PenentuanMutu Fisik Sediaan .1 Pemeriksaan homogenitas

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Identifikasi Sampel Identifikasi sampel dilakukan dengan menganalisis kandungan asam lemak yang terkandung dalam minyak canola di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Kemudian mencocokkan hasil analisis yang didapatkan dengan standar spesifikasi dalam bukuHandbook of Pharmaceutical Excipients. Hasil analisis komposisi asam lemak dalam minyak canola yang dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan adalah: Tabel 4.1 Data hasil asam lemak minyak canola No Asam lemak Perbandingan asam lemak Pusat penelitian kelapa sawit Handbook of pharmaceutical excipients 1 Asam oleat 59 56- 62 2 Asam linoleat 22,2 19-24 3 Asam stearat 1,8 1,3-1,8 4 Asam palmitat 3,9 3-4,5 Berdasarkan Tabel 4.1, maka dapat diketahui bahwa sampel yang diuji adalah benar minyak canola karena kandungan asam-asam lemaknya sesuai dengan yang tertera pada literatur. 4.2 PenentuanMutu Fisik Sediaan 4.2.1 Pemeriksaan homogenitas Dari percobaan yang dilakukan pada sedíaan krim pelembab tidak diperoleh butiran-butiran, maka sedíaan krim pelembab dikatakan homogen. Perlakuan yang Universitas Sumatera Utara 29 sama juga dilakukan terhadap sedíaan pembanding yaitu formula F5, F6 dan R5, R6, hasil yang diperoleh juga menunjukkan tidak adanya butiran-butiran pada objek gelas. 4.2.2 Penentuan tipe emulsi pada sediaan krim Hasil percobaan untuk pengujian tipe emulsi sedíaan krim dengan pengenceran fase menggunakan air adalah: Tabel 4.2Data hasil pengenceran fase menggunakan air No Formula Terdispersinya sediaan dalam air Ya Tidak 1 F0 √ - 2 F1 √ - 3 F2 √ - 4 F3 √ - 5 F4 √ - 6 F4 √ - 7 F6 √ - 8 R0 - √ 9 R1 - √ 10 R2 - √ 11 R3 - √ 12 R4 - √ 13 R5 - √ 14 R6 - √ Keterangan : Formula F0 :Blanko dasar krim tanpa sampel Formula F1 : Konsentrasi minyak canola 5 Formula F2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula F3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula F4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula F5 : Sediaan krim ma di pasaran Formula F6 : Gliserin 2 Formula R0 : Blanko dasar krim tanpa sampel Formula R1: Konsentrasi minyak canola 5 Formula R2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula R3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula R4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula R5 : Sediaan krim am di pasaran Formula R6 : Gliserin 2 Universitas Sumatera Utara 30 Hasil percobaan untuk pengujian tipe emulsi sedíaan krim dengan pewarnaan menggunakan metilen biru adalah: Tabel 4.3Data hasil pengujian tipe emulsi sedíaan krim denganpewarnaan menggunakan metilen biru No Formula Tersebar merata Ya Tidak 1 F0 √ - 2 F1 √ - 3 F2 √ - 4 F3 √ - 5 F4 √ - 6 F4 √ - 7 F6 √ - 8 R0 - √ 9 R1 - √ 10 R2 - √ 11 R3 - √ 12 R4 - √ 13 R5 - √ 14 R6 - √ Keterangan : Formula F0 :Blanko dasar krim tanpa sampel Formula F1 : Konsentrasi minyak canola 5 Formula F2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula F3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula F4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula F5 : Sediaan krim ma di pasaran Formula F6 : Gliserin 2 Formula R0 : Blanko dasar krim tanpa sampel Formula R1: Konsentrasi minyak canola 5 Formula R2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula R3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula R4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula R5 : Sediaan krim am di pasaran Formula R6 : Gliserin 2 Syamsuni2006, tipe emulsi dapat ditentukan dengan pengenceran fase dan pewarnaan dengan metilen biru. Penentuan tipe emulsi dengan pengenceran fase dilakukan dengan cara mengencerkan fase eksternalnya, dengan prinsip tersebut maka tipe emulsi ma dapat diencerkan dengan air sedangkan tipe emulsi am tidak dapat Universitas Sumatera Utara 31 diencerkan dengan air. Berdasarkan hasil uji tipe emulsi dengan pengenceran fase yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 formula F0; F1; F2; F3; F4; F5 dan F6 dapat diencerkan dengan penambahan air, dengan demikian membuktikan bahwa sediaan krim tersebut mempunyai tipe emulsi ma, sedangkan pada formula R0; R1; R2; R3; R4; R5 dan R6 tidak dapat diencerkan dengan penambahan air sehingga membuktikan bahwa sediaan krim tersebut mempunyai tipe emulsi am. Pengujian tipe emulsi juga dilakukan dengan cara pewarnaan dengan metilen biru. Pengujian dilakukan dengan menambahkan larutan metilen biru pada sediaan yang diuji dan apabila dapat memberikan warna biru pada emulsi maka emulsi tersebut adalah tipe ma karena metilen biru larut dalam air, begitu pula sebaliknya bila warna yang dihasilkan tidak merata atau metilen biru tidak larut maka emulsi tersebut mempunyai tipe am. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.3 bahwa formula F0; F1; F2; F3; F4 dan F5 mempunyai tipe ma karena metilen biru dapat terlarut dan memberikan warna biru yang homogen sedangkan pada formula R0; R1; R2; R3; R4 dan R5 mempunyai tipe emulsi am karena metilen biru tidak terlarut sehingga memberikan warna yang tidak homogen.

4.2.3 Penentuan pH sediaan

pH sedíaan ditentukan dengan menggunakan pH meter. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil pada Tabel 4.4; 4.5; 4.6 dan 4.7: Tranggono dan Latifah2007, dari hasil pada Tabel 4.4; 4.5; 4.6 dan 4.7 bahwa semakin jauh beda antara pH kosmetik dengan pH fisiologis kulit, semakin hebat kosmetik itu menimbulkan reaksi negatif pada kulit, karena itu yang terbaik adalah jika pH kosmetik disamakan dengan pH fisiologis kulit, yaitu antara 4,5- 6,5. Universitas Sumatera Utara 32 Tabel 4.4Data Pengukuran pH sediaan krim ma pada saat selesai dibuat No Formula pH I II III Rata-rata 1 F0 6,6 6,6 6,5 6,5 2 F1 6,3 6,3 6,2 6,2 3 F2 6,2 6,1 6,2 6,16 4 F3 6,1 6,1 6,0 6,06 5 F4 6,0 5,9 6,0 5,9 6 F5 5,9 5,9 5,8 5,86 7 F6 6,4 6,3 6,3 6,3 Tabel 4.5Data pengukuran pH sediaan krim ma setelah penyimpanan selama 12 minggu No Formula pH I II III Rata-rata 1 F0 5,8 5,8 5,8 5,8 2 F1 5,6 5,5 5,4 5,5 3 F2 5,5 5,4 5,5 5,46 4 F3 5,4 5,3 5,3 5,3 5 F4 5,3 5,2 5,2 5,23 6 F5 5,2 5,2 5,1 5,16 7 F6 5,7 5,6 5,7 5,6 Keterangan : Formula F0: Blanko dasar krim tanpa sampel Formula F1 : Konsentrasi minyak canola 5 Formula F2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula F3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula F4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula F5 : Sediaan krim ma di pasaran Formula F6 : Gliserin 2 Tabel 4.6Data pengukuran pH sediaan krim am pada saat selesai dibuat No Formula pH I II III Rata-rata 1 R0 6,2 6,1 6,2 6,16 2 R1 6,4 6,4 6,3 6,36 3 R2 6,5 6,4 6,5 6,46 4 R3 6,6 6,6 6,6 