Deskripsi Daerah Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Letak, Luas, dan Batas Kecamatan Sawangan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Magelang. Secara astronomis Kecamatan Sawangan terletak antara 110 15’ 15” BT – 110 28’ 39” BT dan 7 30’ 39” LS – 7 30’ 45” LS. Kecamatan Sawangan dibatasi oleh:  Sebelah Utara : Kecamatan Pakis  Sebelah Timur : Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali  Sebelah Selatan : Kecamatan Dukun  Sebelah Barat : Kecamatan Mungkid Secara administrasi Kecamatan Sawangan terdiri dari 15 Desa. Desa terluas adalah Desa Wonolelo dengan luas 12,35 Km 2 , desa tersempit adalah Desa Mangunsari dengan luas 2,67 Km 2 . Luas masing-masing desa di Kecamatan Sawangan adalah sebagai berikut: Tabel 9. Luas Kecamatan Sawangan Tahun 2008 No Desa Luas Km 2 1 Gondangwangi 3,97 5,48 2 Sawangan 3,57 4,93 3 Mangunsari 2,67 3,68 4 Tirtosari 2,95 4,08 5 Podosoko 5,7 7,88 6 Butuh 6,15 8,50 7 Krogowanan 3,02 4,17 8 Kapuhan 4,32 5,97 9 Gantang 4,42 6,11 10 Jati 5,17 7,14 11 Soronalan 3,96 5,47 12 Wulunggunung 3,32 4,59 13 Ketep 4,18 5,78 14 Wonolelo 12,35 17,06 15 Banyuroto 6,62 9,15 Jumlah 72,37 100 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2008 commit to user 37 2. Keadaan Iklim Curah hujan berpengaruh dalam penentuan tipe iklim suatu daerah. Besar kecilnya hujan diketahui melalui pengukuran dari stasiun pengukuran curah hujan di Kecamatan Sawangan dalam waktu sepuluh tahun terakhir 2000-2009. Tabel 10. Data Curah Hujan di Kecamatan Sawangan Periode 2000-2009. Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Magelang dan Hasil Perhitungan Schmidt dan Fegusson menentukan tipe curah hujan berdasarkan nilan Q dan menggolongkan tiga tipe bulan, yaitu: 1 Bulan basah, yaitu bulan yang curah hujannya lebih besar 100 mm perbulan. Bulan lembab, yaitu bulan yang curah hujannya antara 60-100 mm perbulan. Bulan Curah Hujan mm Rata- rata mm 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Januari 352 303 254 572 306 337 247 81 274 736 346,2 Februari 347 327 182 469 289 448 446 421 284 553 376,6 Maret 446 405 305 546 268 864 221 463 650 218 438,6 April 146 159 118 115 147 231 289 540 277 1446 346,8 Mei 77 173 138 74 210 322 66 29 267 135,6 Juni 52 29 33 70 16 94 17 70 158 88 62,7 Juli 40 12 75 312 17 45,6 Agustus 25 3 4 3,2 September 24 8 22 196 25 Oktober 329 31 82 61 206 60 298 72 113,9 November 243 158 468 549 189 223 425 609 678 492 403,4 Desember 270 408 751 402 117 816 232 996 407 304 470,3 Bulan kering 4 5 5 3 3 2 5 3 4 3 3,7 Bulan lembab 1 3 2 1 4 2 1,3 Bulan basah 7 7 7 6 7 9 7 5 8 7 7,0 commit to user 38 1 Bulan kering, yaitu bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm perbulan. Q = Rata −rata bulan kering Rata −rata bulan basah 100 Dari rumus tersebut maka dapat dihitung nilai Q untuk daerah Kecamatan Sawangan. Berdasarkan data curah hujan pada tabel 8 diketahui rata-rata bulan kering 3,7 dan rata-rata bulan basah 7,0 sehingga nilai Q adalah: Q = 3,7 7,0 100 = 52 Berdasarkan nilai Q tersebut maka Kecamatan Sawangan termasuk dalam zona agak basah fairly wet. Tabel 11. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson Zona Nilai Q Kondisi Iklim A 0 ≤ Q 14,3 Sangat basah very wet B 14,3 ≤ Q 33,3 Basah wet C 33,3 ≤ Q 60,0 Agak basah fairly wet D 60,0 ≤ Q 100,0 Sedang fair E 100,0 ≤ Q 167,0 Agak kering fairly dry F 167,0 ≤ Q 300,0 Kering dry G 300,0 ≤ Q 700 Sangat kering very dry H 700,0 Q ≥ Luar biasa kering extremely dry commit to user 39 Gambar 2. Diagram Tipe Curah Hujan Daerah Penelitian Menurut Schmidth dan Fergusson Jumlah rata-rata bulan basah Juml ah ra ta -r ata bula n k ering 12 11 10 9 8 7 6 4 3 2 1 7,0 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Nilai Q 700 300 157 100 60 33,3 14,3 3,7 ; 7,0 7.0 3,7 H G D B A E C 5 commit to user 40 3. Keadaan Penduduk a. Jumlah, Persebaran, dan Kepadatan Penduduk Penduduk menjadi pendukung utama dalam kegiatan pariwisata, tanpa dukungan penduduk, pariwisata tidak akan berjalan. Jumlah penduduk di Kecamatan Sawangan adalah 55.327 jiwa yang terdiri dari 27.417 jiwa penduduk laki-laki, dan 27.910 jiwa penduduk perempuan. Luas Kecamatan Sawangan adalah 72,37 Km 2 dengan jumlah penduduk 55.327 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayahnya maka kepadatan penduduk di Kecamatan Sawangan adalah 764,50 jiwaKm 2 . Untuk mengetahui jumlah, persebaran, dan kepadatan tiap-tiap desa di Kecamatan Sawangan dapat dilihat pada tabel 10. Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa Desa Gondangwangi mempunyai kepadatan tertinggi yaitu 1462 jiwaKm 2 dan Desa Butuh mempunyai kepadatan terendah, yaitu 503 jiwaKm 2 . Tabel 12. Distribusi Kepadatan Penduduk di Kecamatan Sawangan No Desa Luas wilayah Km 2 Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk jiwaKm 2 1 Gondangwangi 3,97 5.804 1462,0 2 Sawangan 3,57 4.711 1319,6 3 Mangunsari 2,67 2.969 1112,0 4 Tirtosari 2,95 2.962 1004,1 5 Podosoko 5,7 4.893 858,4 6 Butuh 6,15 3.097 503,6 7 Krogowanan 3,02 3.772 1249,0 8 Kapuhan 4,32 3.412 789,8 9 Gantang 4,42 3.251 735,5 10 Jati 5,17 3.621 700,4 11 Soronalan 3,96 2.224 561,6 12 Wulunggunung 3,32 2.137 643,7 13 Ketep 4,18 2.270 543,1 14 Wonolelo 12,35 6.375 516,3 15 Banyuroto 6,62 3.829 578,4 Jumlah 72,37 55.327 764,50 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2008 commit to user 41 b. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk merupakan gambaran susunan penduduk berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama. 1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin digunakan untuk mengetahui struktur penduduk, penduduk usia produktif, usia non produktif, dan angka ketergantungan. Tabel 13. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin No Kelompok Umur Penduduk Jumlah Laki-laki Perempuan 1 – 4 2.497 2.346 4.843 2 5 – 9 2.989 2.765 5.754 3 10 – 14 2.853 2.625 5.478 4 15 – 19 2.279 2.094 4.373 5 20 – 24 1.616 1.873 3.489 6 25 – 29 2.741 3.013 5.754 7 30 – 34 2.549 2.624 5.173 8 35 – 39 2.303 2.206 4.509 9 40 – 44 1.782 1.871 3.653 10 45 – 49 1.754 1.897 3.651 11 50 – 54 1.125 1.257 2.382 12 55 – 59 932 1.034 1.966 13 60 – 64 852 894 1.746 14 65 – 69 520 557 1.077 15 70 – 74 329 441 770 16 75 + 296 413 709 Jumlah 27.417 27.910 55.327 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2008 Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui besarnya angka ketergantungan Dependency Ratio di daerah penelitian. Menurut Kusumowisudho 2000: 209 besarnya angka ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut: �� = P0 − 14 + P 65 P15 − 64 × 100 DR = Dependency Ratio Angka Ketergantungan P = Penduduk K = Bilangan Konstan yang Besarnya 100 commit to user 42 Dari rumus tersebut dapat diketahui besarnya angka ketergantungan di Kecamatan Sawangan adalah: �� = 16075 + 2556 36696 × 100 = 50,77 = 51 Besarnya angka ketergantungan adalah 51, artinya setiap 100 penduduk yang produktif harus menanggung beban ekonomi sebesar 51 penduduk yang tidak produktif. 2 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat digunakan untuk mengukur keadaan sosial ekonomi penduduk. Tabel 14. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah 1 Petani Sendiri 20240 46,28 2 Buruh Tani 10633 24,32 3 Pengusaha 123 0,28 4 Buruh Industri 1376 3,15 5 Buruh Bangunan 953 2,18 6 Pedagang 749 1,71 7 Angkutan 238 0,54 8 PNS, TNIPOLRI 562 1,29 9 Pensiunan 331 0,76 10 Lain-lain 8525 19,49 Jumlah 43730 100 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2008 commit to user 43

