Uraian Tumbuhan Uraian Kandungan Kimia .1 Glikosida

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi morfologi tumbuhan, sistematika, nama daerah dan nama asing, sinonim, manfaat, dan kandungan kimia.

2.1.1 Morfologi

Tumbuhan ketepeng merupakan perdu dengan tinggi ± 5 m. Batang berkayu, bulat, percabangan simpodial, coklat kotor. Daun majemuk berwarna hijau, menyirip genap, anak daun delapan sampai dua puluh empat pasang, bentuk bulat panjang, ujung tumpul, tepi rata, pangkal membulat, panjang 3,5-15 cm, lebar 2,5-9 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek. Bunga majemuk berbentuk tandan dengan kelopak berbagi lima, benang sari tiga, daun pelindung pendek berwarna jingga, mahkota berbentuk kupu-kupu. Buah polong panjang bersegi empat, panjang ± 18 cm dan lebar ± 2,5 cm, masih muda berwarna hijau setelah tua hitam kecoklatan. Biji berbentuk segitiga lancip, pipih, masih muda hijau setelah tua berwarna hitam.Akar tunggang bercabang, bulat dan kehitaman Anonim, 2016. 2.1.2 Sistematika Tumbuhan ketepeng Senna alata L.Roxb.diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Bangsa : Fabales Suku : Fabaceae Leguminosae Universitas Sumatera Utara 6 Marga : Senna Cassia Spesies : Senna alata L. Roxb.Anonim, 2016.

2.1.3 Nama daerah dan nama asing

Ketepeng kebo Jawa, ketepeng china Indonesia, ketepeng badak Sunda, acon-aconan Madura, sajamera Halmahera, kupang-kupang Ternate, tabankun Tidore, daun kupang, daun kurap, gelenggang, uru’kap Sumatera, seven golden candlestick Inggris, akapulko Filipina Titin, 2008.

2.1.4 Sinonim

Sinonim :Cassia alata L.; Cassia bracteata L.f.; Cassia herpetica Jacq.; Cassia rumphiana DC. Bojer; Herpetica alata L.Raf. Anonim, 2008 2.1.5 Manfaat Daun ketepeng digunakan sebagai obat panu, kurap, kudis, sembelit, cacingan, dan sariawan Titin, 2008.

2.1.6 Kandungan kimia

Daun ketepeng mengandung rein aloe-emodina, rein aloe-emodina- daintron, rein, aloe emodina, asam krisofanat, dihidroksimetilanthraquinone, tanin Titin, 2008. 2.2 Uraian Kandungan Kimia 2.2.1 Glikosida Glikosida merupakan suatu senyawa yang biladihidrolisis akan terurai menjadi gula glikon dan senyawa lain aglikon atau genin. Glikosida dibagi atas 4 tipe berdasarkan atom penghubung glikon dan aglikon, yaitu: a. Tipe O-heterosida atau O-glikosida, jika glikon dan aglikonnya dihubungkan oleh atom O, contohnya : salisin. Universitas Sumatera Utara 7 b. Tipe S-heterosida atau S-glikosida, jika glikon dan aglikonnya dihubungkan oleh atom S, contohnya : sinigrin. c. Tipe N-heterosida atau N-glikosida, jika glikon dan aglikonnya dihubungkan oleh atom N, contohnya nikleosidin dan kronotosidin. d. Tipe C-heterosida atau C-glikosida, jika glikon dan aglikonnya dihubungkan oleh atom C, contohnya aloin dan viteksin Fransworth, 1996.

2.2.2 Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yag terbesar mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C 6 -C 3 -C 6 , yaitu dua cincin aromatis yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga Markham, 1998. Flavonoida sering terdapat sebagai glikosida.Flavonoida merupakan kandungan khas tumbuhan hijau yang terdapat pada bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga, buah buni dan biji.Flavonoida bersifat polar karena mengandung sejumlah hidroksil yang tersulih atau suatu gula Markham, 1998.

2.2.3 Steroidtriterpenoid

Steroid adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklo pentana perhidrofenantren.Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik, yaitu skualena.Uji yang biasa digunakan adalah reaksi Liebermann-Burchard yang dengan kebanyakan triterpen dan steroida memberikan warna hijau-biru.Senyawa triterpenoid dan steroid berstruktur siklik dengan berbagai gugus fungsi yang melekat padanya, seperti gugus alcohol Universitas Sumatera Utara 8 aldehid atau asam karboksilat. Mereka berupa senyawa tidak berwarna, berbentuk kristal, sering kali memiliki titik leleh tinggi dan bersifat aktif optik Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang-kurangnya empat golongan senyawa : triterpenasebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung. Triterpena tertentu menjadi terkenal karena rasanya, terutama kepahitannya Harborne, 1987.

2.2.4 Saponin

Saponin merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun glikosida steroida yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisa sel darah merah Harborne, 1987.

2.2.5 Tanin

Tanin adalah senyawa yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya menyambung silang proteina.Tanin tumbuhan dibagi menjadi dua golongan, yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis.Kadar tanin yang tinggi mempunyai arti penting bagi tumbuhan yakni pertahanan bagi tumbuhan dan membantu mengusir hewan pemakan tumbuhan.Tanin terkondensasi terdapat pada paku-pakuan, gimnospermae, dan angiospermae, sedangkan tanin terhidrolisis penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua.Beberapa tanin terbukti mempunyai antioksidan dan menghambat pertumbuhan tumor Harborne, 1987.

2.2.6. Glikosida antrakinon

Glikosida antrakinon, golongan glikosida ini aglikonnya adalah sekerabat dengan antrasena yang memiliki gugus karbonil pada kedua atom C yang berseberangan atom C 9 dan C 10 atau hanya C 9 antron dan C 9 ada gugus hidroksil antranol Gunawan dan Mulyani, 2004. Universitas Sumatera Utara 9 Senyawa antrakinon dan turunannya seringkali bewarna kuning sampai merah sindur oranye, larut dalam air panas atau alkohol encer. Untuk identifikasi digunakan reaksi Borntraeger.Antrakuinon yang mengandung gugus karboksilat rein dapat diekstraksi dengan penambahan basa, misalnya dengan natrium bikarbonat.Hasil reduksi antrakinon adalah antron dan antranol, terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida.Antron bewarna kuning pucat, tidak menunjukkan fluoresensi dan tidak larut dalam alkali, sedangkan isomemya, yaitu antranol bewarna kuning kecoklatan dan dengan alkali membentuk larutan berpendar berfluoresensi kuat.Oksantron merupakan zat antara intermediate antara antrakinon dan antranol. Reaksi Borntraeger modifikasi Fairbairn, yaitu dengan menambahkan hydrogen peroksida akan menujukkan reaksi positif. Senyawa ini terdapat dalam Frangulae cortex.Diantron adalah senyawa dimer tunggal atau campuran dari molekul antron, hasil oksidasi antron Gunawan dan Mulyani, 2004. Antrakuinon termasuk senyawa yang tidak berbahaya, tidak menimbulkan ketagihan, kebiasaan, ataupun tidak menimbulkan toleransi terhadap manusia.Antanol dan antron memiliki sifat reduksi yang kuat.Sifat ini sering dijadikan sebagai pelengkap ramuan dari obat-obat antiseptik tertentu untuk beberapa penyakit kulit, misalnya pemakaian krisarobin dalam psoriasis, eksim kering dan penyakit kulit karena berbagai jamur, juga pemakaian aloe sebagai antiseptik untuk luka pada pengobatan veteriner Gunawan dan Mulyani, 2004. Universitas Sumatera Utara 10 2.3Ekstrak 2.3.1 Pengertian ekstrak Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Depkes, RI., 1995. Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan Depkes, RI., 1979.

2.3.2 Metode ekstraksi

Menurut Ditjen POM RI 2000, beberapa metode ekstraksi yaitu: 1. Cara dingin a. Maserasi, adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada suhu kamar. Maserasi yang dilakukan dengan pengadukan secara terus menerus disebut dengan maserasi kinetik, sedangkan yang dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi. b. Perkolasi, adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesan penampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh perkolat. 2. Cara panas a. Refluks, adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada Universitas Sumatera Utara 11 temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. b. Digesti,adalahproses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperaturelebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C. c. Sokletasi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. d. Infudansi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 15 menit. e. Dekoktasi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 30 menit.

2.4 Fraksinasi