6,6 5 R4 6,6 6,7 6,7 6,66 6 R5 6,8 6,6 6,7 6,7 7 R7 6,0 6,1 6,1 6,06 Universitas Sumatera Utara 33 Tabel 4.7Data pengukuran pH sediaan krim am setelah penyimpanan selama 12 minggu No Formula pH I II III Rata-rata 1 R0 5,3 5,2 5,2 5,2 2 R1 5,4 5,4 5,3 5,3 3 R2 5,5 5,5 5,4 5,4 4 R3 5,6 5,5 5,5 5,5 5 R4 5,7 5,6 5,6 5,6 6 R5 5,8 5,7 5,7 5,7 7 R6 5,2 5,1 5,1 5,1 Keterangan : Formula R0: Blanko dasar krim tanpa sampel Formula R1 : Konsentrasi minyak canola 5 Formula R2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula R3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula R4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula R5 : Sediaan krim am di pasaran Formula R6 : Gliserin 2 Hasil penetuan pH sediaan pada saat selesai dibuat, diperoleh bahwa pH pada formula F0: 6,5; F1: 6,2; F2: 6,16; F3: 6,06; F4: 5,9; F5: 5,86; dan F6: 6,3; sedangkan pada formula R0: 6,16; R1: 6,36; R2: 6,46; R3: 6,6; R4: 6,66; R5: 6,7; dan R6: 6,06. Setelah penyimpanan selama 12 minggu terjadi perubahan pH pada setiap sediaan yaitu F0: 5,8; F1: 5,5; F2: 5,46; F3: 5,3; F4: 5,23; F5: 5,16; dan F6: 5,6; begitu pula pada sediaan R0: 5,2; R1: 5,3; R2: 5,4; R3: 5,4; R4: 5,6; R5: 5,7 dan R6: 5,1. Berdasarkan hasil penentuan pH tersebut dapat diketahui bahwa sediaan dari tiap formula baik setelah selesai dibuat maupun setelah penyimpanan selama 12 minggu meskipun terjadi penurunan pH tetapi masih menunjukkan kisaran pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 sehingga tidak beresiko menimbulkan reaksi negatif pada kulit. Universitas Sumatera Utara 34 Levin dan Maibach 2007, menyatakan bahwa pada permukaan kulit terdapat mantelasam merupakan lapisan yang halus dengan pH sedikit asam yang terdiri dari asam laktatdan asam amino yang berasal dari keringat, asam lemak bebas yang berasal dari kelenjarsebum, fungsi lapisan ini antara lain menyokong pembentukanlemak epidermis yang menjaga pertahanan kulit dari gangguan luar, memberikanperlindungan terhadap serangan mikroorganisme. pH yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan mengalami iritasi.

4.2.4 Pengamatan stabilitas sediaan

Menurut Ansel 1989, suatu emulsi menjadi tidak stabil akibat penggumpalan dari pada globul-globul dari fase terdispersi. Rusak atau tidaknya suatu sediaan emulsidapat diamati dengan adanya perubahan warna danperubahan bau.Untuk mengatasi kerusakan bahan akibat adanya oksidasi dapat dilakukan dengan penambahan suatu antioksidan. Kerusakan juga dapat ditimbulkan oleh jamur atau mikroba, untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan penambahan pengawet.Pengawet yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium tetraborat.Hasil pengamatan stabilitas masing-masing formula selama penyimpanan 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan 4.9. Tabel 4.8Data pengamatan terhadap kestabilan sediaan krim ma Universitas Sumatera Utara 35 No Formula Pengamatan Setelah Selesai dibuat 1 minggu 4 minggu 8 minggu 12 minggu x y z x y z x y z x y z x y z 1 F0 - - - - - - - - - - - - - - - 2 F1 - - - - - - - - - - - - - - - 3 F2 - - - - - - - - - - - - - - - 4 F3 - - - - - - - - - - - - - - - 5 F4 - - - - - - - - - - - - - - - 6 F5 - - - - - - - - - - - - - - - 7 F6 - - - - - - - - - - - - - - - Keterangan : Formula F0: Blanko dasar krim tanpa sampel Formula F1 : Konsentrasi minyak canola 5 Formula F2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula F3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula F4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula F5 : Sediaan krim ma di pasaran Formula F6 : Gliserin 2 x : Perubahan warna y : Perubahan bau z : Pecahnya krim - : Tidak ada perubahan √ : Terjadi perubahan Emulsi yang tidak stabil akan mengalami perubahan kimia dan perubahan fisika.Perubahan kimia yang terjadi antara lain perubahan warna atau warna memudar, perubahanbau, kristalisasi, dan lain-lain. Perubahan fisika yang terjadi antara lain pemisahan fase, sedimentasi,pembentukan aggregat, pembentukan gel, penguapan, peretakan, pengerasan, dll Mitsui, 1997. Tabel 4.9Data Pengamatan terhadap kestabilan sediaan krim am Universitas Sumatera Utara 36 No Formula Pengamatan Setelah Selesai dibuat 1 minggu 4 minggu 8 minggu 12 minggu x y z x y z x y z x y z x y z 1 R0 - - - - - - - - - - - - - - - 2 R1 - - - - - - - - - - - - - - - 3 R2 - - - - - - - - - - - - - - - 4 R3 - - - - - - - - - - - - - - - 5 R4 - - - - - - - - - - - - - - - 6 R5 - - - - - - - - - - - - - - - 7 R6 - - - - - - - - - - - - - - - Keterangan : Formula R0: Blanko dasar krim tanpa sampel Formula R1 : Konsentrasi minyak canola 5 Formula R2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula R3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula R4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula R5 : Sediaan krim am di pasaran Formula R6 : Gliserin 2 x : Perubahan warna y : Perubahan bau z : Pecahnya krim - : Tidak ada perubahan √ : Terjadi perubahan Emulsiyang baik memiliki sifat tidak berubah menjadi lapisan-lapisan, tidak berubah warna, dantidak berubah konsistensinya selama penyimpanan Suryani, dkk., 2000. Menurut Dreher, dkk., 1997 stabilitas emulsi akan meningkat dengan adanya penambahan polimer yangsesuai dalam fase pendispersi dan penurunan ukuran partikel fase terdispersi. Hal ini akanmencegah atau memperpanjang waktu terjadinya penggabungan kembali partikel- partikelsejenis yang mengakibatkan terjadinya pemisahan fase. Ketidakstabilan formulasi obat dapat dideteksi dalam beberapa hal dengan suatu perubahan dalam penampilan fisik, warna, bau, rasa dan tekstur dari Universitas Sumatera Utara 37 formulasi tersebut. Umumnya suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika semua atau sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau dasar emulsi. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji evaluasi selama 3 bulan dan dianggap sebagai stabilitas minimum yang harus dimiliki oleh suatu emulsi Ansel, 1989. Berdasarkan hasil uji stabilitas pada sediaan selama 12 minggu, maka diperoleh hasil pada Tabel 4.8 dan 4.9 yang menunjukkan bahwa seluruh sediaan dari tiap formula tidak mengalami perubahan warna, bau dan tidak terjadi pecahnya emulsi baik pada pengamatan minggu ke 1; 4; 8 dan minggu ke 12 selama penyimpanan pada suhu kamar. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan stabil secara fisik. 