9
3 Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. 4 Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5 Gangguan konsentrasi dan daya ingat. 6 Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala Hidayat, 2006.
2.3 Gejala – Gejala Kecemasan
Gunarsa 1996 mengemukakan bahwa ada beberapa gejala yang muncul akibat adanya kecemasan, yaitu :
1 Cenderung terus-menerus merasa khawatir akan sesuatu yang akan di hadapi.
2 Cenderung lebih mudah tersinggung, tidak sabar, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi dan sering sulit tidur.
3 Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu.
4 Secara fisiologis, individu nampak berkeringat yang berlebihan walau udara tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki
dingin, mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering, muka terlihat pucat, sering buang air kecil, otot dan persendian kaku,
mengalami gangguan pernafasan dan tekanan darah yang tinggi. 5 Individu cepat lelah, tidak dapat rileks, mudah terkejut dan terkadang
menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan, seperti menggoyangkan tangan atau kaki.
Universitas Sumatera Utara
10
Berdasarkan pendapat Gunarsa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gejala kecemasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1 Gejala fisiologis yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik antara lain mudah berkeringat yang berlebihan wlau udara tidak panas, jantung
berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin, mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering, muka terlihat pucat, otot dan
persendian kaku, mengalami gangguan pernafasan, tekanan darah yang tinggi, cepat lelah dan sulit tidur, tidak dapat rileks, mudah terkejut dan
terkadang menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan. 2 Gejala fisikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala kejiwaan seperti
mudah merasa khawatir, mudah tersinggung dan tidak sabar, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi, ketegangan, rasa was-was dan keresahan
yang bersifat tidak menentu.
2.4 Respon Individu Terhadap Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundden 1998 kecemasan dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologi, perilaku, kognitif dan afektif secara
tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari kecemasan.
2.4.1 Respon fisiologis terhadap kecemasan 1 Pada sistem kardiovaskuler terjadi : palpitasi, jantung berdebar,
tekanan darah meningkat, rasa mau pingsan, denyut nadi dan tekanan darah turun
Universitas Sumatera Utara
11
2 Pada sistem saluran pernafasan terjadi : nafas cepat, pernafasan dangkal, rasa tertekan pada dada, pembengkakan pada tenggorokan,
rasa tercekik dan terenggah-enggah. 3 Pada sistem neuromeskuler terjadi : insomnia, ketakutan, gelisah,
wajah tegang dan kelemahan secara umum 4 Pada sistem gastrointestinal terjadi : kehilangan nafsu makan,
menolak maka, nausea dan diare perasaan panas atau dingin pada kulit dan muka pucat.
2.4.2 Respon pada perilaku 1 Perubahan pada perilaku karena kecemasan dapat terjadi: gelisah,
ketegangan fisik, tremor, gugup, menarik diri dan menghindar. 2 Respon pada kognitif : dapat terjadi tidak sabar, tegang, nervous,
takut yang berlebihan, gugup yang luas biasanya dan sangat gelisah.
2.5 Predisposisi Kecemasan