25
status perusahaan tidak berpengaruh pada perataan laba sedangkan untuk leverage operasi perusahaan dapat dilihat terjadi perubahaan
Sri Widodo 2011 menguji Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba income smoothing. Faktor yang diuji peneliti adalah net
profit margin, operating profit margin, return on asset. Objek penelitian adalah oerusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta dengan rentang waktu
4 tahun 2007-2010. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan t-test jika terdistribusi normal data dan uji Mann-Whitney jika tidak terdistribusi normal
data, dan pengujian multivariat, menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini adalah net profit margin dan return on asset tidak berpengaruh pada praktik
perataan laba, hanya margin laba usaha yang dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tindakan tersebut
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah
penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel- variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang
kebenarannya dapat diuji secara empiris Iskandar, 2008. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kerangka
konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai
pasar saham, dan lain-lain. Semakin besar perusahaan maka akan mendapat perhatian dari banyak pihak terutama pemerintah dan masyarakat. Adanya
perhatian dari banyak pihak ini menyebabkan perusahaan tidak ingin memperlihatkan labanya yang berfluktuasi, sehingga praktik perataan laba
dilakukan. Laba yang berfluktuasi akan dinilai sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja kurang optimal dan penilaian pemerintah serta masyarakat
Perataan Laba Y
Ukuran Perusahaan
X
1
Return On Asset X
2
Net Profit Margin X
3
Leverage X
4
Universitas Sumatera Utara
27
tersebut akan merugikan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan praktik
perataan laba Nasser dan Herlina, 2003. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Budiasih 2007 yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar potensi untuk melakukan perataan laba
Return on Assets ROA merupakan bagian dari salah satu teknik analisis yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. ROA juga merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan, yang mempengaruhi investor untuk
membuat keputusan. Perusahaan yang memiliki tingkat ROA yang tinggi lebih memungkinkan untuk melakukan tindakan perataan laba dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih rendah karena manajemen mengetahui kemampuan dalam mendapatkan laba di masa mendatang, sehingga memudahkan manajemen untuk
menunda atau mempercepat laba Net profit margin NPM mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dianggap mempengaruhi perataan laba karena merupakan alat pengukur kinerja manajemen
yang penting sebagai dasar pembagian dividen kepada para pemegang saham. Semakin tinggi net profit margin yang dihasilkan perusahaan, maka akan
meningkatkan pula nilai tambah perusahaan tersebut di mata para investor. Semakin tinggi net profit marginsemakin besar potensi untuk melakukan perataan
laba
Universitas Sumatera Utara
28
Financial leverage diukur dengan perbandingan antara total kewajiban atau utang dengan total aset. Menurut Sartono 2001 dalam Budiasih 2007
financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko
yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Dengan menggunakan asumsi bahwa investor atau pihak kreditur
adalah risk averse menghindari atau menolak risiko, maka investor atau kreditur akan enggan menanamkan modal atau meminjamkan dananya bila perusahaan
yang bersangkutan memiliki rasio leverage yang besar Narsa dkk, 2003. Dengan adanya kondisi tersebut, manajemen perusahaan cenderung untuk melakukan
praktik perataan laba, maka semakin besar financial leverage semakin besar potensi untuk melakukan perataan laba. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
Subhekti 2008 yang menunjukkan bahwa variabel financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
2.4 Hipotesis Penelitian