parameter dan skor yang digunakan dalam variabel tersebut
dibuat dan disesuaikan dengan obyek wisata Ketep pass sehingga parameter yang digunakan bersifat lokasional, artinya parameter dan skor ini hanya
valid digunakan untuk obyek wisata Ketep Pass. Penilaian potensi obyek wisata digunakan kriteria dan asumsi sebagai
berikut: d.
Daya Tarik Obyek Wisata Daya tarik obyek wisata merupakan modal utama dalam pengembangan
obyek wisata. Untuk menilai variabel ini digunakan beberapa parameter seperti yang dijelaskan Sugiyanto 2004.
Variabel daya tarik diberi bobot angka tertinggi yaitu 4 karena daya tarik memberikan pengaruh yang besar terhadap kunjungan wisatawan. Masing-
masing parameter diberi skor berbeda sesuai fungsinya dalam menarik wisatawan.
Tabel 5. Parameter Daya Tarik Obyek Wisata
Variabel Faktor
Kriteria Skor Bobot
Daya tarik obyek
wisata Tingkat
keunikankelangkaan Tingkat lokal
10 4
Tingkat regional 15
4 Tingkat nasional-internasional
20 4
Nilai obyek
wisata rekreasi,
pengetahuan, kepercayaanreligius,
kebudayaan Hanya ada 1 obyek
3 4
Ada 2 nilai obyek 6
4 Ada 3 nilai obyek
9 4
Ketersediaan lahan
untuk rekreasi
bersantai, bermain,
berolah raga, hiking Tidak tersedia
1 4
Hanya ada 1 lahan untuk bersantai 3
4 Tersedia 2 lahan untuk bersantai
6 4
Kondisi fisik
obyek wisata secara umum
Obyek wisata mengalami kerusakan dominan 1
4 Obyek wisata mengalami sedikit kerusakan
3 4
commit to user 30
Obyek wisata tidak mengalami kerusakan dominan
6 4
Sumber : Sugiyanto 2004 dengan modifikasi e.
Aksesibilitas Aksesibilitas adalah kemudahan daya jangkau obyek wisata. Kemudahan
pencapaian dan kualitas aksesibilitas merupakan salah satu faktor utama untuk menarik kunjungan wisatawan. Menurut Sugiyanto 2004, faktor yang
mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak, kondisi jalan, dan kendaraan menuju obyek. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
Variabel aksesibilitas diberi bobot 3 karena aksesibilitas merupakan hal penting dalam pertimbangan wisatawan untuk berkunjung.
Tabel 6. Parameter Aksesibilitas Variabel
Faktor Kriteria
Skor Bobot
Aksesibilitas Jarak
Jarak dari
ibukota kabupaten
menuju obyek 15 km
3 3
Jarak dari ibukota menuju obyek 5- 15 km
6 3
Jarak dari
ibukota kabupaten
menuju obyek 5 km
9 3
Kondisi jalan Jalan tanahsetapak
3 3
Jalan berbatu
6 3
Jalan aspal
9 3
Kendaraan menuju
obyek Jalan kaki
3 3
Roda 2 - roda 4 pribadi
6 3
Umum roda 4
9 3
Sumber : Sugiyanto 2004 dengan modifikasi f.
Amenitas Fasilitas dasar
Fasilitas dasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan wisata karena fasilitas ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
commit to user 31
dasar bagi setiap obyek wisata. Yang dimaksud fasilitas dasar antara lain : warung makan, MCK, dan akomodasi.
Unsur yang digunakan dalam menilai kriteria ini didasarkan pada jumlah fasilitas dasar yang berada di sekitar obyek wisata.
Penilaian kriteria fasilitas dasar diberi bobot 2 karena pengaruh fasilitas dasar terhadap kedatangan pengunjung lebih kecil dibanding faktor daya tarik dan
aksesibilitas.
Tabel 7. Parameter Fasilitas Dasar
Varibel Parameter
Kriteria Skor
Bobot
Faslitas Dasar
Warung makan
Tidak ada sama sekali 1
2 Jika hanya ada 1-3 unit
3 2
Jika tersedia 4 unit 6
2
MCK Tidak ada sama sekali
1 2
Jika hanya ada 1-3 unit 3
2 Jika tersedia 4 unit
6 2
Akomodasi Belum ada sama sekali
1 2
Jika hanya ada 1-3 unit 3
2 Jika tersedia 4 unit
6 2
Sumber : Sugiyanto 2004 dengan modifikasi Fasilitas pendukung
Peran fasilitas pendukung adalah untuk menunjang kemudahan dan kenikmatan pengunjung. Yang termasuk fasilitas pendukung adalah : listrik,
tempat ibadah, wartel, dan tempat parkir. Penilaian kriteria fasilitas pendukung diberi bobot 1 karena fasilitas
pendukung merupakan hal yang menjadi pendukung saja dalam menarik wisatawan untuk berkunjung.
Tabel 8. Parameter Fasilitas Pendukung
Variabel Parameter
Kriteria Skor
Bobot Listrik
Belum terjangkau sama sekali 1
1 Sudah terjangkau namun sebagian
3 1
commit to user 32
Fasilitas pendukung
Terjangkau dengan baik 6
1 Tempat ibadah
Belum tersedia sama sekali 1
1 Tersedia namun kurang terawatt
3 1
Tersedia dengan kondisi baik 6
1 Wartel
Belum tersedia sama sekali 1
1 Terdapat 1-2 unit
3 1
Tersedia 3 unit 6
1 Tempat parker
Belum tersedia sama sekali 1
1 Tersedia dengan area yang sempit
3 1
Tersedia cukup luas 6
1
Sumber : Departemen Kehutanan dengan modifikasi.
Besarnya nilai masing-masing variabel merupakan jumlah skor dari masing-masing kriteria setelah dikalikan bobotnya. Untuk menentukan klasifikasi
potensi obyek wisata, keempat variabel tersebut dijumlah skornya. Total skor dari seluruh variabel yang telah diukur kemudian diklasifikasikan.pengklasifikasian ini
dimaksudkan untuk mengetahui obyek wisata termasuk kategori potensial tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan metode klas interval sebagai berikut:
I = a
− b n
Keterangan: I = interval klas
a = nilai skor tertinggi = X1 x 4 + X2 x 3 + X3 x 2 + X4 x 1 b = nilai skor terendah = Y1 x 4 + Y2 x 3 + Y3 x 2 + Y4 x 1
n = jumlah klas X1, X2 = skor tertinggi pada variabel 1, skor tertinggi pada variabel 2, dst.
Y1, Y2 = skor terendah pada variabel 1, skor terendah pada variabel 2, dst.
3. Analisis SWOT dan arah pengembangan
Analisis SWOT Strength, weakness, opportunities, threats merupakan analisis yang cukup baik, efektif dan efisien serta sebagai alat yang cepat
dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal program-program inovasi baru dalam kepariwisataan.
commit to user 33
Kebijakan yang dapat mempengaruhi kerja pariwisata dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kebijakan eksternal dan internal. Kondisi kebijakan
eksternal menyangkut kendala yang berasal dari luar lingkungan pariwisata yang potensial dapat menghambat kerja kebijakan pariwisata. Sedangkan
kondisi kebijakan internal menyangkut aspek kepariwisataan yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kepariwisataan.
Makna analisis SWOT adalah apapun cara dan tindakan yang diambil, proses pembuatan keputusan harus mengandung dan mempunyai prinsip-prinsip
mengembangkan kekuatan,
meminimalkan kelemahan,
menangkap kesempatan, dan menghilangkan ancaman.
G. Prosedur Penelitian