Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan pengumpulan data pada bulan Agustus 2016 di Klinik Mahdarina Pasar IV Padang Bulan Kecamatan Medan Selayang.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dijabarkan mulai dari deskripsi karakteristik responden, dan deskripsi kecemasan orangtua dalam menghadapi kelahiran anak pertama di Klinik Mahdarina. Data hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2016 kepada 30 pasien di Klinik Mahdarina. 5.1.1 Karakteristik Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dewasa 20 sebanyak 29 orang 96,7, berpendidikan terakhir SMA sebanyak 20 orang 66,7 dan pergururuan tinggi sebanyak 8 orang 26,7, berpenghasilan 1.000.000-2.000.000 perbulan sebanyak 14 orang 46,7, 2.000.000 perbulan sebanyak 14 orang 46,7. Distribusi frekuensi karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel 5.1. Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden N=30 Karakteristik Frekuensi n Persentase Usia Remaja ≤ 20 Dewasa 20 Total Pendidikan Tidak Sekolah SMP SMA Perguruan Tinggi Total Penghasilan 1.000.000 1.000.000-2.000.000 2.000.000 Total 1 29 30 1 1 20 8 30 2 14 14 30 3,3 96,7 100,0 3,3 3,3 66,7 26,7 100 6,7 46,7 46,7 100 5.2 Kecemasan ibu selama kehamilan anak pertama Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami cemas berat sebanyak 16 orang 53,3. Distribusi frkusensi daan persentasi kecemasan orangtua dalam menghadapi kelahiran anak pertama dapat dilihat pada tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Kelahiran Anak Pertama n=30 Kecemasan F Cemas ringan Cemas sedang 11 36,7 Cemas berat 16 53,3 Panik 3 10,0 Total 30 100 5.2 Pembahasan 5.2.1 Kecemasan Ibu Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas ibu mengalami kecemasan berat sebanyak 16 orang 53,3. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Devinta 2007 yang menyatakan bahwa tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama trimester ketiga berada dalam kategori berat sebanyak 25 orang 41,66 tetapi berbeda dengan hasil penelitian Wanda, Bidjuni, Kallo 2014 yang menyatakan bahwa tingkat kecemasan ibu hamil primigravida pada trimester ketiga berada dalam kategori panik sebanyak 12 orang 57,14. Ibu hamil usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan usia hamil resiko tinggi karena dapat terjadi kelainan atau gangguan pada janin, sehingga dapat menimbulkan kecemasan pada ibu hamil tersebut Soelaeman, 2006. Umumnya para pasangan berusia muda berada dalam keadaan dimana psikologisnya masih belum matang. Faktor usia perempuan saat kehamilan dan Universitas Sumatera Utara 39 persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu Sloane Benedict, 2009. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ibu yang mengalami kecemasan berat merupakan ibu berusia dewasa, yaitu sebanyak 16 orang 53,3. Peneliti berasumsi bahwa faktor yang menyebabkan kecemasan yang dialami ibu bukanlah usia, tetapi status primigarida kehamilan pertama karena kahamilan merupakan pengalaman pertama ibu. Kehamilan pertama biasanya akan membuat calon ibu mengalami kecemasan, kekhawatiran, ketakutan bercampur was-was tetapi merasa bahagia Setyaningrum, Maryanto, Sukarno, 2013. Ibu primigravida kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan sehingga trimester III dirasakan semakin mencemaskan karena semakin dekat dengan proses persalinan. Seorang ibu primigravida biasanya akan mendapatkan kesulitan dalam mengenali perubahan- perubahan yang terjadi dalam dirinya dan tubuhnya yang menyebabkan ketidaknyamanan selama kehamilannya berlangsung Setyaningrum, Maryanto, Sukarno, 2013. Pendididkan juga berpengaruh terhadap perhatian dalam proses persalinan. Dapat dilihat di tabel 5.2 sebagian besar responden berpendidikan akhir dalam kategori SMA. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang kehamilan yang sehat, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan makanan sehat yang mereka peroleh. Hasil penelitian Helmi 2010 tingkat pendidikan yang lebih tinggi berwawasan luas, Universitas Sumatera Utara 40 berpengalaman, sehingga lebih mudah memecahkan masalah dan mengetahui bagaimana cara mekanisme koping yang positif. Semakin tinggi tingkat pengetahuan atau pendidikan seseorang maka semakin rendah tingkat kecemasan dan sebaliknya. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana ibu yang mengalami kecemasan dalam kategori berat mayoritas memiliki pendidikan terakhir SMA. Pendapatan keluarga yang cukup memadai membuat ibu hamil siap menghadapi kehamilan karena kehamilan membutuhkan anggaran khusus seperti biaya ANC, makanan bergizi untuk ibu dan janin, pakaian hamil, biaya persalinan dan kebutuhan bayi setelah lahir Ingewati, 2014. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki pendapatan keluarga 1.000.000- 2.000.000 dan diatas 2.000.000 tetapi mayoritas ibu mengalami kecemasan berat. Peneliti berasumsi bahwa faktor yang menyebabkan mayoritas respoden mengalami kecemasan berat bukanlah tingkat pendapatan keluarga. Menurut Suririnah 2005 banyak ibu hamil terutama primigravida mengalami kecemasan karena takut akan proses persalinan yang akan dihadapi. Ketakutan ini karena mendengar cerita-cerita mitos-mitos yang menakutkan dari kerabat atau teman-teman mereka tentang pengalaman selama hamil dan melahirkan yang menyebabkan kecemasan berlebihan. Menurut Bobak 2005 faktor psikologis yang menyebabkan kecemasan berkaitan dengan kesiapan seorang wanita terhadap kehamilannya. Universitas Sumatera Utara 41 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan