Kerangka Konseptual Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2014)

25 status perusahaan tidak berpengaruh pada perataan laba sedangkan untuk leverage operasi perusahaan dapat dilihat terjadi perubahaan Sri Widodo 2011 menguji Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba income smoothing. Faktor yang diuji peneliti adalah net profit margin, operating profit margin, return on asset. Objek penelitian adalah oerusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta dengan rentang waktu 4 tahun 2007-2010. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan t-test jika terdistribusi normal data dan uji Mann-Whitney jika tidak terdistribusi normal data, dan pengujian multivariat, menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini adalah net profit margin dan return on asset tidak berpengaruh pada praktik perataan laba, hanya margin laba usaha yang dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tindakan tersebut

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel- variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris Iskandar, 2008. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut Universitas Sumatera Utara 26 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Ukuran perusahaan adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Semakin besar perusahaan maka akan mendapat perhatian dari banyak pihak terutama pemerintah dan masyarakat. Adanya perhatian dari banyak pihak ini menyebabkan perusahaan tidak ingin memperlihatkan labanya yang berfluktuasi, sehingga praktik perataan laba dilakukan. Laba yang berfluktuasi akan dinilai sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja kurang optimal dan penilaian pemerintah serta masyarakat Perataan Laba Y Ukuran Perusahaan X 1 Return On Asset X 2 Net Profit Margin X 3 Leverage X 4 Universitas Sumatera Utara 27 tersebut akan merugikan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan praktik perataan laba Nasser dan Herlina, 2003. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Budiasih 2007 yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar potensi untuk melakukan perataan laba Return on Assets ROA merupakan bagian dari salah satu teknik analisis yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROA juga merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan, yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Perusahaan yang memiliki tingkat ROA yang tinggi lebih memungkinkan untuk melakukan tindakan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan yang lebih rendah karena manajemen mengetahui kemampuan dalam mendapatkan laba di masa mendatang, sehingga memudahkan manajemen untuk menunda atau mempercepat laba Net profit margin NPM mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dianggap mempengaruhi perataan laba karena merupakan alat pengukur kinerja manajemen yang penting sebagai dasar pembagian dividen kepada para pemegang saham. Semakin tinggi net profit margin yang dihasilkan perusahaan, maka akan meningkatkan pula nilai tambah perusahaan tersebut di mata para investor. Semakin tinggi net profit marginsemakin besar potensi untuk melakukan perataan laba Universitas Sumatera Utara 28 Financial leverage diukur dengan perbandingan antara total kewajiban atau utang dengan total aset. Menurut Sartono 2001 dalam Budiasih 2007 financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Dengan menggunakan asumsi bahwa investor atau pihak kreditur adalah risk averse menghindari atau menolak risiko, maka investor atau kreditur akan enggan menanamkan modal atau meminjamkan dananya bila perusahaan yang bersangkutan memiliki rasio leverage yang besar Narsa dkk, 2003. Dengan adanya kondisi tersebut, manajemen perusahaan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba, maka semakin besar financial leverage semakin besar potensi untuk melakukan perataan laba. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Subhekti 2008 yang menunjukkan bahwa variabel financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

2.4 Hipotesis Penelitian