Fraksinasi Bakteri TINJAUAN PUSTAKA

11 temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. b. Digesti,adalahproses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperaturelebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C. c. Sokletasi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. d. Infudansi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 15 menit. e. Dekoktasi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 30 menit.

2.4 Fraksinasi

Fraksinasi adalah suatu metode pemisahan senyawa organik berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa tersebut dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, biasanya antara pelarut air dan pelarut organik Soebagio, 2005. Teknik pemisahan ekstraksi cair-cair ini dilakukan dengan menggunakan corong pisah.Kedua pelarut yang saling tidak bercampur tersebut dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian digojok dan didiamkan.Senyawa organik akan terdistribusi ke dalam fasenya masing-masing bergantung pada kelarutannya terhadap fase tersebut dan kemudian akan terbentuk dua lapisan yang dapat dipisahkan dengan membuka kunci pipa corong pisah Odugbemi, 2008. Ekstrak dipartisi dengan menggunakan peningkatan polaritas pelarut seperti petroleum eter, n-heksana, kloroform, etilasetat dan etanol. Pemilihan Universitas Sumatera Utara 12 pelarut pada ekstraksi bergantung pada sifat analitnya dimana pelarut dan analit harus memiliki sifat yang sama, contohnya analit yang sifat lipofilitasnya tinggi akan terekstraksipada pelarut yang relatif nonpolar seperti n-heksana sedangkan analit yang semipolar terlarut pada pelarut yang semipolar Venn, 2008.

2.5 Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu, berbentuk bola, batang atau spiral berdiameter sekitar 0,5-1,0 µm dan panjangnya 1,5-2,5 µm Dwijoseputro, 1994. Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” dari bahasa Yunani yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berkembangbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop. Gibson, 1996. Pertumbuhan dan perkembangan bakteri dipengaruhi oleh: 1. Zat makanan nutrisi Sumber zat makanan bagi bakteri diperoleh dari senyawa karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur logam natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi, tembaga dan kobalt, vitamin dan air untuk fungsi metabolik dan pertumbuhannya. 2. Keasaman dan kebasaan pH Kebanyakan bakteri tumbuh optimum pada pH antara 6,5 - 7,5. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat asam atau basa. 3. Temperatur Proses pertumbuhan bakteri tergantungpada reaksi kimiawi dan laju reaksi kimia yang dipengaruhi oleh temperatur. Maka diklasifikasikan menjadi: a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 0 - 30 o C, Universitas Sumatera Utara 13 dengan temperatur optimum adalah 10 - 20 o C. b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 5 - 60 o C, temperatur optimum adalah 25 - 40 o C. c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur optimumadalah 55 - 65 o C. 4. Oksigen a. Aerobik, yaitu bakteri yang butuh oksigen dalam pertumbuhannya. b. Anaerobik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh tanpa oksigen. c. Anaerobik fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan oksigen ataupun tanpa oksigen. d. Mikroaerofilik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik dengan adanya sedikit oksigen. 5. Tekanan osmosa Medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri adalah medium isotonis terhadap isi sel bakteri. 6. Kelembaban Secara umum bakteri tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada lingkungan yang lembap. Kebutuhan akan air tergantung dari jenis bakterinya Pelczar, et al.,1988

