Letak Hidrolika pipa Prosedur Desain I rigasi Sprinkler

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010 41 Menyusun Nilai Faktor-faktor Rancangan Membuat Skema Lay out dan Menetapkan Luas Sub Unit dan Blok Irigasi Perhitungan Rancangan Hidrolika Sub Unit : 1. Lateral Panjang Jml sprinkler per lateral 2. Manifold a.Panjang b.Jml lateral per manifold Spesifikasi sprinkler qa, Ha Radius penyiraman Laju penyiraman Coefficient of Uniformity CU Jarak spasi Hidrolika pipa : Nomogram Hazen William Faktor Reduksi outlet K minor Losses Modifikasi Lay-out Ubah diameter pipa Ganti spesifikasi sprinkler Tidak Selesai Finalisasi Lay-out Optimalisasi Perhitungan TDH dan Kapasitas Sistem Qs Penentuan : Jenis dan Ukuran Pompa Jenis dan Kekuatan Tenaga Penggerak Pompamesin tersedia di pasaranlapangan Ya ΔH pd lateral ≤ 11 Ha dan ΔH pd manifold ≤ 9Ha Tidak Ya Gambar 4. Prosedur Desain Irigasi Sprinkler Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010 42

3. Prosedur Desain I rigasi Sprinkler

Beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam desain irigasi sprinkler antara lain: letak, hidrolika pipa, laju penyiraman dan spesifikasi pompa.

a. Letak

Dalam penentuan tata letak jaringan irigasi sprinkler, terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain : • Lateral dipasang sejajar kontur lahan dan dipasang tegak lurus arah angin utama. • Pemasangan lateral yang naik sejajar dengan lereng dihindari, pemasangan lateral yang menuruni lereng akan memberikan keuntungan tertentu. • Saluran utama atau manifold dipasang naik turun atau sejajar dengan lereng. • Apabila memungkinkan saluran utama dipasang di suatu tempat, sehingga saluran lateral dapat dipasang di sekelilingnya. • Apabila memungkinkan lokasi sumber air berada di tengah-tengah areal rancangan. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010 43 Tata letak lateral yang ideal bergantung pada jumlah sprinkler yang beroperasi serta jumlah posisi leteral, topografi dan kondisi angin.

b. Hidrolika pipa

Kebutuhan total tekanan suatu sistem irigasi sprinkler terdiri atas: • Static head adalah jarak vertikal dimana air harus diangkat atau diturunkan antara sumber air dengan titik pengeluaran tertinggi. • Pressure head adalah perbedaan ketinggian antara pompa dengan hidran tertinggi dan terendah yang mengoperasikan lateral sepanjang pipa utama dan pipa sub utama, yang akan memberikan nilai static head maksimum dan minimum. • Friction head adalah kehilangan head sepanjang pipa utama, manifold karena adanya katup dan sambungan. • Velocity head , kecepatan aliran dalam suatu sistem irigasi sprinkler jarang melebihi 2,5 mdet, sehingga velocity head dapat diabaikan. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010 44 • Suction lift atau perbedaan antara elevasi sumber air dan elevasi pompa. Besarnya nilai suction lift ini merupakan akumulasi antara nilai SWL Static Water Level dengan nilai surutan drawdown suatu sumur. Kehilangan head pada sub unit ΔPs dibatasi tidak lebih dari 20 dari tekanan operasi rata-rata sistem. Kehilangan head hf pada lateral harus ≤ ΔHl, demikian juga halnya pada manifold, kehilangan headnya hf harus ≤ ΔHm. Tekanan inlet lateral yang tertinggi diambil sebagai outlet manifold pada sub unit. ΔPs = 20 x Ha ΔHl = 0,55 ΔPs ± Z lateral ΔHm = 0,45 ΔPs ± Z manifold dimana : ΔPs = kehilangan head yang diijinkan pada sub-unit m ΔHl = kehilangan head yang diijinkan pada lateral m Ha = tekanan operasi rata-rata sprinkler m Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010 45 ΔHm = kehilangan head yang diijinkan pada manifold m Z lateral = perbedaan elevasi sepanjang lateral m Z manifold = perbedaan elevasi sepanjang manifold m

c. Laju Penyiraman