Buku pedoman teknis pkk ab

(1)

(2)

(3)

ii Lampiran

Keputusan Setjen Depkes Nomor : HK.00.SJ.SK.VIII.1057 Tanggal : 6 Oktober 2006

SUSUNAN PANITIA TIM PENGEMBANGAN PENYUSUNAN BUKU STANDAR INTERNASIONAL

PENANGANAN BENCANA BIDANG KESEHATAN

Pengarah

Ketua : Kepala Pusat Penanggulangan Kisis Sekretaris : Kepala Bagian Tata Usaha PPK Anggota :

1. Sesditjen Bina Kesehatan Masyarakat 2. Sesditjen Bina Pelayanan Medik 3. Sesditjen Pemberantasan Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan

4. Sesditjen Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan

5. Kepala Biro Kepegawaian Pelaksana

Ketua : Dr. Lucky Tjahjono, M.kes

Kabid. Tanggap Darurat dan Pemulihan PPK

Wakil Ketua : Mudjiharto, SKM, MM

Kabid. Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan PPK

Sekretaris : Drg. Indah Marwati, MM


(4)

iii Anggota :

1. Dr. Edi Suranto, MPH

Setditjen. Bina Kesehatan Masyarakat 2. Dr. Imran Agus Nur Ali

Dit. Bina Kesehatan Komunitas 3. Dr. Wuwuh Utaminingtyas, M.Kes

Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar 4. Drg. Yosephine Lebang, M.Kes

Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik 5. Dading, SKM, M.Epid

Dit. Penyehatan Lingkungan 6. Marjunet, SKM, M.Kes

Dit. Sepim dan Kesehatan Matra 7. Drs. M. Nur Ginting, Apt, M.Kes

Dit. Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

8. Heri Radison

Setditjen. Bina Kefarmasian dan Alkes 9. Drg. Astuti, MARS

Biro Kepegawaian 10. Drg. Yeni Mulyawati, MS

Biro Kepegawaian 11. Dr. Rochman Arif, M.Kes

Pusat Penanggulangan Krisis 12. Yus Rizal, DCN, M.Epid

Pusat Penanggulangan Krisis

Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan

Dr. Sjafii Ahmad, MPH NIP. 140 086 897


(5)

iv

TIM PENYUSUN

PENYUSUN

dr. Rustam S. Pakaya. MPH drg. Els Mangundap, MM dr. Lucky Tjahjono, M. Kes Mudjiharto, SKM, MM drg. Indah Marwati, MM dr. Imran Agus Nur Ali, Sp. KO dr. Wuwuh Utaminingtyas, M.Kes drg. Yosephine Lebang, M. Kes Dading Setiawan, SKM, M. Epid Hary Purwanto, SKM, M. Epid drs. M. Nur Ginting, Apt, M.Kes Heri Radison, SKM

drg. Astuti, MARS

Ir. Tatang Sahibul Falah, MSc dr. Diding Sawaludin, Sp. KJ, M. Kes dr. Rochman Arif, M. Kes

Yus Rizal, DCN, M. Epid

WHO

dr. Vijay Nath Kyaw Win

TIM PAKAR

Prof. Dr. dr. Aryono D. Pusponegoro, Sp.BD Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.BO, FICS

Dr. dr. IB Tjakra Wibawa Manuaba, Sp.B, Onc, MPH Prof. Dr. dr. Eddy Rahardjo, Sp.An, KIC

dr. Hendro Wartatmo, Sp.B dr. Tri Wahyu, Sp. BTKV

dr. Agung Prayitno Sutiyoso, Sp.OT, MARS, MM dr. Faisal Baraas, Sp.JP (K)

dr. Indrijono Tantoro, MPH

PENYUNTING

dr. Eva Roswati Siti Khadijah, Apt Palupi Widyastuti, SKM


(6)

i

SA M BUTA N

M ENTERI KESEHA TA N REPUBL I K

I NDONESI A

Puj i syukur kam i Panj at kan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa kar ena at as karunia-Nya kit a dapat m eny elesaikan penyusunan Buku Pedom an Teknis Penanggulangan Krisis Kesehat an akibat Bencana yang m en gacu kepada st andar int ernasional (Technical Guidelines of Healt h Crisis Responses on Disast er) . Kit a ket ahui ber sam a, I ndonesia m erupakan wilayah yang rawan t erhadap bencana, baik bencana alam m aupun karena ulah m anusia hingga k edarurat an kom pleks. Sem ua hal t ersebut j ika t erj adi akan m enim bulkan krisis k esehat an ant ara lain t im bulnya korban m assal, konsent rasi m assa/ pengungsian, m asalah pangan dan gizi, m asalah ket ersediaan air bersih, m asalah sanit asi lingkungan, t er ganggunya pengawasan vekt or, penyakit m enular, lum puhnya pelayanan kesehat an, m asalah Post Traum at ic St ress, k elangkaan t enaga kesehat an dan diskoor dinasi. Hal ini t ent unya akan m engganggu j alannya pem bangunan khususnya pem bangunan kesehat an.

Penanganan krisis kesehat an akibat bencana m eru pakan t ugas dan t anggung j awab Depart em en Kesehat an yang harus dilakukan dengan baik secara t erpadu ber sam a pengelola program sek t or kesehat an m aupun sekt or di luar kesehat an. Dengan adanya ot onom i di bidang kesehat an dim ana salah sat u fungsi pem erint ah pusat adalah m em persiapkan st andar- st andar dan pedom an-pedom an. Buku ini dapat dij adikan pet unj uk bagi pet ugas yang bekerj a dalam penanganan bencana.

Saya m en yam but baik t er susunnya buku pedom an ini dan saya m engharapkan agar buku ini dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai acuan oleh seluruh inst it usi kesehat an baik lokal m aupun int ernasional dalam penaganan krisis kesehat an akibat bencana khususnya di I ndonesia.

Kepada sem ua pihak yang m em bant u t ersusunnya buku ini, saya ucapkan t erim a kasih dan penghar gaan set inggi- t ingginya.

Selam at bek erj a!

Jakart a, 8 Februari 2007 MENTERI KESEHATAN


(7)

ii Sa m b u t a n Per w a k i l a n WHO I n d on esi a

I ndonesia. Locat ed on t he 4 t ect onic m oving plat es and in t he heart of t he Pacific Ring of Fire, had eexperi enced sev eral m aj or em er gencies from varoius hazar ds in it s hist ory and m ore evident l y in t he past decade. Em er gencies and disast ers unpredict able as t hey are, pose a challenge t o hum anit arian act ors t o address needs in or eder t o provide int er vent ions in an eff ect ive and effiecient m anner . I n all t hese ev ent s, m any l essons had been drawn but not m an y had been t ruly learnt . Am ong t h ese lessons, im proving coor dinat ion, writ ing out st andar d operat ing procedur es, pr eparedness and cont ingency planning st and out . These are k ey lessons t hat n eed t o be t ranslat ed int o act ion for t hem t o be learnt . Aft er t h e devast at ing eart quake and t sunam i t hat hit Aceh and ot he neigh boring count ries in 2004, t he need t o furt her st r engt hen t he Em ergency Prepar edness and Response program m e for t he Minist ry of Healt h was evident . Toget h er wit h t he MOH, WHO saw t hat gu delines for operat ions which out line procedur es and m ore im port ant ly lines of com m and, cont rol, coor dinat ion, and com m unicat ion was urgent need.

WHO provided n ecessar y t echnical and financial support t o t h e MOH t o dev elop t he st andard operat ing procedur es for crisis. This current pu blicat ion is a first st ep in put t ing t oget h er t he procedur es necessar y in pr eparing for and addr essing em ergencies. The Technical Guidelines for Healt h Act ion in Crisis will be useful for bot h nat ional and int ernat ional hum anit arian egen cies t o work m ore effect ivel y and efficient ly base on st andar ds for t he peopl e affect ed. This guidebook alseo ser ve as a st rong support ing pillar for t h e work of t he 9 Regional Crisis Cent er s est ablished in 2006 by t h e MOH.

Since t h e eart hquak e and t sunam i of 26 Decem ber 2004 sev eral init iat ives t o im prov e and coordinat e disast er and em er gency r esponse have been in place. This has shown t he st rong com m it m ent owner ship of MOH in preparing and responding t o crisis. Th ese Technical Guidelines is one of t h e k ey st eps in furt her im proving prepar edness m easur es.