B. Hasil Penelitian

1. Penilaian Potensi Wisata Ketep Pass Penilaian variabel penelitian obyek wisata untuk menghasilkan suatu analisis yang matematis maka pengamatan yang semula bersifat kualitatif kemudian dikonversikan ke dalam angka matematis dengan metode skoring. Metode skoring ini menggunakan 4 variabel yaitu variabel daya tarik obyek, variabel aksesibilitas, variabel fasilitas dasar, variabel fasilitas pendukung. Tiap variabel diberi bobot bebeda untuk membedakan besar pengaruh tiap variabel dalam menarik wisatawan. Nilai skor ditentukan untuk membedakan pengaruh antara beberapa kriteria dalam suatu variabel penelitian. Hasil penilaian variabel penelitian adalah sebagai berikut: a. Penilaian Variabel Daya Tarik Obyek Wisata Daya tarik obyek wisata Ketep Pass adalah keindahan alam di sekitar Gunung Merapi dan Merbabu, selain itu juga ada Ketep Volcano Theatre dan Ketep Volcano Center sebagai andalan wisata di Ketep Pass. Variabel daya tarik obyek wisata mempunyai pengaruh paling besar dalam menarik wisatawan, oleh karena itu variabel ini diberi bobot tertinggi yaitu 4. Penilaian variabel daya tarik wisata disajikan dalam tabel berikut. Tabel 15 . Penilaian Variabel Daya Tarik Wisata No Parameter Hasil observasiwawancara skor bobot Skor x bobot 1 Tingkat keunikamkelangkaan Mempunyai tingkat keunikan regional 15 4 60 2 Nilai obyek wisata rekreasi, pengetahuan, kepercayaanreligius, kebudayaan Mempunyai 2 nilai obyek wisata yaitu:  Rekreasi adanya keindahan alam  Pengetahuan adanya Ketep Volcano Theatre dan Ketep Volcano Center 6 4 24 3 Ketersediaan lahan intuk rekreasi bersantai, bermain, berolahraga, hiking Tersedia ≥2 lahan untuk bersantai, terdapat gazebo yang tersebar diseluruh obyek wisata Ketep Pass 6 4 24 4 Kondisi fisik obyek wisata secara umum Dari hasil observasi, kondisi fisik obyek wisata Ketep Pass tidak mengalami kerusakan dominan 6 4 24 Jumlah 132 commit to user 44 b. Penilaian Variabel Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan komponen yang penting dalam kegiatan kepariwisataan karena tanpa kualitas aksesibilitas yang baik maka wisatawan akan kesulitan berkunjung ke suatu obyek wisata. Penilaian variabel aksesibilitas menggunakan 3 parameter yaitu jarak, kondisi jalan, dan kendaraan menuju obyek. Variabel aksesibilitas diberi bobot 3. Penilaiannya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Penilaian Variabel Aksesibilitas No Parameter Hasil observasiwawancara skor bobot Skor x bobot 1 Jarak Jarak dari ibukota kabupaten menuju obyek 15 km 3 3 9 2 Kondisi jalan Dari hasil observasi, jalan menuju Ketep Pass merupakan jalan aspal 9 3 27 3 Kendaraan menuju obyek Umum roda 4 9 3 27 Jumlah 63 c. Penilaian Variabel Fasilitas Dasar Fasilitas dasar berfungsi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di obyek wisata. Dalam penelitian ini ada 3 fasilitas dasar yang dinilai yaitu warung makan, MCK, akomodasi. Fasilitas dasar mempunyai pengaruh lebih kecil terhadap kunjungan wisatawan dibanding faktor daya tarik dan aksesibilitas. Variabel fasilitas dasar diberi bobot 2. Penilaiannya disajikan dalam tabel berikut. Tabel 17. Penilaian Variabel Fasilitas Dasar No Parameter Hasil observasiwawancara skor Bobot Skor x bobot 1 Warung makan tersedia 4 unit 6 2 12 2 MCK tersedia 4 unit 6 2 12 3 Akomodasi ada 1-3 unit 3 2 6 Jumlah 30