2.5.1 Morfologi bakteri

Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu: Bentuk basil Bakteri yangmempunyai bentuk batang atau silinder, membelah dalam satu bidang, berpasangan ataupun bentuk rantai pendek atau panjang. Bakteri bentuk basil dapat dibedakan atas: Universitas Sumatera Utara 14 a. Monobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain dengan kedua ujung tumpul. b. Diplobasil yaitu basil yang bergandeng dua dan kedua ujungnya tumpul. c. Streptobasil yaitu basil yang bergandengan panjang dengan kedua ujung tajam. Contoh bakteri dengan bentuk basil adalahEschericia coli, Bacillus anthracis, Salmonella typhimurium dan Shigella dysentriae. Bentuk kokus Merupakan bakteri yang bentuknya seperti bola-bola kecil, ada yang hidup sendiri dan ada yang berpasang-pasangan. Bakteri bentuk kokus dapat dibedakan atas: a. Diplokokus yaitu kokus yang bergandeng dua. b. Tetrakokus yaitu kokus yang mengelompok empat. c. Stafilokokus yaitu kokus yang mengelompok dan membentuk anggur. d. Streptokokus yaitu kokus yang bergandengan panjang menyerupai rantai. e. Sarsina yaitu kokus yang mengelompok seperti kubus. Contoh bakteri dengan bentuk kokus adalahStaphylococcus aureus, Sarcina luten, Diplococcus pneumonia dan Streptococcus lactis. Bentuk spiral Dibedakan atas: a. Spiral yaitu menyerupai spiral atau lilitan. b. Vibrio yaitu bentuk batang yang melengkung berupa koma. c. Spirochaeta yaitu menyerupai bentuk spiral, bedanya dengan spiral dalam kemampuannya melenturkan tubuhnya sambil bergerak. Contoh bakteri dengan bentuk spiral adalah Vibrio cholera dan Universitas Sumatera Utara 15 Spirochaeta palida Volk dan Wheeler, 1989. 2.5.2Staphylococcus aureus Staphylococcus aureusmerupakan bakteri gram positif, aerob dan anaerob fakultatif berbentuk bola atau kokus berkelompok tidak teratur, diameter 0,8 – 1,0 µm, tidak membentuk spora atau tidak bergerak, koloni berwarna kuning. Bakteri ini tumbuh pada suhu 37 o C tetapi paling baik membentuk pigmen pada suhu 20- 25 o C.Koloni pada pembenihan padat berbentuk bulat halus, menonjol, dan berkilau membentuk berbagai pigmen.Bakteri ini terdapat pada kulit, selaput lendir, bisul, dan luka. Dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan Jawetz, et al., 2007. Staphylococcus aureushidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan seperti hidung, mulut, tenggorokan dan dapat pula dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin.Selain dapat menyebabkan intoksikasi, bakteri ini juga dapat menyebabkan berbagai macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia, dan mastitis pada manusia dan hewan Supardi dan Sukamto, 1999.Adapun sistematika dari bakteri Staphylococcus aureus yaitu: Divisi : Schizophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa :Eubacteriales Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus Spesies : Staphylococcus aureusHolt, et al., 1988. 2.5.3Staphylococcus epidermidis Universitas Sumatera Utara 16 Merupakan bakteri gram positif, aerob atau anaerob fakultatif berbentuk bola atau kokus berkelompok tidak teratur, diameter 0,8 – 1,0 um tidak membentuk spora dan tidak bergerak, koloni berwarna putih bakteri ini tumbuh cepat pada suhu 37C tetapi paling baik membentuk pigmen pada suhu kamar 20C. koloni pada pembenihan padat berbentuk bulat halus, menonjol, berkilau, tidak menghasilkan pigmen, berwarna putih porselen sehingga Staphylococcus epidermidis disebut Staphylococcus albus, koagulasi negatif dan tidak meragi manitol. Staphylococcus epidermidis terdapat pada kulit, selaput lendir, bisul dan luka. Dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringanJawetz, et al., 2007. Adapun sistematika Staphylococcus epidermidis adalah Breed, 1957: Divisi : Bacteriophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Microciccaceae Marga : Staphylococcus Jenis : Staphylococcus epidermidis

2.5.4 Pseudomonas aeruginosa

Organisme ini merupakan basilus gram-negatif yang motil dan hidup dalam suasana aerob.Bakteri ini terdapat dimana-mana pada lingkungan, tetapi jarang pada flora orang sehat.Jumlah pembawa meningkat dengan perawatan inap rumah sakit. Lingkungan yang lembap merupakan habitat Pseudomonas aeruginosa, seperti bak cuci dan keran air Gillespie dan Bamford, 2008 Pseudomonas aeruginosa memproduksi sitotoksin dan protease misalnya Universitas Sumatera Utara 17 eksotoksin A dan S, hemolisis, dan etalase. Luka bakar dapat terkoloni menyebabkan septikemia sekunder akibat Pseudomonas aeruginosa.Septikemia dengan mortalitas tinggi merupakan anacaman tersendiri bagi pasien neutropenia Gillespie dan Bamford, 2008. Sistematika Pseudomonas aeruginosa adalah Breed, 1957: Divisi : Eukariota Kelas : Schizomycetes Bangsa : Pseudomonadales Suku : Pseudomonadaceae Marga : Pseudomonas Jenis : Pseudomonas aeruginosa

2.6 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme