Perhitungan Getaran Roda Gigi Lurus Simpangan Maksimum Amplitudo

41

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Perhitungan Getaran Roda Gigi Lurus

Roda gigi yang digunakan pada penelitian ini adalah roda gigi lurus dengan spesifikasi sebagai berikut: Jenis roda gigi : Roda gigi lurus Jumlah gigi : 36 gigi Modul : 2.5

4.2 Karakteristik Getaran Pada Roda Gigi Lurus Dengan Variasi Putaran

Pengukuran getaran pada roda gigi lurus dengan kondisi roda gigi normal, roda gigi aus, roda gigi sompel, dan roda gigi patah dilakukan dengan memvariasikan kecepatan yaitu: 400 Rpm, 500 Rpm, 600 Rpm, 700 Rpm, 800 Rpm, 900 Rpm, 1000 Rpm, 1100 Rpm dan 1200 Rpm. Rumus dasar getaran menggunakan rumus sebagai berikut: a. Simpangan: t A x  sin .  , maka t x A  sin  b. Kecepatan: t A x   cos .   , maka t x A   cos   c. Percepatan: t A x   sin 2     , maka t x A   sin 2   

4.2.1 Karakteristik Getaran Pada Roda Gigi Normal

Hasil pengukuran getaran pada roda gigi normal dapat di lihat pada tabel 4.1 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 4. 1. Hasil pengukuran velocity roda gigi normal pada putaran 400 Rpm Velocity Roda gigi Normal mms Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 0.152773 0.15577 0.156968 0.12 0.143783 0.14678 0.149177 0.18 0.153972 0.156968 0.156968 0.24 0.153372 0.156968 0.156369 0.30 0.153372 0.156369 0.156968 0.36 0.153372 0.156968 0.156369 0.42 0.153372 0.156369 0.156369 0.48 0.153372 0.156369 0.156968 0.54 0.151574 0.156369 0.156369 0.60 0.156968 0.156968 0.156968 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik velocity vs time seperti gambar 4. 1 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 43 Gambar 4. 1. Velocity roda gigi normal pada putaran 400 Rpm Jika dikaitkan dengan standart indicator uji kelayakan mesin ISO 2372 BS4675 kelas I data getaran yang dihasilkan oleh velocity roda gigi normal memiliki amplitudo sebesar 0.159366 mms yang berati roda gigi normal ini berada pada zona A hijau, yang memilik vibrasi sangat baik dan dibawah vibrasi yang diizinkan. Berdasarkan dari data hasil percobaan di atas, data yang dihasilkan adalah berupa hasil kecepatan. Sehingga berdasarkan data vibrasi yang didapatkan maka digambarkan karakteristik vibrasi dengan langkah sebagai berikut: Kecepatan sudut pada kecepatan putaran poros: 400 Rpm, maka: s rad x 86 , 41 400 60 2     Frekuensi motor dapat dihitung: f   2  ,sehingga   2  f Maka: 0.142 0.144 0.146 0.148 0.15 0.152 0.154 0.156 0.158 0.16 0.162 10 20 30 40 50 60 70 V e lo ci ty m m s Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL xn 60 2    Universitas Sumatera Utara 44 Hz f 67 , 6 2 86 , 41 2       Sehingga Perioda motor dapat dihitung adalah sebagai berikut: Amplitodo dapat dapat dihitung melalui persamaan velocity yang di dapat dari hasil transduser, dengan demikian persamaan amplitudo dapat dihitung sebagai berikut: t A x   cos .   t x A   cos   s mm A 0,00451 06 . . 86 , 41 cos 86 , 41 0.152773   Untuk menghitung acceleration dapat dicari dengan mendifferensialkan persamaan velocity sebagai berikut: dt x d x     dt t A d x cos .      t A x   sin 2     06 , . 86 , 41 sin 0,00451 . 86 , 41 2   x   x  4,649396 mms 2 Dari hasil perhitungan acceleration yang didapat dari mendifferensialkan persamaan velocity dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: s f T 149 , 67 , 6 1 1    Universitas Sumatera Utara 45 Table 4.2. Hasil pengukuran acceleration roda gigi normal pada putaran 400 Rpm Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik acceleration vs time seperti gamabar 4.2. sebagai berikut: Acceleration Roda Gigi Normal mms Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 4.649396 4.74059 4.77707 0.12 4.375809 4.467003 4.539961 0.18 4.685873 4.77707 4.77707 0.24 4.667635 4.77707 4.758828 0.30 4.667635 4.758828 4.77707 0.36 4.667635 4.77707 4.758828 0.42 4.667635 4.758828 4.758828 0.48 4.667635 4.758828 4.77707 0.54 4.612916 4.758828 4.758828 0.60 4.77707 4.77707 4.77707 Universitas Sumatera Utara 46 Gambar 4.2. Acceleration roda gigi normal pada putaran 400 Rpm Dapat dilihat dari gambar grafik acceleration roda gigi normal bahwa untuk amplitudo yang dihasilkan memiliki amplitudo terbesar pada arah horizontal. Untuk menghitung displacement dapat dicari dengan mengintegralkan persamaan velocity sebagai berikut:   t x x  t A x . . sin .   mm 0,00265 06 , . 86 , 41 sin . 0,00451   x x Dari hasil perhitungan displacement yang mengintegralkan persamaan velocity dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut: 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 10 20 30 40 50 60 70 A cc e le ra ti o n m m s 2 Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 47 Table 4.3. Hasil perhitungan displacement roda gigi normal pada putaran 400 Rpm Displacement Roda Gigi Normal mm Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 0.00265 0.002702 0.002723 0.12 0.002494 0.002546 0.002587 0.18 0.002671 0.002723 0.002723 0.24 0.00266 0.002723 0.002712 0.30 0.00266 0.002712 0.002723 0.36 0.00266 0.002723 0.002712 0.42 0.00266 0.002712 0.002712 0.48 0.00266 0.002712 0.002723 0.54 0.002629 0.002712 0.002712 0.60 0.002723 0.002723 0.002723 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik displacement vs time seperti gambar 4.3. sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 48 Gambar 4. 3. Displacement roda gigi normal pada putaran 400 Rpm Dapat dilihat dari gambar grafik displacement roda gigi normal bahwa untuk amplitudo yang dihasilkan memiliki amplitudo terbesar pada arah horizontal.

