Hasil analisa morfologi lembar katoda LiFePO

lembar katoda LiFePO 4 . Dari semua sampel 9 sampel terdapat butiran – butiran kecil berwarna putih dan hitam yang tersebar secara tidak merata pada laminate sampel. Dari hasil mikroskop optik pada setiap sampel tidak terlihat perbedaan struktuk mikro yang cukup signifikan karena semua sampel hampir terlihat sama. Hal ini dikarenakan perbesaran pada mikroskop optik yang digunakan yaitu 40 kali perbesaran. Sehingga dengan pengujian mikroskop optik tidak cukup untuk melihat kehomogenan pencampuran partikel pada lembaran katoda LiFePO 4 .Untuk hasil yang lebih baik dilakukan uji Scanning Electron Microscope SEM.

4.3 Analisa Hasil SEM

Scanning Electron Microscope SEM digunakan untuk menganalisa morfologi lembaran katoda LiFePO 4 . Lembaran katoda LiFePO 4 yang telah diuji mikroskop optik dilakukan uji SEM kembali, ini dikarenakan hasil mikroskop optik yang didapatkan tidak cukup jelas untuk melihat morfologi dari lebaran tersebut. Pada pengujian SEM ini, sampel yang di uji adalah sampel dengan waktu pencampuran 3 jam sampel 1 untuk mewakili semua sampel. Ini dikarenakan pada hasil pengujian mikroskop optik, semua sampel memiliki struktur mikro yang hampir sama. Dan pada pengujian SEM cross-section, dilakukan pengujian dengan sampel variasi suhu pencampuran yaitu 29 ˚C, 50˚C dan 60˚C untuk melihat kerekatan laminate pada alumunium foil.

4.3.1 Hasil analisa morfologi lembar katoda LiFePO

4 Pada Gambar 4.3 dapat dilihat hasil SEM morfologi lembaran katoda LiFePO dengan SEM 4. Pada perbesaran 1000 kali terlihat bahwa terdapatnya gumpalan – gumpalan berbentuk bulat berwarna putih terang dan gumpalan - gumpalan kecil berwarna hitam pada sampel dengan distribusi ukuran yang tidak seragam dan tidak merata. Pada perbesaran 5000 kali dan 10000 kali semakin terlihat jelas terbentuknya beberapa gumpalan seperti awan berwarna putih terang dan berwarna putih keabuan serta gumpalan kecil berwarna hitam yang tidak tersusun dengan teraturdan tidak merata. Gumpalan – gumpalan ini menunjukkan terjadinya aglomerasi pada Universitas Sumatera Utara sampel, dimana beberapa partikel bergabung menjadi satu sehingga kelihatan seperti partikel yang besar. Hal inidikarenakan material LiFePO 4 , Super P dan PVDF pada lembaran LiFePO 4 tidak tercampur homogen pada saat pembuatan slurry. Ketidak homogenannya pada saat pembuatan slurry terjadi karena pada sampel ini, waktu pencampuran yang digunakan adalah waktu pencampuran selama 3 jam sampel 1 dengan suhu 29 C suhu ruangan, DMAC yang berfungsi sebagai pelarut tidak cukup panas untuk mencampur LiFePO 4 , Super P dan PVDF sehingga PVDF yang berfungsi sebagai perekat tidak terlarut dan mengakibatkan PVDF tidak mengikat LiFePO 4 Dari hasil SEM mapping mixing pencampuran yang ditunjukkan pada Gambar 4.3 d dapat dilihat, warna biru tua menunjukkan unsur Fe yang mewakili LiFePO dan Super P. Aglomerasi yang terjadi dapat menurunkan konduktifitas elektronik dari interkalaside-interkalasi ion lithium sehingga dapat mempengaruhi kapasitas baterai. 4 , warna merah merupakan zat adiktif yaitu Super P dan warna hijau merupakan binder yaitu PVDF. Fe yang mewakili LiFePO 4 terlihat hampir rata pada seluruh permukaan sedangkan zat aditif yaitu Super P yang memiliki fungsi untuk meningkatkan konduktifitas terlihat masih banyak terjadinya aglomerasi pada permukaan tersebut. Dan PVDF yang merupakan pengikat terlihat tersebar tidak merata pada permukaan. Karena PVDF tersebar tidak merata, maka PVDF tidak dapat mengikat unsur lain yaitu LiFePO 4 dan Super P. Inilah yang menyebabkan laminate mudah terlepas dari alumunium foil. a Universitas Sumatera Utara b c d Gambar 4.3 Morfologi sampel dengan perbesaran a 1000 kali b 5000 kalic 10000 kali d Hasil mapping mixing pada sampel. PVDF Super P LiFePO 4 Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Hasil analisa SEM cross-section