4.3Uji iritasi Terhadap Sukarelawan Tabel 4.10Data hasil uji iritasi krim ma terhadap sukarelawan Universitas Sumatera Utara 38 Formula Sukarelawan Kemerahan pada kulit Gatal pada kulit Bengkak pada kulit F0 I - - - II - - - III - - - F1 I - - - II - - - III - - - F2 I - - - II - - - III - - - F3 I - - - II - - - III - - - F4 I - - - II - - - III - - - F5 I - - - II - - - III - - - F6 I - - - II - - - III - - - Keterangan : + : Kemerahan pada kulit ++ : Gatal pada kulit +++ : Bengkak pada kulit - : Tidak terjadi reaksi Tabel 4.11Data hasil uji iritasi krim am terhadap sukarelawan Universitas Sumatera Utara 39 Formula Sukarelawan Kemerahan pada kulit Gatal pada kulit Bengkak pada kulit R0 I - - - II - - - III - - - R1 I - - - II - - - III - - - R2 I - - - II - - - III - - - R3 I - - - II - - - III - - - R4 I - - - II - - - III - - - R5 I - - - II - - - III - - - R6 I - - - II - - - III - - - Keterangan : + : Kemerahan pada kulit ++ : Gatal pada kulit +++ : Bengkak psada kulit - : Tidak terjadi reaksi Uji kulit yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya efek samping pada kulit, dengan memakai kosmetika dibagian bawah lengan atau dibelakang telinga sebanyak 2 sampai 3 kali sehari selama 2 hari berturut-turut Wasitaatmadja, 1997. Dari data Tabel 4.10 dan 4.11, tidak terlihat adanya efek samping berupa kemerahan pada kulit, gatal-gatal maupun bengkak pada kulit dari setiap formula, hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan sediaan aman untuk digunakan. Pada kulit yang ditimbulkan oleh sediaan. Universitas Sumatera Utara 40 4.4Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Meningkatkan Kelembaban Kulit Hasil data peningkatan kelembaban krim ma dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan 4.13. Tabel 4.12 Hasil data peningkatan kelembaban krim ma Formula Sukarelawan Awal Kelembaban pada minggu ke 1 2 3 4 F0 I 30,1 30,5 31,1 31,6 32,2 II 31,2 31,6 32 32,5 33,1 III 30,3 30,7 31,2 31,7 32,3 F1 I 31,5 32,3 33,8 35,7 37,7 II 31,3 32,1 33,5 35,5 37,5 III 31,6 32,5 33,9 35,8 37,9 F2 I 32,3 33,5 35,7 38,4 40 II 32,5 33,6 35,9 38,5 40,2 III 32,7 33,8 35,8 38,3 40,5 F3 I 32,5 34,1 36,2 38,4 41,2 II 33,5 34,9 36,9 39,7 42,5 III 32,7 34,3 36,5 39,1 41,5 F4 I 32,5 34,3 37,1 40,8 43,3 II 32,3 34,2 36,8 40,5 43,1 III 33,1 34,8 37,8 41 44,2 F5 I 33,3 35,6 38,7 43,5 46,2 II 32,6 34,3 38,1 42,5 45,6 III 33,5 35,3 38,9 43,7 46,3 F6 I 31,2 31,9 32,2 33 33,6 II 30,5 31,2 31,5 32,3 33 III 31,5 32,2 32,5 33,2 33,8 Keterangan : Dehidrasi 0-29, Normal 30-50, Hidrasi 51-100 Aramo,2012 F0: Blanko dasar krim tanpa sampel; F1 : Konsentrasi minyak canola 5 ; F2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 ; F3 : Konsentrasi minyak canola 10; F4 :Konsentrasi minyak canola 12,5 ;F5 : Sediaan krim ma di pasaran; F6 : Gliserin 2 Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 4.13 Hasil data peningkatan persentase kelembaban krim ma Formula Sukarelawan Awal Peningkatan Kelembaban pada minggu ke 1 2 3 4 F0 I 30,1 1,328 3,322 4,983 6,976 II 31,2 1,282 2,564 4,166 6,089 III 30,3 1,320 2,970 4,620 6,600 Rata-rata 1,31 2,952 4,589 6,555 F1 I 31,5 2,539 7,301 13,333 19,682 II 31,3 2,555 7,028 13,418 19,808 III 31,6 2,848 7,278 13,291 19,936 Rata-rata 2,647 7,185 13,347 19,808 F2 I 32,3 3,715 10,526 18,847 23,839 II 32,5 3,386 10,461 18,461 23,692 III 32,7 3,363 9,480 17,125 23,853 Rata-rata 3,488 10,155 18,146 23,788 F3 I 32,5 4,923 11,384 19,386 26,769 II 33,5 4,179 10,149 18,507 26,865 III 32,7 4,892 11,620 19,571 26,911 Rata-rata 4,664 11,051 19,154 26,848 F4 I 32,5 5,538 14,153 25,538 33,230 II 32,3 5,882 13,931 25,386 33,436 