4.2.2 Karakteristik Getaran Pada Roda Gigi Aus

Hasil pengukuran getaran pada roda gigi aus dapat di lihat pada tabel 4.4 berikut ini: Table 4.4. Hasil pengukuran Velocity roda gigi aus pada putaran 400 Rpm Velocity Roda Gigi Aus mms Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 0.708337 0.002345 0.031712 0.12 0.629827 0.002345 0.030513 0.18 0.339759 0.002345 0.002345 0.24 0.868953 0.002345 0.002345 0.30 0.002345 0.002345 2.159874 0.36 0.231283 0.272037 0.002345 0.00245 0.0025 0.00255 0.0026 0.00265 0.0027 0.00275 0.0028 10 20 30 40 50 60 70 D is p la ce m e n t m m Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 49 0.42 1.085305 0.414673 0.782652 0.48 0.002345 0.330769 0.474604 0.54 2.280935 0.113218 0.002345 0.60 0.002345 0.684964 0.752087 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik velocity vs time seperti gambar 4.4. sebagai berikut: Gambar 4. 4. velocity roda gigi aus pada putaran 400 Rpm Jika dikaitkan dengan standart indicator uji kelayakan mesin ISO 2372 BS4675 kelas I, data getaran yang dihasilkan pada velocity roda gigi aus memiliki amplitudo sebesar 2.454736 mms yang berati roda gigi aus ini berada pada zona B kuning, vibrasi roda gigi baik dan dapat dioperasikan karena masih dalam batas yang diizinkan. Berdasarkan dari data hasil percobaan di atas, data yang dihasilkan adalah berupa hasil kecepatan. Sehingga berdasarkan data vibrasi yang didapatkan maka digambarkan karakteristik vibrasi dengan langkah sebagai berikut: 0.5 1 1.5 2 2.5 3 10 20 30 40 50 60 70 V e lo ci ty m m s Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 50 Kecepatan sudut pada kecepatan putaran poros: 400 Rpm, maka: s rad x 86 , 41 400 60 2     Frekuensi motor dapat dihitung: f   2  ,sehingga   2  f Maka: Hz f 67 , 6 2 86 , 41 2       Sehingga Perioda motor dapat dihitung adalah sebagai berikut: Amplitodo dapat dapat dihitung melalui persamaan velocity yang di dapat dari hasil transduser, dengan demikian persamaan amplitudo dapat dihitung sebagai berikut: t A x   cos .   t x A   cos   s mm A 0,020902 06 , . 86 , 41 cos 86 , 41 0.708337   Untuk menghitung acceleration dapat dicari dengan mendifferensialkan persamaan velocity sebagai berikut: dt x d x     dt t A d x cos .     t A x   sin 2     s f T 149 , 67 , 6 1 1    xn 60 2    Universitas Sumatera Utara 51 06 , . 86 , 41 sin 0,020902 . 86 , 41 2   x  x = 21,55705mms 2 Dari hasil perhitungan acceleration yang didapat dari mendifferensialkan persamaan velocity dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut: Table 4.5. Hasil perhitungan acceleration roda gigi aus pada putaran 400 Rpm Acceleration Roda Gigi Aus mms 2 Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 21.55705 0.071377 0.068756 0.12 19.16773 0.071377 0.066157 0.18 10.34 0.071377 0.005085 0.24 26.44514 0.071377 0.005085 0.30 0.071377 0.071377 4.682966 0.36 7.038718 8.27898 0.005085 0.42 33.02946 12.61989 1.696919 0.48 0.071377 10.06641 1.029021 0.54 69.41648 3.445614 0.005085 0.60 0.071377 20.84573 1.630649 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik acceleration vs time seperti gambar 4.5. sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 52 Gambar 4.5 Acceleration roda gigi aus pada putaran 400 Rpm Dapat dilihat dari gambar grafik acceleration roda gigi aus bahwa untuk amplitudo yang dihasilkan memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial. Untuk menghitung displacement dapat dicari dengan mengintegralkan persamaan velocity sebagai berikut:   t x x  t A x  sin .  mm 0,012286 06 , . 86 , 41 sin . 0.020902   x x Dari hasil perhitungan displacemen yang didapat dengan mengintegralkan persamaan velocity dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut: 10 20 30 40 50 60 70 80 10 20 30 40 50 60 70 A cc e le ra ti o n m m s 2 Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 53 Table 4.6. Hasil pengukuran displacement roda gigi aus pada putaran 400 Rpm Displacement Roda Gigi Normal mm Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 0.012286 4.07E-05 3.92E-05 0.12 0.010924 4.07E-05 3.77E-05 0.18 0.005893 4.07E-05 2.9E-06 0.24 0.015072 4.07E-05 2.9E-06 0.30 4.07E-05 4.07E-05 0.002669 0.36 0.004012 0.004718 2.9E-06 0.42 0.018825 0.007192 0.000967 0.48 4.07E-05 0.005737 0.000586 0.54 0.039563 0.001964 2.9E-06 0.60 4.07E-05 0.011881 0.000929 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik displacement vs time seperti gambar 4.6 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.6. Displacement roda gigi aus pada putaran 400 Rpm Dapat dilihat dari gambar grafik disaplacement roda gigi aus bahwa untuk amplitudo yang dihasilkan memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial.

4.2.3 Karakteristik Getaran Pada Roda Gigi Patah

Hasil pengukuran getaran pada roda gigi patah dapat di lihat pada tabel 4.7 berikut ini Table 4.7. Hasil pengukuran velocity roda gigi patah pada putaran 400 Rpm Velocity Roda Gigi Patah mms Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 1.736159 0.002345 0.002345 0.12 2.008248 0.002345 0.002345 0.18 1.107479 0.002345 0.062277 0.24 2.010046 0.002345 0.002345 0.30 1.721776 0.352345 0.427858 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 10 20 30 40 50 60 70 D is p la ce m e n t m m Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 55 0.36 2.075371 0.543526 0.002345 0.42 0.933679 0.26904 1.912358 0.48 2.07597 0.545323 0.002345 0.54 1.824258 0.302602 1.393352 0.60 2.088556 0.241472 0.002345 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik velocity vs time seperti gambar 4.7 sebagai berikut: Gambar 4.7 Velocity roda gigi patah pada putaran 400 Rpm Jika dikaitkan dengan standart indicator uji kelayakan mesin ISO 2372 BS4675 kelas I, data getaran yang dihasilkan pada velocity roda gigi patah memiliki amplitudo sebesar 2.454736 mms yang berati roda gigi patah ini berada pada zona B kuning, vibrasi roda gigi baik dan dapat dioperasikan karena masih dalam batas yang diizinkan. Berdasarkan dari data hasil percobaan di atas, data yang dihasilkan adalah berupa hasil kecepatan. Sehingga berdasarkan data vibrasi yang didapatkan maka digambarkan karakteristik vibrasi dengan langkah sebagai berikut: 0.5 1 1.5 2 2.5 10 20 30 40 50 60 70 V e lo ci ty m m s Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 56 Kecepatan sudut pada kecepatan putaran poros: 400 Rpm, maka: s rad x 86 , 41 400 60 2     Frekuensi motor dapat dihitung: f   2  ,sehingga   2  f Maka: Hz f 67 , 6 2 86 , 41 2       Sehingga perioda motor dapat dihitung adalah sebagai berikut: Amplitodo dapat dapat dihitung melalui persamaan velocity yang di dapat dari hasil transduser, dengan demikian persamaan amplitudo dapat dihitung sebagai berikut: t A x   cos .   t x A   cos   s mm A A 0,051232 06 , . 86 , 41 cos 86 , 41 1,736159   Untuk menghitung acceleration dapat dicari dengan mendifferensialkan persamaan velocity sebagai berikut: dt x d x     dt t A d x cos .     t A x   sin 2     s f T 149 , 67 , 6 1 1    xn 60 2    Universitas Sumatera Utara 57 06 , . 86 , 41 sin 4 0,051232 . 86 , 41 2   x  52,83712  x  mms 2 Dari hasil perhitungan acceleration yang didapat dari mendifferensialkan persamaan velocity dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: Table 4.8. Hasil perhitungan acceleration roda gigi patah pada putaran 400 Rpm Acceleration Roda Gigi Patah mms 2 Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 52.83712 0.071377 0.071377 0.12 61.1177 0.071377 0.071377 0.18 33.70429 0.071377 1.895289 0.24 61.17242 0.071377 0.071377 0.30 52.3994 10.72302 13.02115 0.36 63.16048 16.5413 0.071377 0.42 28.41496 8.187783 58.19945 0.48 63.17871 16.59601 0.071377 0.54 55.51827 9.209175 42.40436 0.60 63.56174 7.348785 0.071377 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik acceleration vs time seperti gambar 4.8 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 4.8. Acceleration roda gigi patah pada putaran 400 Rpm Dapat dilihat dari gambar grafik acceleration roda gigi patah bahwa untuk amplitudo yang dihasilkan memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial. Untuk menghitung displacement dapat dicari dengan mengintegralkan persamaan velocity sebagai berikut:   t x x  t A x  sin .  .mm 0,030114 06 , . 86 , 41 sin . 0,051232   x x Dari hasil perhitungan displacemen yang didapat dengan mengintegralkan persamaan velocity dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut: 10 20 30 40 50 60 70 10 20 30 40 50 60 70 A cc e le ra ti o n m m s 2 Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 59 Table 4.9. Hasil perhitungan displacement roda gigi pada putaran 400 Rpm Displacement Roda Gigi Patah mm Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 0.030114 4.07E-05 4.07E-05 0.12 0.034833 4.07E-05 4.07E-05 0.18 0.019209 4.07E-05 0.00108 0.24 0.034864 4.07E-05 4.07E-05 0.30 0.029864 0.006111 0.007421 0.36 0.035997 0.009427 4.07E-05 0.42 0.016195 0.004666 0.03317 0.48 0.036008 0.009459 4.07E-05 0.54 0.031642 0.005249 0.024168 0.60 0.036226 0.004188 4.07E-05 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik displacement vs time seperti gambar 4.9 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 60 Gambar 4.9 Displacement roda gigi patah pada putaran 400 Rpm Dapat dilihat dari gambar grafik displacement roda gigi patah bahwa untuk amplitudo yang dihasilkan memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial.

4.2.4 Karakteristik Getaran Pada Roda Gigi Sompel

Hasil pengukuran getaran pada roda gigi pecah dapat di lihat pada tabel 4.10 berikut ini: Table 4.10. Hasil pengukuran velocity roda gigi sompel pada putaran 400 Rpm Velocity Roda Gigi Sompel mms Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 2.340867 0.503372 1.081709 0.12 0.079058 1.088901 0.466813 0.18 1.096093 0.422464 0.01553 0.24 0.002345 0.27743 0.161163 0.30 2.44275 0.516556 0.182739 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 10 20 30 40 50 60 70 D is p la ce m e n t m m Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 61 0.36 2.454736 0.156369 0.503971 0.42 2.454736 0.965442 0.645409 0.48 0.002345 0.182139 0.184537 0.54 2.454736 0.221095 0.548919 0.60 2.454736 0.160564 0.311591 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik velocity vs time seperti gambar 4.10 sebagai berikut: Gambar 4.10. Velocity roda gigi sompel pada putaran 400 Rpm Jika dikaitkan dengan standart indicator uji kelayakan mesin ISO 2372 BS4675 kelas I, data getaran yang dihasilkan pada velocity roda gigi sompel memiliki amplitudo sebesar 2.454736 mms yang berati roda gigi sompel ini berada pada zona B kuning, vibrasi roda gigi baik dan dapat dioperasikan karena masih dalam batas yang diizinkan. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 10 20 30 40 50 60 70 V e lo ci ty m m s Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 62 Berdasarkan dari data hasil percobaan di atas, data yang dihasilkan adalah berupa hasil kecepatan. Sehingga berdasarkan data vibrasi yang didapatkan maka digambarkan karakteristik vibrasi dengan langkah sebagai berikut: Kecepatan sudut pada kecepatan putaran poros: 400 rpm, maka: s rad x 86 , 41 400 60 2     Frekuensi motor dapat dihitung: f   2  ,sehingga   2  f Maka: Hz f 67 , 6 2 86 , 41 2       Sehingga Perioda motor dapat dihitung adalah sebagai berikut: Amplitodo dapat dapat dihitung melalui persamaan velocity yang di dapat dari hasil transduser, dengan demikian persamaan amplitudo dapat dihitung sebagai berikut: t A x . cos . .     t c x A .     s mm A A 0,069077 06 , . 86 , 41 cos 86 , 41 2.340867   Untuk menghitung acceleration dapat dicari dengan mendifferensialkan persamaan velocity sebagai berikut: dt x d x     s f T 149 , 67 , 6 1 1    xn 60 2    Universitas Sumatera Utara 63 dt t A d x cos .     t A x   sin 2     06 , . 86 , 41 sin 0,069077 . 86 , 41 2   x  2 mms 71,24041  x  Dari hasil perhitungan acceleration yang didapat dari mendifferensialkan persamaan velocity dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut: Table 4.11. Hasil perhitungan acceleration roda gigi sompel pada putaran 400 Rpm Acceleration Roda Gigi Sompel mms 2 Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 71.24041 15.31928 32.92002 0.12 2.405984 33.1389 14.20669 0.18 33.35777 12.857 0.472638 0.24 0.071377 8.443131 4.904741 0.30 74.34105 15.72054 5.561349 0.36 74.70582 4.758828 15.33752 0.42 74.70582 29.38163 19.64195 0.48 0.071377 5.543111 5.616069 0.54 74.70582 6.728654 16.70545 0.60 74.70582 4.886502 9.482759 Universitas Sumatera Utara 64 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik acceleration vs time seperti gambar 4.11 sebagai berikut: Gambar 4.11. Acceleration roda gigi sompel pada putaran 400 Rpm Dapat dilihat dari gambar grafik acceleration roda gigi sompel bahwa untuk amplitudo yang dihasilkan memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial. Untuk menghitung displacement dapat dicari dengan mengintegralkan persamaan velocity sebagai berikut:   t x x  t A x .. .. sin .   mm 0,040602 06 , . 86 , 41 sin 0.069077   x x Dari hasil perhitungan displacemen yang didapat dengan mengintegralkan persamaan velocity dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut: 10 20 30 40 50 60 70 80 10 20 30 40 50 60 70 Ac ce le ra ti o n m m s 2 Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 65 Table 4.12. Hasil perhitungan displacement roda gigi sompel pada putaran 400 Rpm Displacement Roda Gigi Sompel mm Time s Aksial Horizontal Vertikal 0,06 0.040602 0.008731 0.018762 0.12 0.001371 0.018887 0.008097 0.18 0.019012 0.007328 0.000269 0.24 4.07E-05 0.004812 0.002795 0.30 0.042369 0.00896 0.00317 0.36 0.042577 0.002712 0.008741 0.42 0.042577 0.016746 0.011195 0.48 4.07E-05 0.003159 0.003201 0.54 0.042577 0.003835 0.009521 0.60 0.042577 0.002785 0.005405 Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafik displacement vs time seperti gambar 4.12 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 66 Gambar 4.12. Displacement rodagigi sompel pada putaran 400 Rpm Dapat dilihat dari gambar grafik acceleration roda gigi sompel bahwa untuk amplitudo yang dihasilkan memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial.

4.3 Simpangan Maksimum Amplitudo

Dari hasil analisa di atas maka besarnya simpangan maksimum pada masing- masing roda gigi normal, roda gigi aus, roda gigi sompel dan roda gigi patah dapat di lihat pada tabel sebagai berikut: 4.3.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 400 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitudo seperti yang pada tabel 4.13 dibawah ini: Tabel 4.13. Amplitudo maksimum 400 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0,156968 0,1593655 0,159366 Roda gigi aus 2,454736 2,016039 2,454736 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 10 20 30 40 50 60 70 D is p la ce m e n t m m Time s AKSIAL HORIZONTAL VERTIKAL Universitas Sumatera Utara 67 Roda gigi sompel 2,454736 1,908762 2,454736 Roda gigi patah 2,427767 1,536588 2,404993 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi seperti gambar 4.13 sebagai berikut: Gambar 4.13. Grafik amplitudo maksimum 400 rpm Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi pada kecepatan 400 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi aus dan roda gigi sompel memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial dan vertical yaitu sebesar 2,454736 mms. 4.3.2. Simpangan Maksimum Amplitudo 500 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitudo seperti yang pada tabel 4.14 dibawah ini: 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah A m p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.14. Amplitudo maksimum 500 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0,158167 0,1611634 0,159366 Roda gigi aus 2,447545 1,429311 2,454137 Roda gigi sompel 1,282479 1,440099 2,38162 Roda gigi patah 2,127511 1,500629 1,688214 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi seperti gambar 4.14 sebagai berikut: Gambar 4.14. Grafik amplitudo maksimum 500 rpm Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi pada kecepatan 500 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi sompel memiliki amplitudo terbesar pada arah vertikal yaitu 2.454137 mms. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah A m p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 69 4.3.3. Simpangan Maksimum Amplitudo 600 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitude seperti yang pada tabel 4.15 dibawah ini: Tabel 4.15. Amplitudo maksimum 600 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0,157568 0,1558756 0,158766 Roda gigi aus 2,417579 0,1723432 2,447545 Roda gigi sompel 0,901316 0,254241 2,385216 Roda gigi patah 1,992066 0,116103 1,769122 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi seperti gamabar 4.15 sebagai berikut: Gambar 4.15. Grafik amplitude maksimum 600 rpm 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah A m p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 70 Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi pada kecepatan 600 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi aus memiliki amplitudo terbesar pada arah vertikal yaitu 2.447545 mms. 4.3.4. Simpangan Maksimum Amplitudo 700 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitudo seperti yang pada tabel 4.16 dibawah ini: Tabel 4.16. Amplitudo maksimum700 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0.158167 0.161163 0.158766 Roda gigi aus 2.403195 1.236931 2.39061 Roda gigi sompel 1.338814 1.126058 2.175456 Roda gigi patah 2.454736 2.270747 2.191038 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi seperti gambar 4.16 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 71 Gambar 4.16. Grafik amplitudo maksimum 700 rpm Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi- pada kecepatan 700 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi patah memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial yaitu 2,454736 mms. 4.3.5. Simpangan Maksimum Amplitudo 800 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitudo seperti yang pada table 4.17 dibawah ini: Tabel 4.17. Amplitudo maksimum 800 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0,158167 0,161163 0,159965 Roda gigi aus 2,440952 1,168609 2,219805 Roda gigi sompel 1,368181 1,151229 2,072374 Roda gigi patah 2,411586 2,225799 1,387958 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah A m p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 72 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi seperti gambar 4.17 berikut ini: Gambar 4.17. Grafik amplitudo maksimum 800 rpm Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi- pada kecepatan 800 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi aus memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial yaitu 2.440952 mms. 4.3.6. Simpangan Maksimum Amplitudo 900 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitudo seperti yang pada tabel 4.18 dibawah ini: Tabel 4.18. Amplitudo maksimum 900 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0,159965 0,161163 0,159366 Roda gigi aus 2,412185 1,075117 2,246175 Roda gigi sompel 0,850374 1,009791 2,071775 Roda gigi patah 2,345661 2,289925 1,757735 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah A m p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 73 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi seperti gambar 4.18 berikut: Gambar 4.28. Grafik amplitudo maksimum 900 rpm Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi- pada kecepatan 900 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi aus memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial yaitu 2.412185 mms. 4.3.7. Simpangan Maksimum Amplitudo 1000 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitudo seperti yang pada tabel 4.19 dibawah ini: Tabel 4.19. Amplitudo maksimum1000 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0,158766 0,161763 0,160564 Roda gigi aus 2,371432 1,14164 2,185645 Roda gigi sompel 1,076915 1,078712 1,960303 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah A m p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 74 Roda gigi patah 2,203624 2,148487 1,913556 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi seperti gambar 4.19 berikut: Gambar 4.19. Grafik amplitudo maksimum 1000 rpm Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi- pada kecepatan 1000 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi aus memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial yaitu 2.371432mms. 4.4.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 1100 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitudo seperti yang pada tabel 4.20 dibawah ini: 0.5 1 1.5 2 2.5 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah A m p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 4.20. Amplitudo maksimum1100 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0,159366 0,161763 0,160564 Roda gigi aus 2,301312 1,224945 1,963299 Roda gigi sompel 1,042754 1,199774 1,906364 Roda gigi patah 2,408589 2,408589 1,585732 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi sebagai berikut: Gambar 4.20. Grafik amplitudo maksimum 1100 rpm Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi- pada kecepatan 1100 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi patah memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial dan horizontal yaitu 2.408589 mms. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah A m p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 76 4.4.1. Simpangan Maksimum Amplitudo 1200 rpm Dari hasil pengukuran data didapat simpangan maksimum amplitudo seperti yang pada tabel 4.21 dibawah ini: Tabel 4.21. Amplitudo maksimum 1200 rpm Tipe aksial horizontal vertikal Roda gigi normal 0,159366 0,161163 0,160564 Roda gigi aus 2,24198 1,035562 1,963299 Roda gigi sompel 1,266897 1,061932 1,.906364 Roda gigi patah 2,357048 2,185045 1,585732 Dari hasil data di atas dapat digambarkan grafik simpangan maksimum tiap masing-masing roda gigi seperti gambar 4.21 berikut ini: Gambar 4.21. Grafik amplitudo maksimum 1200 rpm 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Roda gigi normal Roda gigi aus Roda gigi sompel Roda gigi patah Am p li tu d o m m s aksial horizontal vertikal Universitas Sumatera Utara 77 Jika dilihat dari grafik amplitudo maksimum masing-masing roda gigi- pada kecepatan 1200 Rpm dapat di lihat bahwa pada pada roda gigi patah memiliki amplitudo terbesar pada arah aksial yaitu 2.357048 mms.

4.4 Gaya-Gaya Pada Roda Gigi Lurus