Nilai Kepadatan, Kepadatan Relatif, dan Frekuensi Kehadiran Makrozoobentos

4.1.2. Nilai Kepadatan, Kepadatan Relatif, dan Frekuensi Kehadiran Makrozoobentos

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada masing-masing stasiun penelitian diperoleh nilai Kepadatan Populasi, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran pada setiap stasiun penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi kehadiran tertinggi terdapat pada stasiun 1 yaitu genus Thiara sebesar 30,86 indm² K, 13,17 KR, dan 88,88 FK. Hal ini disebabkan karena stasiun1 memiliki nilai kadar organik substrat 2,084, seperti terlihat pada Tabel 7 yang paling tinggi yang merupakan faktor utama untuk pertumbuhan makrozoobentos seperti ketersediaan nutrisi pada perairan tersebut. Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran terendah di stasiun 1 terdapat pada genus Notonecta sebesar 2,47 indm² K, 1,05 KR, dan 22,22 FK. Hal ini disebabkan kondisi perairan yang kurang mendukung bagi pertumbuhan genus ini Menurut Hynes 1976, nilai kisaran toleransi dari makrozoobentos terhadap daerah lingkungan adalah berbeda-beda. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi kehadiran tertinggi di stasiun 2 terdapat pada genus Thiara 22,22 indm² K, 17,17 KR, dan 88,88 FK. Tingginya nilai kepadatan, kepadatan relatif dan frekuensi kehadiran dari genus Thiara ini disebabkan kondisi perairan yang mendukung bagi kehidupan genus ini seperti substrat dasar perairan berpasir seperti terlihat pada Tabel 6 dan nilai faktor fisik kimia perairan yang masih cukup baik untuk kehidupan makrozoobentos tersebut. Menurut Wargadinata 1995, Thiara akan melimpah pada perairan dengan substrat dasar berpasir. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Nilai Kepadatan indm², Kepadatan Relatif , dan Frekuensi Kehadiran , pada Setiap Stasiun Penelitian Keterangan : Stasiun 1 : Daerah Keramba Stasiun 2 : Daerah Pariwisata Stasiun 3 : Daerah Pemukiman Stasiun 4 : Daerah Sekitar PLTA Stasiun 5 : Daerah Bebas Aktifitas Kontrol No Genera Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 K indm 2 KR FK K indm 2 KR FK K indm 2 KR FK K indm 2 KR FK K indm 2 KR FK 1 Sphaerium 19,75 8,42 77,77 13,57 10,47 88,88 24,69 9,28 100 13,58 9,48 55,55 - - - 2 Macrobrachium 19,75 8,42 55,55 8,64 6,66 33,33 13,58 5,09 33,33 3,70 2,58 22,22 - - - 3 Palaemonetes 23,45 9,99 66,66 9,87 7,61 22,22 18,52 6,96 33,33 11,11 7,75 33,33 - - - 4 Paludestrina - - - - - - 19,75 7,40 100 28,39 19,84 100 - - - 5 Pomatiopsis 20,99 8,96 100 - - - 23,45 8,79 100 - - - 29,62 22,24 77,77 6 Floridobia 6,17 2,63 44,44 4,93 3,80 33,33 4,93 1,84 33,33 - - - - - - 7 Pseudosucinaea 18,52 7,89 88,88 16,04 12,38 100 20,98 7,86 88,88 - - - 13,58 10,19 55,55 8 Apella 19,75 8,42 77,77 18,51 14,28 100 27,15 10,18 77,77 28,39 19,84 100 20,86 15,66 88,88 9 Goniobasis 23,45 9,99 88,88 20,98 16,21 66,66 25,92 9,72 100 17,28 12,06 88,88 - - - 10 Viviparus - - - - - - - - - - - - 12,34 9,26 33,33 11 Thiara 30,86 13,17 88,88 22,22 17,17 88,88 28,39 10,66 100 19,75 13,79 77,77 30,86 23,18 88,88 12 Truncatella 16,05 6,84 77,77 - - - 28,39 10,66 88,88 18,51 12,94 77,77 11,11 8,34 55,55 13 Campeloma 14,81 6,31 44,44 9,87 7,61 33,33 13,58 5,09 33,33 - - - - - - 14 Lioplax 13,58 5,79 66,66 - - - 8,64 3,24 66,66 - - - 9,87 7,43 44,44 15 Progomphus - - - 4,93 3,81 33,33 - - - - - - - - - 16 Notonecta 2,47 1,05 22,22 - - - 2,47 0,92 33,33 2,47 1,72 22,22 4,93 3,70 22,22 17 Ectopria 4,93 2,12 33,33 - - - 6,17 2,31 33,33 - - - - - - Jumlah 234,53 100 - 129,56 100 - 266,61 100 - 143,18 100 - 133,17 100 - Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi kehadiran tertinggi di stasiun 3 terdapat pada genus Thiara sebesar 28,39 indm² K, 10,66 KR, dan 100 FK. Secara keseluruhan nilai faktor fisik kimia Tabel 6 masih sesuai untuk kehidupan genus ini, selain itu disertai juga dengan kondisi substrat dasar berpasir, cukup baik untuk kehidupan hewan tersebut. Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran terendah di stasiun 3 terdapat pada genus Notonecta sebesar 2,47 indm² K, 0,92 KR, dan 33,33 FK. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan yang kurang mendukung untuk kehidupannya seperti substrat dasar perairan, dimana genus ini akan melimpah di daerah yang berlumpur sedangkan substrat pada lokasi ini berupa berbatu dan berpasir seperti terlihat pada Tabel 7. Menurut Dillon 2002, Notonecta sp. umumnya hidup pada perairan dengan substrat dasar perairan berlumpur. Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi kehadiran tertinggi di stasiun 4 terdapat pada genus Paludestrina sebesar 28,39 indm² K, 19,84 KR, dan 100 FK. Tingginya nilai kepadatan, kepadatan relatif dan frekuensi kehadiran dari genus Paludestrina disebabkan kondisi perairan yang mendukung bagi kehidupan genus ini seperti substrat dasar perairan berbatu dan berpasir seperti terlihat pada Tabel 7 dan nilai faktor fisik kimia perairan yang masih cukup baik untuk kehidupan makrozoobentos tersebut. Menurut Wargadinata 1995, Paludestrina akan melimpah pada perairan dengan substrat dasar berbatu dan berpasir. Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran terendah di stasiun 4 terdapat pada genus Notonecta sebesar 2,47 indm² K, 1,72 KR, dan 22,22 FK. Hai ini disebakan kondisi perairan yang kurang mendukung untuk kehidupan bentos seperti kadar organik yang rendah yaitu 1,864 dan substrat dasar perairan berupa berbatu dan berpasir seperti terlihat di Tabel 7. Menurut Bouchard 2012, genus ini banyak ditemukan pada habitat dasarnya berupa berlumpur. Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran tertinggi di stasiun 5 terdapat pada genus Thiara sebesar 30,86 indm² K, 23,18 KR, dan 88,88 FK. Menurut Susilowati 2007, genus Pomatiopsis dapat ditemukan di daerah dengan substrat berbatu dan berpasir. Universitas Sumatera Utara Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran terendah di stasiun 5 terdapat pada genus Notonecta sebesar 4,93 indm² K, 3,70 KR, dan 22,22 FK. Hai ini disebakan kondisi perairan yang kurang mendukung untuk kehidupan bentos seperti kadar organik yang rendah yaitu 1,864 dan substrat dasar perairan berupa berbatu dan berpasir seperti terlihat di Tabel 7. Menurut Bouchard 2012, semakin kecil jumlah spesies dan adanya beberapa individu yang jumlahnya lebih banyak mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem yang kemungkinan disebabkan adanya tekanan ekologi atau gangguan dari lingkungan sekitarnya.

4.2 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Makrozoobentos pada Setiap Stasiun