III 33,1 5,513 14,501 23,867 33,534 Rata-rata 5,644 14,195 24,930 33,4 F5 I 33,3 6,906 16,216 30,630 38,738 II 32,6 5,214 16,871 30,368 40,490 III 33,5 5,373 16,119 30,447 38,208 Rata-rata 5,831 16,402 30,481 39,145 F6 I 31,2 2,243 3,205 5,769 7,692 II 30,5 2,295 3,278 5,901 8,196 III 31,5 2,222 3,174 5,396 7,301 Rata-rata 2,253 3,219 5,688 7,229 Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 4.1 Grafik persentase kelembaban krim ma Keterangan: Formula F0: Blanko dasar krim tanpa sampel Formula F1 : Konsentrasi minyak canola 5 Formula F2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula F3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula F4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula F5 : Sediaan krim ma di pasaran Formula F6 : Gliserin 2 Berdasarkan data yang diperoleh setelah pengukuran kelembaban seperti pada Grafik 4.1, pada uji Anova, kadar air pada kulit yang di uji dengan uji parametik One Way Anova dilanjutkan dengan Turkey dan LSD, setelah empat minggu data diuji secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan P 0,05 pada dua minggu hingga empat minggu perawatann. Perbedaan ini menunjukkan adanya perubahan kondisi kulit menjadi lebih baik. Dan terlihat perbandingan peningkatan kelembaban antara konsentrasi 12,5 dengan sediaan di pasaran tidak jauh perbedaannya, sehingga daya melembabkan dari minyak canola ini menghasilkan nilai yang baik. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 K el em ba ba n Waktu perawatan minggu F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 4.14 Hasil data peningkatankelembaban krim am Formula Sukarelawan Awal Kelembaban pada hari ke 1 2 3 4 R0 I 29,6 30,1 30,7 31,3 32,1 II 30,1 30,7 31,3 32,2 32,7 III 29,8 30,3 30,9 31,7 32,3 R1 I 30,5 31,7 33,5 35,5 37,8 II 30,1 31,3 33 35,1 37,5 III 31,2 32,1 34,1 36,2 38,5 R2 I 32,3 33,8 36,1 38,3 40,8 II 32,1 33,5 35,9 38,5 40,5 III 32,2 33,7 36 38,1 40,7 R3 I 32,5 34,3 36,5 39,8 42,7 II 33,2 34,9 37,2 40,3 43,2 III 32,3 34,2 36,3 39,5 42,5 R4 I 32,8 34,8 37,9 41,5 45,2 II 32,5 34,5 38 41,2 45 III 33,5 35,2 38,8 41,9 45,8 R5 I 32,5 34,6 37,8 42,8 46,2 II 31,7 34 37,2 41,8 45,2 III 33,1 35,2 38,4 42,9 46,8 R6 I 31,3 32 32,8 33,2 34 II 30,5 31,2 32 32,5 33 III 31,5 32,2 32,9 33,5 34,2 Keterangan : Dehidrasi 0-29, Normal 30-50, Hidrasi 51-100 Aramo, 2012 R0: Blanko dasar krim tanpa sampel; R1 : Konsentrasi minyak canola 5 ; R2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 ; R3: Konsentrasi minyak canola 10; R4 :Konsentrasi minyak canola 12,5 ;R5 : Sediaan krim am di pasaran; R6 : Gliserin 2 Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 4.15Hasil data peningkatan persentase kelembaban krim am Formula Sukarelawan Awal Peningkatan Kelembaban pada hari ke 1 2 3 4 R0 I 29,6 1,689 3,716 5,743 8,445 II 30,1 1,993 3,986 6,976 8,637 III 29,8 1,677 3,691 6,375 8,389 Rata-rata 1,783 3,797 6,364 8,490 R1 I 30,5 3,934 9,836 16,393 23,934 II 30,1 3,986 9,634 16,611 24,587 III 31,2 3,525 9,294 16,025 23,397 Rata-rata 3,815 9,588 16,343 23,972 R2 I 32,3 4,643 11,764 18,525 26,315 II 32,1 4,361 11,838 19,937 26,168 III 32,2 4,658 11,801 18,322 26,397 Rata-rata 4,554 11,801 18,928 26,293 R3 I 32,5 5,538 12,307 22,461 31,384 II 33,2 5,120 12,048 21,385 30,120 III 32,3 5,882 12,383 22,291 31,578 Rata-rata 5,513 12,246 22,045 31,027 R4 I 32,8 6,097 15,548 26,524 37,804 II 32,5 6,158 16,923 26,769 38,461 III 33,5 5,074 15,820 25,074 36,716 Rata-rata 5,776 16,097 26,122 37,660 R5 I 32,5 6,461 16,307 31,692 42,153 II 31,7 7,255 17,350 31,861 42,586 III 33,1 6,344 16,012 29,607 41,389 Rata-rata 6,686 16,556 31,053 42,042 R6 I 31,3 2,236 4,792 6,070 8,626 II 30,5 2,295 4,918 6,557 8,196 III 31,5 2,222 4,444 6,349 8,571 Rata-rata 2,251 4,718 6,325 8,464 Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 4.2 Grafik persentase kelembaban krim am Keterangan: Formula R0: Blanko dasar krim tanpa sampel Formula R1 : Konsentrasi minyak canola 5 Formula R2 : Konsentrasi minyak canola 7,5 Formula R3 : Konsentrasi minyak canola 10 Formula R4 : Konsentrasi minyak canola 12,5 Formula R5 : Sediaan krim am di pasaran Formula R6 : Gliserin 2 Berdasarkan data yang diperoleh setelah pengukurankelembaban seperti pada Grafik 4.2, terlihat bahwa terdapat peningkatan persentase kelembaban kulit pada tiap formula dimana persentase kelembaban semakin meningkat dengan bertambahnya waktu pengukuran dan peningkatan persentase kelembaban berbeda antara formula yang satu dengan yang lainnya. Dan terlihat perbandingan peningkatan kelembaban antara konsentrasi 12,5 dengan sediaan di pasaran tidak jauh perbedaannya, sehingga daya melembabkan dari minyak canola ini menghasilkan nilai yang baik. Secara umum, terlihat bahwa setiap formula menunjukkan peningkatan persentase kelembaban sebelum penggunaan dan setelah penggunaan krim, persentase kelembaban semakin meningkat dengan bertambahnya waktu 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 Ke le mb ab an Waktu perawatan minggu R0 R1 R2 R3 R4 R5 R6 Universitas Sumatera Utara 46 penggunaan krim, hal ini dapat dilihat bahwa persentase kelembaban pada tiap formula meningkat pada mingguke 1; 2; 3 dan 4. Namun, peningkatan persentase kelembaban berbeda pada tiap formula. Dimana semakin tinggi konsentrasi minyak canola pada krim, maka semakin tinggi pula peningkatan persentase kelembabannya. Berdasarkan hasil analisis data secara statistik menggunakan uji parametik One Way Annova diperoleh nilai P0,05 pada tiap minggu pengujian,menunjukkanperbedaan formula mempengaruhi peningkatan persentase kelembaban secara signifikan. Analisis untuk mengetahui pengaruh penggunaan krim pelembab tersebut terhadap perubahan peningkatan persentase kelembaban dilakukan dengan uji Turkey dan LSD, berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai P0,05 yang menunjukkan terdapat perubahan persentase kelembaban` yang signifikan pada minggu ke 1; 2; 3 dan 4. Analisis data dilanjutkan dengan uji lanjutan Wilcoxon Test untuk mengetahui perbedaan peningkatan pada tiap minggunya, dan berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai P0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan persentase kelembaban baik antara minggu ke 1 dengan minggu ke 2, minggu ke 2 dengan minggu ke 3, minggu ke 3 dengan minggu ke 4 dan antara minggu ke 1 dengan minggu ke 4. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat diketahui bahwa perbedaan formula berpengaruh secara signifikan terhadap persentase kelembaban dan berpengaruh pula terhadap perubahan persentase kelembaban pada tiap minggu pengujian. Universitas Sumatera Utara 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN