Efek Ekstrak Jahe Merah Terhadap Bakteri

pada tahun 2001, Jahe merah mempunyai kandungan pati 52,9, minyak atsiri 3,9 dan ekstrak yang larut dalam alkohol 9,93 lebih tinggi dibandingkan Jahe emprit 41,48, 3,5 dan 7,29 dan Jahe gajah 44,25, 2,5 dan 5,81. 20 Komposisi kimia Jahe sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain waktu panen, lingkungan tumbuh ketinggian tempat, curah hujan, jenis tanah, keadaan rimpang segar atau kering dan geografi. Rasa pedas dari Jahe segar berasal dari kelompok senyawa gingerol, yaitu senyawa turunan fenol. Rasa pedas dari Jahe kering berasal dari senyawa shogaol, yang merupakan hasil dehidrasi dari gingerol. Beberapa komponen kimia Jahe, seperti gingerol, shogaol dan zingerone memberi efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan, antiinflamasi, analgesik, antikarsinogenik, non-toksik dan non-mutagenik meskipun pada konsentrasi tinggi. Minyak atsiri dalam ekstrak mengandung seskuiterpene, terutama zingiberen, monoterpene dan terpen teroksidasi. 20

2.3 Efek Ekstrak Jahe Merah Terhadap Bakteri

Selama ini Jahe merah lebih dikenal khasiatnya sebagai bahan obat-obatan maupun jamu tradisional. Jahe merah mengandung minyak esensial yang lebih tinggi daripada Jahe gajah dan Jahe emprit. 13 Komponen dari tumbuhan yang dapat bersifat antibakteri adalah minyak atsiri. Jahe merah Zingiber officinale var. Rubrum mengandung minyak atsiri yaitu sekitar 2,58-3,90 yang memiliki khasiat untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan tertinggi bila dibandingkan dengan jenis Jahe yang lain. 11,13 Minyak atsiri berfungsi sebagai antibakteri, antiseptik, dan antijamur. Zat bioaktif pada Jahe merah berpengaruh terhadap 3 tiga strain bakteri yaitu Staphylococus aureus, E. coli, dan Pseudomonas aeruginosa. 12,14 Komponen minyak esensial Jahe merah yang dihasilkan didominasi oleh kelompok monoterpene hidrokarbon, teroksidasi, seskuiterpene hidrokarbon, teroksidasi, alcohol, aldehid, asam dan lainnya. Komponen monoterpene dan seskuiterpene dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri yang kuat. Adanya perbedaan Universitas Sumatera Utara komponen minyak esensial Jahe merah dipengaruhi oleh varietas tanaman, tanah, iklim pertumbuhan, cara budidaya dan umur rimpang. 13 Siswandono menjelaskan bahwa pada minyak atsiri rimpang Jahe merah terdapat zat aktif utama yang memiliki aktivitas antimikroba yaitu linalool, geraniol, dan sitral. Linalool dan geraniol merupakan golongan alkohol yaitu linalool golongan alkohol tersier sedangkan geraniol adalah alkohol primer. Mekanisme golongan alkohol dalam menghambat mikroba adalah dengan cara denaturasi protein. Sitral adalah golongan aldehid. Mekanisme aldehid dalam menghambat pertumbuhan mikroba adalah dengan cara inaktivasi beberapa enzim melalui alkilasi gugus nukleofil dan denaturasi protein. 11 Komponen aktif dalam ekstrak Jahe merah menurut Gunawan dkk antara lain terdiri dari gingerol, 1,8-cineole, 10-dehydrogingerdione, 6-gingerdione, arginine, alinolenic acid, aspartic , β-sitosterol, caprylic farnesene, capcaisin, chlorogenis acid, farnesal, farnesene, farnesol, dan unsur pati. Senyawa-senyawa tersebut ternyata memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri yang dapat diamati dengan melihat kejernihan media pada uji MIC. 11,22 Menurut Robinson efek gingerol terhadap sel bakteri disebabkan karena denaturasi protein dan juga perusakan membran sitoplasma, terjadinya denaturasi protein mengakibatkan sel bakteri tidak dapat melakukan fungsi normalnya sehingga secara tidak langsung akan menghambat pertumbuhan bakteri bahkan dapat berakibat mematikan sel bakteri. 11,14

2.4 Metode Uji Efektivitas Antibakteri