WHO, working in close cooperat ion wit h MOH and ot h er part ner agencies will cont inue it s support t o furt h er updat e t h e guidelines and st r engt h en t he EPR Program m e and disast er em ergency m anagem ent as a whole in various sect ors. I would like t o t hank ev eryon e involved in m aking t his wor k possible. I ndeed, t oget her we can achieve m or e for pr epar edn ess which is t he best invest m ent and response for any em ergency .

D r. Ge o rg Pe t e rson


(8)

iii

KA TA PENGA NTA R

Negara Kesat uan Repu blik I ndonesia sering m engalam i bencana, baik bencana alam (nat ural disast er) m aupun bencana karena ulah m anusia (m anm ade disast er) . Kej adian ben cana biasanya diikut i dengan t im bulnya korban m anusia m aupun kerugian hart a ben da. Adanya korban m anusia dapat m enim bulkan kerawanan st at us k esehat an pada m asyarakat yang t erk ena bencana dan m asyarakat yang berada di sekit ar daerah bencana.

Ber dasarkan pengalam an di I ndonesia, perm asalahan yang kerap t im bul dalam penanganan bencana di lapangan adalah m asalah diskoordinasi, ket erlam bat an t ranspor t asi dan dist ribusi, sert a k et idak siapan lokal dalam pem enuhan sarana dan prasarana. Oleh karena it u, dalam rangka pengurangan dam pak risiko perlu p e n g u a t a n u p a ya k e se h a t a n pada t ahap sebelum t erj adi ( pencegahan, m it igasi dan kesiapsiagaan) .

Keberhasilan penanganan krisis kesehat an akibat bencana dit ent ukan oleh m anaj em en penanganan bencana sert a k egiat an pokok sepert i penanganan korban m assal, pelayanan kesehat an dasar di pen gungsian, pengawasan dan pengendalian penyakit , air bersih dan sanit asi, penanganan gizi darurat , penanganan kesehat an j iwa, sert a pengelolaan logist ik dan per bekalan kesehat an.

Pedom an Teknis Penanggulangan Krisis Kesehat an akibat Bencana ini diharapkan ber m anfaat bagi pet ugas di j aj aran kesehat an, lem baga donor, LSM/ NGO nasional dan int ernasional sert a pihak lain yang bekerj a/ ber kait an dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana di I ndonesia sehingga m enj am in keam anan dan keselam at an pet ugas dalam pelaksanaannya.

Unt uk it u, pedom an ini dirancang sedem ikian rupa sehingga m udah digunakan sebagai acuan dalam t eknis pelayanan kesehat an pada pen anganan t anggap darurat dan rehabilit asi sert a penanganan pengelolaan bant uan kesehat an, dat a dan inform asi dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana.

Akhirnya k epada sem ua pihak dan inst ansi yang t er kait baik Pem erint ah m aupun Nonpem erint ah, kam i sam paikan penghargaan dan t erim a kasih yang sebesar-besarn ya at as peran sert anya sehingga buku ini dapat t er wuj ud.

Dem ikian, sem oga buku ini dapat berguna bagi kit a sem ua.

Jakart a, Februari 2007 Sek ret aris Jen deral


(9)

iv

UCA PA N TERI M A KA SI H

Dengan m em anj at kan puj i dan syukur k ehadirat Tuhan YME, kar ena berkat rahm at dan anugerah- Nya buku Pedom an Teknis Penan ggulangan Krisis Kesehat an akibat Bencana yang m engacu pada st andar int ernasional dapat diselesaikan sesuai dengan yang dir encanakan, m eski dirasakan belum sem purna.

Pengalam an I ndonesia dalam penanggulangan krisis k esehat an akibat bencana selam a ini, t elah m em acu kit a unt uk hadapi t ant angan t ersebut . Dengan per k em bangan sist em yang ada, diperlukan adanya pedom an sebagai st andar bagi para pet ugas k esehat an yang bekerj a/ berkait an dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana di I ndonesia.

Buku ini m erupakan kom pilasi dari pedom an- pedom an t ek nis dalam upaya penanganan krisis kesehat an akibat bencana t erut am a pada t ahap t anggap darurat dan rehabilit asi. Referensi ut am a buku ini adalah WHO- WPR Em ergency Response Manual, Guidelines for WHO Repr esent at iv es and Count ry Offices in t h e West ern Pacific Region, j uga pengalam an kit a di lapangan, t elah m em perkaya subst ansi buku ini.

Kam i m engucapkan t erim a kasih kepada WHO- EHA (Em er gency and Hum anit arian Act ion) yang t elah m em fasilit asi penyusunan buku ini, t im penyusun, ser t a sem ua pihak t er m asuk para pakar dari univer sit as di t anah air, at as m asukan, saran dan perbaikan baik dari unit - unit t erk ait di lingkungan Depar t em en Kesehat an, Unit Pelaksana Teknis, m aupun kalangan Profesional. Sem oga Pedom an ini dapat m em berikan m anfaat yang besar khususnya bagi para pelak sana dalam m enj alankan t ugas kem anusiaan.

Jakart a, 8 Februari 2007 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis


(10)

v

DA FTA R I SI

Sam but an Ment eri Kesehat an Republik I ndonesia i

Sam but an Perwakilan WHO I ndonesia ii

Kat a Pengant ar iii

Ucapan Terim a kasih iv

Daft ar I si v

BAB I PEND AHULUAN 1

A. Lat ar Belakang 1

B. Tuj uan 4

C. Sasaran 4

BAB I I MANAJEM EN PENANGANAN KRI SI S KESEHATAN 5

A. Kebijakan dalam Penanganan Krisis Kesehat an 5

B. Pengorganisasian 7

1. Tingkat Pusat 7

2. Daerah 12

3. Unit Pelaksana Teknis Depkes 14

C. Mekanism e Pengelolaan Bantuan 15

1. Obat dan Perbekalan Kesehat an 15

2. Sum ber Daya Manusia 24

2.1.Tim Reaksi Cepat 24

2.2.Tim RHA 25

2.3.Tim Bantuan Kesehat an 25

D. Pengelolaan Data dan I nform asi Penanganan Krisis 28

1. I nform asi pada Awal Terj adinya Bencana 29

1.1.Jenis I nform asi dan Wakt u Penyam paian 29

1.2.Sum ber I nform asi 29

1.3.Alur Mekanism e dan Penyam paian I nform asi 30

2. I nform asi Penilaian Kebut uhan Cepat 30

2.1.Jenis I nform asi dan Wakt u Penyam paian 30

2.2.Sum ber I nform asi 32

2.3.Alur Mekanism e dan Penyam paian I nform asi 32 3. I nform asi Perkem bangan Kej adian Bencana 33 3.1.Jenis I nform asi dan Wakt u Penyam paian 33

3.2.Sum ber I nform asi 34

3.3.Alur Mekanism e dan Penyam paian I nform asi 34

4. Pengelolaan Data 38

4.1. Pengum pulan Dat a 38

4.2. Pengolahan Data 38

4.3. Penyaj ian Dat a 39

4.4. Penyam paian 40


(11)

v i

BAB I I I PELAYANAN KESEHATAN 4 1

1. Penatalaksanaan Korban Massal di Lapangan 41

1.1. Proses Penyiagaan 41

1.1.1. Penilaian Awal 42

1.1.2. Pelaporan ke Tingkat Pusat 42 1.1.3. Penyebaran I nform asi Pesan Siaga 42

1.2. I dent ifikasi Awal Lokasi Bencana 43

1.3. Tindakan Keselam at an 44

1.3.1. Tenaga Pelaksana 45

1.4. Langkah Pengam anan 45

1.5. Pos Kom ando 46

1.5.1.Tenaga Pelaksana 47

1.5.2.Met ode 47

1.6.Pencarian dan Penyelam atan 48

2. Perawat an di Lapangan 50

2.1. Triase 51

2.1.1. Triase di Tem pat 53

2.1.2. Triase Medik 53

2.1.3. Triase Evakuasi 53

2.2. Pert olongan Pertam a 54

2.3. Pos Medis Lanjut an 54

2.3.1. Organisasi Pos Medis Lanj utan 55

2.3.2. Luas Pos Medis Lanj ut an 58

2.3.3. Arus Pem indahan Korban 58

2.3.4. Tenaga Pelaksana Pos

Medis Lanj utan Standar 58

2.4. Pos Penat alaksanaan Evakuasi 63

3. Penerapan Rencana Penatalaksanaan Korban Bencana

Massal Rum ah Sakit 64

3.1. Penerim aan di Rum ah Sakit dan

Pengobat an 64

3.1.1. Proses penyiagaan 65

3.1.2. Mobilisasi 65

3.1.3. Pengosongan Fasilit as

Penerim a Korban 66

3.1.4. Perkiraan Kapasitas

Rum ah Sakit 66

3.2. Penerim aan Pasien 66

3.2.1. Lokasi 66

3.2.2. Tenaga Pelaksana 67

3.3. Hubungan dengan Pet ugas


(12)

v ii

3.4. Tem pat Perawat an di Rum ah Sakit 67

3.4.1. Tem pat Perawatan Merah 67

3.4.2. Tem pat Perawatan Kuning 68

3.4.3. Tem pat Perawatan Hij au 68

3.4.4. Tem pat Korban dengan Hasil

Akhir/ Prognosis Jelek 69

3.4.5. Tem pat Korban Meninggal 69

3.5. Evakuasi Sekunder 69

4. Pelayanan Kesehat an di Pengungsian 70

4.1. Pelayanan Kesehatan Dasar di Pengungsian 70 4.2. Pencegahan dan pem berant asan

penyakit m enular 74

4.3. Menjam in Pelayanan Kesehatan bagi

Pengungsi 75

4.4. Pengawasan dan Pengendalian Penyakit 75

4.4.1. Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Diare 77

4.4.2. Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit I SPA 80

4.4.3. Pencegahan dan Penanggulangan

penyakit Malaria 85

4.4.4. Pencegahan dan Penanggulangan

penyakit Cam pak 92

4.4.5 Pem berant asan Penyakit Menular

Spesifik 97

4.5. Air Bersih dan Sanitasi 97

4.5.1. Perbaikan dan Pengawasan

Kualit as Air Bersih 101

4.5.2. Perbaikan kualit as air 101

4.5.3. Pengawasan Kualit as Air 104

4.5.4. Pem buangan Kot oran 105

4.5.5. Sanitasi Pengelolaan Sam pah 106 4.5.6. Pengawasan dan

Pengendalian Vekt or 107

4.5.7 Pengawasan dan Pengam anan

Makanan dan Minum an 108

4.6. Surveilans Penyakit dan Fakt or Risiko 108

4.6.1. Proses Kegiat an Surveilans 110

4.6.2. Surveilans Fakt or Risiko 114

4.7. Surveilans Gizi Darurat 114

4.7.1. Regist rasi Pengungsi 114


(13)

v iii

4.7.3. Penapisan 115

4.8. Penanganan Gizi Darurat 117

4.8.1. Penanganan Gizi Darurat pada Bayi dan Anak

117

4.8.2 Pem berian Air Susu I bu (ASI ) pada Bayi 117 4.8.3. Makanan Pendam ping Asi ( MP- ASI ) 118 4.8.4. I dent ifikasi Cara Pem berian Makanan

Bayi dan Anak 121

4.8.5. Penanganan Gizi Darurat pada Kelom pok

Usia > 24 bulan 122

4.9. Tahap Penanganan Gizi Darurat 122

4.9.1. Penanganan Gizi Darurat pada Kelom pok

Rawan 127

5. Penanganan Kesehat an Jiwa 130

5.1. I nt ervensi Psikososial Orang yang Terkena

Bencana 132

5.2. Reaksi Psikologis Masyarakat yang Terkena

Bencana 133

5.3. Gangguan Jiwa 135

5.4. Gangguan Depresi 136

5.5. Gangguan Cem as 137

5.6. Gangguan St res Paskat raum a 138

5.7. Gangguan Cam puran Ansiet as dan Depresi 137

5.8. Gangguan Penyesuaian 138

5.9. Gangguan Som at oform 139

5.10. Psikot ik Akut 140

6. Pelayanan Logist ik dan Perbekalan Kesehatan 141

BAB I V I D ENTI FI KASI KORBAN M ATI PADA BENCANA 1 4 6

1. Um um 146

1.1. Kom unikasi dan Koordinasi 146

1.2. Operasi Penyelam atan 147

1.3. Pengam anan TKP 147

1.4. Penat alaksanaan Korban Hidup 148

1.5. Penat alaksanaan Korban Mat i 148

2. Pengum pulan Data Ante Mort em dan

Post Mortem 150

2.1. Dat a Ante Mortem 150

2.2. Dat a Ante Mortem Gigi- Geligi 151

2.3. Dat a Post Mortem 152


(14)

ix

3. Met ode dan Proses I dent ifikasi 153

3.1. Met ode Sederhana 154

3.2. Met ode I lm iah 154

4. Set elah Korban Terident ifikasi 157

BAB V M ON I TORI NG DAN EVALUASI 1 5 9

A. Monit oring 159

1. Kebij akan 159

1.1. Kebij akan Um um 159

1.2. Kebij akan Bidang Kesehat an 159

2. Pengorganisasian 161

2.1. Pengorganisasian Nasional 161

2.2. Pengorganisasian Bidang

Kesehat an 161

3. Pengelolaan Bant uan 162

3.1. Organisasi Pelaksana Kegiat an 162

3.2. Kegiat an 162

3.3. Fungsi 162

3.4. Form ulir 163

4. Sistem I nform asi 163

5. Gizi Darurat 164

6. Surveilans 164

7. Pert em uan Koordinasi 165

8. Pelayanan Mobil Klinik 167

B. Evaluasi 167

BAB VI PENUTUP 1 6 8

DAFTAR I STI LAH 169

DAFTAR PUSTAKA 179


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

I ndonesia m erupakan wilayah yang rawan t erhadap bencana, baik bencana alam m aupun karena ulah m anusia. Beberapa fakt or yang m enyebabkan t erj adinya bencana ini adalah kondisi geografis, iklim , geologis dan fakt or- fakt or lain sepert i keragam an sosial budaya dan polit ik. Wilayah I ndonesia dapat digam barkan sebagai berikut :

1. Secara geografis m erupakan negara kepulauan yang t erlet ak pada pert em uan em pat lem peng t ekt onik yait u lem peng benua Asia dan benua Aust ralia sert a lem peng sam udera Hindia dan sam udera Pasifik. 2. Terdapat 130 gunung api akt if di I ndonesia yang

t erbagi dalam Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Gunung api yang pernah m elet us sekurang- kurangnya sat u kali sesudah t ahun 1600 dan m asih akt if digolongkan sebagai gunung api t ipe A, t ipe B adalah gunung api yang m asih akt if t et api belum pernah m elet us dan t ipe C adalah gunung api yang m asih di indikasikan sebagai gunung api akt if.

3. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang 30% di ant aranya m elewat i kawasan padat penduduk dan berpot ensi t erj adinya banj ir, banj ir bandang dan t anah longsor pada saat m usim penghuj an.

Beberapa kej adian bencana besar di I ndonesia ant ara lain: 1. Gem pa bum i dan t sunam i yang t erbesar t erj adi pada

akhir t ahun 2004 yang m elanda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Provinsi Sum at era Ut ara t elah m enelan korban yang sangat besar yait u 120.000 orang m eninggal, 93.088 orang hilang, 4.632 orang luka- luka.


(16)

2 2. Gem pa bum i Nias, Sum at era Ut ara t erj adi pada awal t ahun 2005 m engakibat kan 128 orang m eninggal, 25 orang hilang dan 1.987 orang luka- luka.

3. Gem pa bum i DI Yogyakart a dan Jawa Tengah t erj adi t anggal 27 Mei 2006 m engakibat kan 5.778 orang m eninggal, 26.013 orang luka di rawat inap dan 125.195 orang rawat j alan.

4. Gem pa bum i dan t sunam i t erj adi pada t angal 17 Juli 2006 di pant ai Selat an Jawa ( Pangandaran, Ciam is, Tasikm alaya, Garut , Banj ar, Cilacap, Kebum en, Gunung Kidul dan Tulung Agung) t elah m enelan korban m eninggal dunia 684 orang, korban hilang sebanyak 82 orang dan korban dirawat inap sebanyak 477 orang dari 11.021 orang yang luka- luka.

5. Tanah longsor sam pai pert engahan t ahun 2006 t erj adi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam , Sum at era Barat , Sum at era Selat an, Jawa Barat , Jawa Tengah, Jawa Tim ur, Bali dan Papua dengan j um lah korban 135 orang m eninggal dunia.

6. Banj ir bandang sepert i yang t erj adi secara berunt un pada pert engahan t ahun 2006 di Kab. Sinj ai ( Sulsel) , banj ir di Kab. Bolaang

7. Mongondow ( Sulut ) , Kot a Goront alo (Goront alo) Kab. Tanah Bum bu dan Banj ar ( Kalsel) , Kab. Kat ingan ( Kalt eng) .

8. Gunung Merapi di Jawa Tengah sepanj ang t ahun 2006 m enunj ukkan peningkat an akt ivit as yang m engakibat kan 4 orang m eninggal, 5.674 orang pengungsian dengan perm asalahan kesehat annya. 9. Sej ak awal t ahun 1999 t elah t erj adi konflik vert ikal dan

konflik horizont al di I ndonesia yang dit andai dengan t im bullnya kerusuhan sosial, m isalnya di Sam pit , Sam bas Kalim ant an Barat , Maluku, Aceh, Poso, Sulawesi, Nusa Tenggara Tim ur, Papua dan berbagai daerah lainnya yang berdam pak pada t erj adinya pengungsian penduduk secara besar- besaran.


(17)

3 10. Ledakan bom Bali I dan I I sert a ledakan bom di wilayah Jakart a m engakibat kan perm asalahan kesehat an yang j uga berdam pak kepada aspek sosial, polit ik, ekonom i, hukum dan budaya di I ndonesia.

10.Kegagalan t eknologi sepert i kasus Pet ro Widada Gresik. 11.Sem buran lum pur panas Sidoarj o Jawa Tim ur.

Sem ua kej adian t ersebut di at as m enim bulkan krisis kesehat an ant ara lain lum puhnya pelayanan kesehat an, korban m at i, korban luka, pengungsi, m asalah gizi, m asalah ket ersediaan air bersih, m asalah sanit asi lingkungan, penyakit m enular dan st res/ gangguan kej iwaan.

Perm asalahan yang dihadapi dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana, ant ara lain:

1. Sist em inform asi yang belum berj alan dengan baik 2. Mekanism e koordinasi belum berfungsi dengan baik 3. Mobilisasi bant uan dari luar lokasi bencana m asih

t erham bat akibat m asalah t ransport asi 4. Sist em pem biayaan belum m endukung

5. Sist em kewaspadaan dini belum berj alan dengan baik 6. Ket erbat asan logist ik

Dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana, banyak bant uan kesehat an dari LSM/ NGO lokal m apun int ernasional yang t erlibat secara akt if dalam penanganan bencana di I ndonesia. Oleh karena it u perlu adanya st andar bagi pet ugas kesehat an di I ndonesia, LSM/ NGO nasional m aupun int ernasional, lem baga donor dan m asyarakat yang bekerj a at au berkait an dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana.


(18)

4

B. TUJUAN

Tuj uan Um um :

Mem berikan acuan bagi pet ugas kesehat an dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana.

Tuj uan Khusus:

1. Tersedianya St andar Teknis Pelayanan Kesehat an dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana.

2. Tersedianya st andar pengelolaan bant uan kesehat an, dat a dan inform asi penanganan krisis kesehat an akibat bencana.

C. SASARAN

Seluruh pet ugas di j aj aran kesehat an, lem baga donor, LSM/ NGO nasional dan int ernasional sert a pihak lain yang bekerj a/ berkait an dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana.


(19)

5

BAB II

MANAJEMEN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN

A.

KEBIJAKAN DALAM PENANGANAN

KRISIS KESEHATAN

Kej adian bencana selalu m enim bulkan krisis kesehat an, m aka penanganannya perlu diat ur dalam bent uk kebij akan sebagai berikut :

1. Set iap korban akibat bencana perlu m endapat kan pelayanan kesehat an sesegera m ungkin secara m aksim al dan m anusiawi.

2. Priorit as awal selam a m asa t anggap darurat adalah penanganan gawat darurat m edik t erhadap korban luka dan ident ifikasi korban m at i disarana kesehat an.

3. Priorit as berikut nya adalah kegiat an kesehat an unt uk m engurangi risiko m unculnya bencana lanjut an, di wilayah yang t erkena bencana dan lokasi pengungsian. 4. Koordinasi pelaksanaan penanganan krisis kesehat an

akibat bencana dilakukan secara berj enj ang m ulai dari t ingkat Kabupat en/ Kot a, Provinsi dan Pusat .

5. Pelaksanaan penanganan krisis kesehat an dilakukan oleh Pem erint ah dan dapat dibant u dari berbagai pihak, t erm asuk bant uan negara sahabat , lem baga donor, LSM nasional at au int ernasional, dan m asyarakat .

6. Bant uan kesehat an dari dalam m aupun luar negeri, perlu m engikut i st andar dan prosedur yang dikeluarkan oleh Depart em en Kesehat an.

7. Pengat uran dist ribusi bant uan bahan, obat , dan perbekalan kesehat an sert a SDM kesehat an dilaksanakan secara berj enj ang.


(20)

6 8. Dalam hal kej adian bencana yang m engakibat kan t idak berj alannya fungsi pelayanan kesehat an set em pat , kendali operasional diam bil alih secara berj enj ang ke t ingkat yang lebih t inggi.

9. Penyam paian inform asi yang berkait an dengan penanggulangan kesehat an pada bencana dikeluar- kan oleh Dinas Kesehat an set em pat selaku anggot a Sat korlak/ Sat lak

10. Perlu dilakukan m onit oring dan evaluasi berkala yang perlu diikut i oleh sem ua pihak yang t erlibat dalam pelaksanaan penanggulangan kesehat an, sekaligus m enginform asikan kegiat an m asing-m asing.

Gambar 1. Sik lus bencana

Pr a Bencana Saat Bencana

Pasca Bencana

Tanggap Dar ur at

Pencegahan Mit igasi

Kesiapsiagaan


(21)

7 Tahap-t ahap penanganan krisis dan m asalah kesehat an lain m engikut i pendekat an t ahapan Sik lu s Pe n a n gan a n Be n ca n a (Disast er Managem ent Cycle) , yang dim ulai dari wakt u sebelum t erj adinya bencana berupa kegiat an pencegahan, m it igasi ( pelunakan/ pengurangan dam pak) dan kesiapsiagaan. Pada saat t erj adinya bencana berupa kegiat an t anggap darurat dan selanj ut nya pada saat set elah t erj adinya bencana berupa kegiat an rehabilit asi dan rekonst ruksi.

B.

PENGORGANISASIAN

Tugas penyelenggaraan penanggulangan bencana dit angani oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) di t ingkat Pusat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) di t ingkat Daerah.

1.

Tingkat Pusat

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) m erupakan Lem baga Pem erint ah Nondepart em en set ingkat m ent eri yang m em iliki fungsi perum usan dan penet apan kebij akan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bert indak cepat dan t epat sert a efekt if dan efisien; dan pengoordinasikan pelaksanaan kegiat an penanggulangan bencana secara t erencana, t erpadu dan m enyeluruh.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) m em punyai t ugas :

a. m em berikan pedom an dan pengarahan t erhadap usaha penanggulangan bencana yang m encakup pencegahan bencana, penanganan t anggap darurat , rehabilit asi, dan rekonst ruksi secara adil dan set ara;

b. m enet apkan st andardisasi dan kebut uhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan Perat uran Perundang-undangan;


(22)

8 c. m enyam paikan inform asi kegiat an kepada m asyarakat ; d. m elaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana

kepada Presiden set iap sebulan sekali dalam kondisi norm al dan pada set iap saat dalam kondisi darurat bencana;

e. m enggunakan dan m em pert anggungj awabkan sum bangan/ bant uan nasional dan int ernasional;

f. m em pert anggungj awabkan penggunaan anggaran yang dit erim a dari Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara; g. m elaksanakan kewaj iban lain sesuai dengan Perat uran

Perundang-undangan; dan

h. m enyusun pedom an pem bent ukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Tugas dan kewenangan Depart em en Kesehat an adalah m erum uskan kebij akan, m em berikan st andar dan arahan sert a m engkoordinasikan penanganan krisis dan m asalah kesehat an lain baik dalam t ahap sebelum , saat m aupun set elah t erj adinya. Dalam pelaksanaannya dapat m elibat kan inst ansi t erkait baik Pem erint ah m aupun non Pem erint ah, LSM, Lem baga I nt ernasional, organisasi profesi m aupun organisasi kem asyarakat an sesuai dengan perat uran perundangan yang berlaku. Selain it u Depart em en Kesehat an secara akt if m em bant u m engoordinasikan bant uan kesehat an yang diperlukan oleh daerah yang m engalam i sit uasi krisis dan m asalah kesehat an lain.


(23)

9

Gambar 2. Struk tur organisasi BNPB

KEPALA BNPB

INSPEKTORAT UTAMA

INSPEKTORAT I INSPEKTORAT II

Kel. Jabatan Fungsional DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN & KESIAPSIAGAAN DIREKTORAT PENGURANGA N RISIKO BENCANA DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIREKTORAT KESIAPSIAGAAN PUSAT PELATIHAN SEKRETARIAT UTAMA UNSUR PENGARAH BIRO PERENCANAAN BIRO KEUANGAN BIRO HUKUM & KERJASAMA BIRO UMUM PUSAT DATA INFORMASI & HUMAS DIREKTORAT LOGISTIK DIREKTORAT PERALATAN UPT Kel. Jabatan Fungsional DIREKTORAT PEMULIHAN & PENINGKATAN FISIK DIREKTORAT PEMULIHAN & PENINGKATAN SOSEK DIREKTORAT PENANGANAN PENGUNGSI DEPUTI BIDANG PENANGANAN DARURAT DIREKTORAT TANGGAP DARURAT DIREKTORAT BANTUAN DARURAT DIREKTORAT PERBAIKAN DARURAT DEPUTI BIDANG REHABILITASI & REKONSTRUKSI DEPUTI BIDANG LOGISTIK & PERALATAN DIREKTORAT PENILAIAN KERUSAKAN


(24)

10

Gambar 3. Struk tur organisasi dalam Departemen Kesehatan pada penanggulangan bencana

Menkes

(Penanggung Jawab)

Sekjen (Koordinator)

Pj . Eselon

I

PPK

( Pe la k sa n a Koord in a si)

(U n su r t e kn is ) ( U n su r t e kn is) (U n su r t e kn is ) ( U n su r t e kn is) (U n su r t e kn is ) (U n su r t e kn is )

te

k

n

is

)

(U n su r t e k n is ) te kn is ) (U n su r t e kn is )

(

U

n

s

u

r

Pj . Eselon

I


(25)

11 Dalam operasional pem berian bant uan bagi daerah yang m em erlukan, Depart em en Kesehat an m em bent uk 9 ( sem bilan) Pusat Bant uan Regional Penanganan Krisis Kesehat an yang berperan unt uk m em percepat dan m endekat kan fungsi bant uan kesehat an dan m asing- m asing dilengkapi dengan SDM Kesehat an t erlat ih dan sarana, bahan, obat sert a perlengkapan kesehat an lainnya, yait u di: 1. Regional Sum at era Ut ara berkedudukan di Medan,

dengan wilayah pelayanan Provinsi NAD, Provinsi Sum at era Ut ara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Sum at era Barat .

2. Regional Sum at era Selat an berkedudukan di Palem bang, dengan wilayah pelayanan Provinsi Sum at era Selat an, Provinsi Jam bi, Provinsi Bangka Belit ung, dan Provinsi Bengkulu.

3. Regional DKI Jakart a kedudukan di Jakart a, dengan wilayah pelayanan Provinsi Lam pung, Provinsi DKI Jakart a, Provinsi Bant en, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Kalim ant an Barat .

4. Regional Jawa Tengah di Sem arang, dengan wilayah pelayanan Provinsi DI Yogyakart a dan Provinsi Jawa Tengah.

5. Regional Jawa Tim ur di Surabaya, sebagai Posko wilayah t engah dengan wilayah pelayanan Jawa Tim ur. 6. Regional Kalim ant an Selat an di Banj arm asin, dengan wilayah pelayanan Provinsi Kalim ant an Tim ur, Provinsi Kalim ant an Tengah dan Provinsi Kalim ant an Selat an 7. Regional Bali di Denpasar dengan wilayah pelayanan

Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Tim ur.

8. Regional Sulawesi Ut ara di Manado, dengan wilayah pelayanan Provinsi Goront alo, Provinsi Sulawesi Ut ara dan Provinsi Maluku Ut ara.


(26)

12 9. Regional Sulawesi Selat an di Makasar, sebagai Posko Wilayah Tim ur, dengan wilayah pelayanan Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selat an, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Maluku.

10. Sub Regional Papua di Jayapura, dengan wilayah pelayanan Provinsi Papua dan Provinsi I rian Jaya Barat .

Pusat Regional Penanganan Krisis Kesehat an berfungsi: 1. Sebagai pusat kom ando dan pusat inform asi (m edia

cent re) kesiapsiagaan dan penanggulangan kesehat an akibat bencana dan krisis kesehat an lainnya.

2. Fasilit asi buffer st ock logist ik kesehat an ( bahan, alat dan obat - obat an)

3. Menyiapkan dan m enggerakkan Tim Reaksi Cepat dan bant uan SDM kesehat an yang siap digerakkan di daerah yang m em erlukan bant uan akibat bencana dan krisis kesehat an lainnya.

2. Daerah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) adalah perangkat daerah yang dibent uk unt uk m elaksanakan t ugas dan fungsi penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah. Pada t ingkat provinsi BPBD dipim pin oleh seorang pej abat set ingkat di bawah gubernur at au set ingkat eselon I b dan pada t ingkat kabupat en/ kot a dipim pin oleh seorang pej abat set ingkat di bawah bupat i/ walikot a at au set ingkat eselon I I a.

Kepala BPBD dij abat secara rangkap (ex-officio) oleh Sekret aris Daerah yang bert anggungj awab langsung kepada kepala daerah.


(27)

13 BPBD t erdiri dari Kepala, Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana. BPBD m em punyai fungsi :

a. perum usan dan penet apan kebij akan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bert indak cepat dan t epat , efekt if dan efisien

b. pengoordinasian pelaksanaan kegiat an penanggulangan bencana secara t erencana, t erpadu dan m enyeluruh. BPBD m em punyai t ugas :

a. m enet apkan pedom an dan pengarahan sesuai dengan kebij akan pem erint ah daerah dan BNPB t erhadap usaha penanggulangan bencana yang m encakup pencegahan bencana, penanganan darurat , rehabilit asi, sert a rekonst ruksi secara adil dan set ara

b. m enet apkan st andardisasi sert a kebut uhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan Perat uran Perundang-undangan

c. m enyusun, m enet apkan, dan m enginform asikan pet a rawan bencana

d. m enyusun dan m enet apkan prosedur t et ap penanganan bencana

e. m elaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya

f. m elaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah set iap sebulan sekali dalam kondisi norm al dan set iap saat dalam kondisi darurat bencana

g. m engendalikan pengum pulan dan penyaluran uang dan barang

h. m em pert anggungj awabkan penggunaan anggaran yang dit erim a dari Anggaran Pendapat an dan Belanj a Daerah i. m elaksanakan kewaj iban lain sesuai dengan Perat uran


(28)

14 Dinas Kesehat an Provinsi dan Kabupat en/ Kot a sebagai salah sat u anggot a Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana m erupakan penanggungj awab dalam penanganan kesehat an akibat bencana dibant u oleh unit t eknis kesehat an yang ada di lingkup Provinsi dan Kabupat en Kot a. Pelaksanaan t ugas penanganan kesehat an akibat bencana di lingkungan Dinas Kesehat an dikoordinasi oleh unit yang dit unj uk oleh Kepala Dinas Kesehat an dengan surat keput usan.

Tugas dan kewenangan Dinas Kesehat an Provinsi dan Kabupat en/ Kot a adalah m elaksanakan dan m enj abarkan kebij akan, m em berikan st andar dan arahan sert a m engkoordinasikan kegiat an penanganan kesehat an akibat bencana di wilayah kerj anya.

Dalam hal m em erlukan bant uan kesehat an karena ket idak seim bangan ant ara jum lah korban yang dit angani dengan sum ber daya yang t ersedia di t em pat , dapat m em int a bant uan ke Depkes cq Pusat Penanggulangan Krisis m aupun ke Pusat Bant uan Regional.

3. Unit Pel aksana Teknis Depkes

Kant or Kesehat an Pelabuhan ( KKP) dan Balai Teknis Kesehat an Lingkungan Pem berant asan Penyakit Menular m erupakan unit -unit pelaksana t eknis Depkes di daerah. KKP berperan dalam m em fasilit asi penanganan keluar m asuknya bant uan sum ber daya kesehat an m elalui pelabuhan laut / udara dan daerah perbat asan, karant ina kesehat an. BTKL berperan dalam perkuat an sist em kewaspadaan dini dan ruj ukan laborat orium .


(29)

15

C. MEKANISME PENGELOLAAN BANTUAN

1. Obat dan Perbekal an Kesehat an

Penyediaan obat dalam sit uasi bencana m erupakan salah sat u unsur penunj ang yang sangat pent ing dalam pelayanan kesehat an pada saat bencana. Oleh karena it u diperlukan adanya persediaan obat dan perbekalan Kesehat an sebagai penyangga bila t erj adi bencana m ulai dari t ingkat kabupat en, provinsi sam pai pusat .

Penyediaan dan pendist ribusian obat dan perbekalan kesehat an dalam penanggulangan bencana pada dasarnya t idak akan m em bent uk sarana dan prasarana baru, t et api m enggunakan sarana dan prasarana yang t elah t ersedia, hanya int ensit as pekerj aannya dit ingkat kan dengan m em berdayakan sum ber daya daerah ( Kab/ Kot a/ Provinsi) . Pengat uran dan pendist ribusian obat dan perbekalan kesehat an adalah sebagai berikut :

1. Posko Kesehat an langsung m em int a obat dan perbekalan kesehat an kepada Dinas Kesehat an set em pat .

2. Obat dan Perbekalan Kesehat an yang t ersedia di Pust u dan Puskesm as dapat langsung dim anfaat kan unt uk m elayani korban bencana, bila t erj adi kekurangan m int a t am bahan ke Dinkes Kab/ Kot a ( I nst alasi Farm asi Kab/ Kot a) .

3. Dinkes Kab/ Kot a ( I nst alasi Farm asi Kab/ Kot a) m enyiapkan obat dan perbekalan kesehat an selam a 24 j am unt uk seluruh sarana kesehat an yang m elayani korban bencana baik di Puskesm as, pos kesehat an, RSU, Sarana Pelayanan Kesehat an TNI dan POLRI m aupun Swast a.

4. Bila persediaan obat di Dinkes Kab/ Kot a m engalam i kekurangan dapat segera m em int a kepada Dinkes Provinsi dan at au Depkes c.q Pusat Penanggulangan Krisis berkoordinasi dengan Dit j en Binfar dan Alkes.


(30)

16 Prinsip dasar dari pengelolaan obat dan perbekalan kesehat an pada sit uasi bencana adalah harus cepat , t epat dan sesuai kebut uhan. Oleh karena it u, dengan banyaknya inst it usi kesehat an yang t erlibat perlu dilakukan koordinasi dan pem bagian wewenang dan t anggung j awab.

Prinsip ut am a yang harus dipenuhi dalam proses pem berian bant uan obat dan perbekalan kesehat an m engacu lepada “Guidelines for Drug Donat ions”, yait u:

1. Pr in sip pe r t a m a : obat sum bangan harus m em berikan keunt ungan yang sebesar - besarnya bagi negara penerim a, sehingga bant uan harus didasarkan pada kebut uhan, sehingga kalau ada obat yang t idak diinginkan, m aka kit a dapat m enolaknya.

2. Pr in sip k e du a : obat sum bangan harus m engacu kepada keperluan dan sesuai dengan ot orit as penerim a dan harus m endukung kebij akan pem erint ah dibidang kesehat an dan sesuai dengan persyarat an adm inist rasi yang berlaku.

3. Pr in sip k e t iga : t idak boleh t erj adi st andar ganda penet apan kualit as j ika kualit as salah sat u it em obat t idak dit erim a di negara donor, sebaiknya hal ini j uga diberlakukan di negara penerim a.

4. Pr in sip k e e m pa t : adalah harus ada kom unikasi yang efekt if ant ara negara donor dan negara penerim a, sum bangan harus berdasarkan perm ohonan dan sebaiknya t idak dikirim kan t anpa adanya pem berit ahuan.


(31)

17

Tabel 1. Koordinasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam pengelolaan obat dan perbek alan k esehatan pada penanggulangan bencana

No Tingk at Koordinasi

Koordinat or I nst it usi y ang dik oordinasi

I nst it usi Terk ait

Tahapan Bencana 1. Kab/ Kot a Dinas

Kesehat aan

Pust u, Pusk esm as, I nst alasi Far m asi Kab/ Kot a Pos Kesehat an, Pust u, Pusk esm as, I nst alasi Far m asi Kab/ Kot a, RSU, RS Sw ast a, RS TNI , RS TNI RS POLRI dan LSM

Pust u, Pusk esm as, I nst alasi Far m asi Kab/ Kot a

BPBD Kab/ Kot a

BPBD Kab/ Kot a

BPBD Kab/ Kot a

Persiapan

Kej adian Bencana

Pasca Bencana

2. Prov insi Dinas Kesehat an

Dinas Kesehat an Kab/ Kot a

Dinas Kesehat an Kab/ Kot a, RSU, RS TNI , RS POLRI t ingk at Prov insi, RS Sw ast a di k ot a Prov insi

Dinas Kesehat an Kab/ Kot a, RSU Prov insi BPBD Prov insi BPBD Prov insi BPBD Prov insi Persiapan Kej adian Bencana Pasca Bencana 3 Nasional PPK dgn

Leading Program Dit j en Binfar dan Alk es

Dit j en PP&PL, Dit j en Bina Yanm edik , Dit j en Bina Kesm as

BNPB Persiapan, Kej adian Bencana dan Pasca Bencana


(32)

18 Koordinasi obat dan perbekalan kesehat an yang berasal dari pihak donor harus dikoordinasikan oleh:

1. Pihak Dinas Kesehat an Provinsi berkoordinasi dengan kant or kesehat an pelabuhan set em pat bila obat dan perbekalan kesehat an langsung dit erim a oleh Provinsi. 2. Pihak Depart em en Kesehat an ( Dit j en Binfar dan Alkes)

bila obat dan Perbekalan Kesehat an di t erim a di t ingkat Nasional.

3. Bila obat dan perbekalan kesehat an dit erim a oleh BPBD at au BNPB, m aka BPBD at au BNPB m em berikan inform asi bant uan ke Dinas Kesehat an Provinsi di t ingkat Provinsi at au Depart em en Kesehat an di t ingkat Nasional.

Persyarat an t eknis obat sum bangan, ant ara lain:

1. Masa Kedaluarsa obat dan Perbekalan sum bangan m inim al 2 ( dua) t ahun pada saat dit erim a oleh penerim a bant uan. Hal ini dim aksudkan agar obat dan Perbekalan Kesehat an t ersebut dapat dim anfaat kan sesuai dengan kebut uhan program m aupun sit uasi darurat .

2. Obat dan Perbekalan kesehat an sum bangan yang dit erim a harus berasal dari sum ber resm i dan t erdaft ar/ m em punyai izin edar di negeri pem beri at au m endapat pengakuan dari WHO at au lem baga independen lainnya. Hal ini diperlukan unt uk m enj am in keam anan dari obat dan perbekalan kesehat an yang akan dit erim a.

3. Obat yang dit erim a sebaiknya sesuai dengan DOEN ( Daft ar Obat Esensial Nasional) , hal ini diperlukan agar t idak m engganggu Program Penggunaan Obat Esensial di sarana kesehat an) .

4. Kekuat an/ pot ensi/ dosis dari obat sebaiknya sam a dengan obat yang biasa digunakan oleh pet ugas kesehat an.


(33)

19 5. Obat dan Perbekalan kesehat an sum bangan sebaiknya m em enuhi at uran int ernasional pengirim an barang yait u set iap obat dan perbekalan kesehat an yang dikirim hendaknya disert ai dengan det ail isi kart on yang m enyebut kan secara spesifik bent uk sediaan, j um lah, nom or bat ch, t anggal kadaluarsa (expire dat e), volum e, berat dan kondisi penyim panan yang khusus.

6. Pengeluaran obat dan perbekalan kesehat an dari pelabuhan m endapat pem bebasan t arif paj ak apabila ada rekom endasi dari Sekret ariat Negara ( Masuk dalam kat egori bant uan t eknis) selanj ut nya dilakukan pengurusan ke Depart em en Keuangan cq Dit j en Bea dan Cukai. Dalam sit uasi bencana pengeluaran obat dan perbekalan kesehat an dikoordinasikan oleh BNPB. Unt uk Provinsi harus ada rekom endasi dari Dinas Kesehat an Provinsi dan unt uk Kabupat en/ Kot a harus m endapat kan rekom endasi Dinas Kesehat an Kab/ Kot a dan kant or Bea cukai set em pat .

7. Biaya pengirim an dari negara donor, t ransport lokal, pergudangan/ penyim panan yang baik, urusan be cukai sebaiknya dibayar oleh negara pem beri

Alur perm int aan dan dist ribusi obat dan perbekalan kesehat an pada saat t erj adinya bencana dapat dilihat di Buku St andar Obat dan Perbekkes, Dit j en Bina Yanfar dan Alkes (lihat Gam bar 5) .

Agar penyediaan obat dan perbekalan kesehat an dapat m em bant u pelaksanaan pelayanan kesehat an pada saat kej adian bencana, m aka j enis obat dan perbekalan kesehat an harus sesuai dengan j enis penyakit ..

Obat dan perbekalan paska bencana harus diperlakukan sesuai dengan at uran yang ada. Pengelolaan obat unt uk m endukung pelayanan kesehat an harus dit angani oleh pet ugas kesehat an yang m em iliki keahlian dibidangnya. Mengingat obat m em punyai efek t erapi dan efek sam ping, m aka obat paska bencana yang t ersebar diluar sarana kesehat an dan dikelola oleh t enaga yang t idak kom pet en dan t idak m em iliki kewenangan, m aka harus dilakukan


(34)

20 penarikan. Langkah yang harus dilakukan oleh pet ugas kesehat an, khususnya pengelola obat dan perbekalan kesehat an set elah pasca bencana harus m elakukan invent arisasi t erhadap obat dan perbekalan kesehat an yang m asih t ersebar.

Kegiat an invent arisasi t ersebut dilakukan karena: 1. Bent uk pert anggungj awaban t erhadap pihak donor 2. Obat yang m asih t ersisa dapat digunakan unt uk

m enunj ang pelayanan kesehat an.

3. Obat yang t ersisa j angan sam pai ada dibawah pengelolaan inst it usi at au perorangan yang t idak m em punyai ot orit as at au keahlian.

4. Pengelolaan obat dan perbekalan kesehat an saat bencana seringkali t idak t ercat at degan baik, karena pada saat t ersebut t enaga kesehat an t erfokus pada pelayanan kesehat an.

5. Obat yang m asih t ersisa j angan sam pai t idak dapat dim anfaat kan unt uk m enunj ang pelayanan kesehat an disaat sit uasi norm al

6. I nvent arisasi obat - obat an dan perbekalan kesehat an yang kedaluarsa unt uk dilakukan penghapusan


(35)

21

Gambar 5. Permintaan dan pendistribusian obat dan perbelk es saat terjadi bencana

DEPKES

Dinkes Provinsi

DINKES KAB/KOTA

(UPOPPK)

Yankes Swasta RSU

PKM

Posko Kes Pustu

Ket erangan :

Jalur Perm int aan Jalur Pengirim an

Yankes TNI/Polri


(36)

22

Tabel 2. Jenis obat dan jenis penyak it sesuai dengan jenis bencana

N o Je n is Be n ca n a Je n is Pe n ya k it Oba t & Pe rbe k a la n Ke se h a t a n 1. Banj ir Diare/ Am ebiasis

Derm at it is: Kont ak j am ur,

bak t eri,sk abies

I SPA ( Pnem onia dan Non Penem o nia)

ASMA

Lept ospirosis

Konj unct iv it is ( Bak t eri, v irus)

Gast rit is

Traum a/ Mem ar

Oralit , I nfus R/ L, NaCl 0.9% , Met ronidazol, infus set , Abocat h, Wing Needle

CTM Tablet , Prednison, Salep 2-4, Hidrok ort ison salep, Ant ifungi salep, Dek sam et ason Tab, Prednison Tab, Ant i bak t eri DOEN salep, Ok si Tet rasik lin salep 3% , sk abisid salep

Kot rim ok sazol 4 80 m g, 120 m g Tab dan Suspensi, Am ox y lcilin, OBH, Paraset am ol, Dek st r o-m et rofan Tab, CTM

Salbut am ol, Efedrin HCL Tab, Am inopilin Tab

Am ox y cilin 1000 m g, Am pisilin 1000 m g

Sulfaset am id t .m ,

Chloram penicol, salep m at a, Ok sit et rasik lin salep m at a

Ant asida DOEN Tab & Suspensi, Sim et idin t ab, Ex t rak Belladon

Kapas Absorben, k assa st eril 40/ 40 Pov I odine, Fenilbut azon, Met am piron Tab, Paraset am ol Tab


(37)

23

Tabel 2. (Lanjutan)

N o Je n is Be n ca n a Je n is Pe n ya k it Oba t ya n g d ibu t u h k a n 2 Longsor Frak t ur t ulang,

Luk a Mem ar, luk a say at an dan Hipok sia

Kant ong m ay at , St ret cher/ t andu, spalk , k asa, elast ic perban, k asa elast is, alk ohol 7 0% , Pov .I odine 10% , H2O2 Sol, Et hy l Chlorida Spray , Jarum Jahit , Cat Gut Chrom ic, Tabung Ok sigen 3. Gem pa/ Tsunam i Luk a Mem ar

Luk a say at an I SPA

Gast rit is Malaria Asm a

Peny ak it m at a Peny ak it k ulit

I dem I dem I dem I dem

Art esunat , Am odiak uin, Prim ak uin

I dem I dem I dem 4. Konflik / Huruhara Luk a m em ar

Luk a say at Luk a bacok Pat ah t ulang Diare I SPA Gast rit is Peny ak it k ulit Cam pak Hipert ensi Gangguan j iw a

I dem I dem I dem I dem I dem I dem I dem I dem

Vak sin cam pak ( bila ada k asus baru) , v it am in A

Reserpin t ablet , HCT t ablet Diazepam 2 m g, 5 m g t ab, Lum inal Tab 30 m g 5. Gunung Melet us I SPA

Diare

Konj unct iv it is Luk a bak ar

I dem I dem I dem

Aquadest st eril, k asa st eril 40/ 40, Bet adin salep, Sofrat ule, Abocat h, Cairan infus ( RL, NaCl) Vit C Tab, Am ox y cilin/ Am picilin t ab, Kapas, Handschoen, Wingneedle, Alk ohol 70% .

6. Bom Luk a Bak ar Traum a Gangguan j iw a Mialgia

I dem I dem I dem


(38)

24

2. Sumber Daya Manusia

Pada saat t erj adi bencana perlu adanya m obilisasi SDM kesehat an yang t ergabung dalam suat u Tim Penanggulangan Krisis yang m eliput i:

1. Tim Reaksi Cepat

2. Tim Penilaian Cepat (Tim RHA) 3. Tim Bant uan Kesehat an

Sebagai koordinat or Tim adalah Kepala Dinas Kesehat an Provinsi/ Kabupat en/ Kot a ( m engacu Surat Kepm enkes Nom or 066 t ahun 2006) .

2. 1. Ti m Reaksi Cepat

Tim yang diharapkan dapat segera bergerak dalam wakt u 0–24 j am set elah ada inform asi kej adian bencana, t erdiri dari:

1. Pelayanan Medik

a. Dokt er Um um / BSB : 1 org b. Dokt er Sp. Bedah : 1 org c. Dokt er Sp. Anest esi : 1 org d. Perawat Mahir

( Perawat bedah, gadar) : 2 org e. Tenaga Disast er Vict im s

I dent ificat ion ( DVI ) : 1 org f. Apot eker/ Ass. Apot eker : 1 org g. Sopir Am bulans : 1 org 2. Surveilans Epidem iolog/ Sanit arian : 1 org 3. Pet ugas Kom unikasi : 1 org


(39)

25

2. 2. Ti m RHA

Tim yang bisa diberangkat kan bersam aan dengan Tim Reaksi Cepat at au m enyusul dalam wakt u kurang dari 24 j am , t erdiri dari:

1. Dokt er Um um : 1 org 2. Epidem iolog : 1 org 3. Sanit arian : 1 org

2. 3. Ti m Bant uan Kesehat an

Tim yang diberangkat kan berdasarkan kebut uhan set elah Tim Reaksi Cepat dan Tim RHA kem bali dengan laporan hasil kegiat an m ereka di lapangan, t erdiri dari:

1. Dokt er Um um

2. Apot eker dan Asist en Apot eker 3. Perawat ( D3/ S1 Keperawat an) 4. Perawat Mahir

5. Bidan ( D3 Kebidanan)

6. Sanit arian ( D3 kesling/ S1 Kesm as) 7. Ahli Gizi ( D3/ D4 Kesehat an/ S1 Kesm as) 8. Tenaga Surveilans ( D3/ D4 Kes/ S1 Kesm as) 9. Ent om olog ( D3/ D4 Kes/ S1 Kesm as/ S1 Biologi)

Kebut uhan t enaga kesehat an selain yang t ercant um di at as, disesuaikan dengan j enis bencana dan kasus yang ada, m isal:

 Gem pa bum i

 Banj ir bandang/ t anah longsor

 Gunung m elet us

 Tsunam i

 Ledakan bom / kecelakaan indust ri

 Kerusuhan m assal

 Kecelakaan t ransport asi


(40)

26 Kebut uhan t enaga bant uan kesehat an sesuai j enis bencana dapat dilihat di Lam piran 1, sedangkan k ebut uhan j um lah m inim al SDM Kesehat an unt uk penanganan korban bencana berdasarkan:

1. Unt uk j um lah penduduk/ pengungsi ant ara 10.000 – 20.000 orang:

 Dokt er um um : 4 org

 Perawat : 10 – 20 org

 Bidan : 8 – 16 org

 Apot eker : 2 org

 Asist en apot eker : 4 org

 Pranat a laborat orium : 2 org

 Epidem iologi : 2 org

 Ent om olog : 2 org

 Sanit arian : 4 – 8 org

 Ahli gizi : 2 – 4 org

2. Unt uk j um lah penduduk/ pengungsi 5000 orang dibut uhkan:

 Bagi pelayanan kesehat an 24 j am dibut uhkan: dokt er 2 orang, perawat 6 orang, bidan 2, sanit arian 1orang, gizi 1 orang, asist en apot eker 2 orang dan adm inist rasi 1 orang.

 Bagi pelayanan kesehat an 8 j am dibut uhkan: dokt er 1 orang, perawat 2 orang, bidan 1 orang, sanit arian 1 orang dan gizi 1 orang.

3. Berdasarkan fasilit as ruj ukan/ Rum ah sakit , dapat dilihat dalam rum us pada Gam bar 6.


(41)

27

Gambar 6. Rumus k ebutuhan tenaga di fasilitas rujuk an/rumah sak it

 Kebut uhan dokter um um =

(∑ pasien/40) – ∑ dr umum di tempat

 Kebut uhan dokter spesialis Bedah =

[ (∑ pasien dr bedah/5) / 5] - ∑ dr bedah di tempat

 Kebut uhan dokter spesialis anest esi =

[ (∑ pasien dr bedah/15) / 5] - ∑ dr anestesi di tempat

Pendayagunaan t enaga m encakup: 1. Dist ribusi

Penanggung j awab dalam pendist ribusian SDM kesehat an unt uk t ingkat Provinsi dan Kabupat en/ Kot a adalah Dinas Kesehat an. Pada saat bencana, bant uan kesehat an yang berasal dari dalam / luar negeri dit erim a oleh kant or kesehat an pelabuhan (KKP) yang akan didist ribusikan kepada inst ansi yang berwenang, dalam hal ini Dinas Kesehat an.

2. Mobilisasi

Mobilisasi SDM kesehat an dilakukan dalam rangka pem enuhan kebut uhan SDM kesehat an pada saat dan pasca bencana bila:

Masalah kesehat an yang t im bul akibat bencana t idak dapat diselesaikan oleh daerah t ersebut sehingga m em erlukan bant uan dari daerah at au regional.

Masalah kesehat an yang t im bul akibat bencana seluruhnya t idak dapat diselesaikan oleh daerah t ersebut sehingga m em erlukan bant uan dari regional, nasional dan int ernasional.


(42)

28 Langkah- langkah m obilisasi yang dilakukan:

1. Menyiagakan SDM kesehat an unt uk dit ugaskan ke wilayah yang t erkena bencana

2. Menginform asikan kej adian bencana dan m em int a bant uan m elalui:

Jalur adm inist rasi/ Depdagri

( Puskesm as  Cam at  Bupat i  Gubernur 

Mendagri)

Jalur adm inist rasi/ Depkes

( Puskesm as  Dinkes Kab/ Kot a  Dinkes Provinsi  Depkes)

Jalur ruj ukan m edik

( Puskesm as  RS Kab/ Kot a  RS Prov  RS ruj ukan wilayah  Dit j en Bina Yanm ed/ Depkes)

D. PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI

PENANGANAN KRISIS

I nform asi penanganan krisis akibat bencana harus dilakukan dengan cepat , t epat , akurat dan sesuai kebut uhan. Pada t ahap pra, saat dan pasca bencana pelaporan inform asi m asalah kesehat an akibat bencana dim ulai dari t ahap pengum pulan sam pai penyaj ian inform asi dilakukan unt uk m engopt im alisasikan upaya penanggulangan krisis akibat bencana.


(43)

29

1. Inf ormasi pada Awal Terj adinya Bencana

1. 1. Jeni s Inf or masi dan Wakt u Penyampai an

I nform asi yang dibut uhkan pada awal t erj adinya bencana ( Lihat Lam piran 3 dan 6 unt uk Form B- 1 dan Form B- 4) disam paikan segera set elah kej adian awal diket ahui dan dikonfirm asi kebenarannya, m eliput i:

1. Jenis bencana dan wakt u kej adian bencana yang t erdiri dari t anggal, bulan, t ahun sert a pukul berapa kej adian t ersebut t erj adi.

2. Lokasi bencana yang t erdiri dari desa, kecam at an, kabupat en/ kot a dan provinsi bencana t erj adi.

3. Let ak geografi dapat diisi dengan pegunungan, pulau/ kepulauan, pant ai dan lain-lain.

4. Jum lah korban yang t erdiri dari korban m eninggal, hilang, luka berat , luka ringan dan pengungsi.

5. Lokasi pengungsi.

6. Akses ke lokasi bencana m eliput i akses dari:

Kabupat en/ kot a ke lokasi dengan pilihan m udah/ sukar, wakt u t em puh berapa lam a dan sarana t ransport asi yang digunakan.

Jalur kom unikasi yang m asih dapat digunakan.

Keadaan j aringan list rik.

Kem udian inform asi t anggal dan bulan sert a t anda t angan pelapor dan lokasinya.

1. 2. Sumber Inf or masi

Sum ber inform asi m engenai kej adian bencana dapat berasal:

1. Masyarakat

2. Sarana pelayanan kesehat an

3. Dinas Kesehat an Provinsi, Kabupat en/ Kot a 4. Lint as sekt or


(44)

30 I nform asi disam paikan m enggunakan:

1. Telepon 2. Faksim ili 3. Telepon seluler 4. I nt ernet

5. Radio kom unikasi 6. Telepon sat elit

1. 3. Al ur Mekani sme dan Penyampai an Inf or masi

I nform asi awal t ent ang krisis pada saat kej adian bencana dari lokasi bencana langsung dikirim ke Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a at au Provinsi, m aupun ke Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an dengan m enggunakan sarana kom unikasi yang paling m em ungkinkan pada saat it u. I nform asi dapat disam paikan oleh m asyarakat , unit pelayanan kesehat an dan lain- lain. Unit penerim a inform asi harus m elakukan konfirm asi.

2. Inf ormasi Penil aian Kebut uhan Cepat

2. 1. Jeni s Inf or masi dan Wakt u Penyampai an

Penilaian kebut uhan cepat penanggulangan krisis akibat bencana dilakuk an segera set elah inform asi awal dit erim a. I nform asi yang dikum pulkan ( lihat Form B-2 dalam Lam piran 7) m eliput i:

1. Jenis bencana dan wakt u kej adian bencana.

2. Tingkat keseriusan dari bencana t ersebut , m isalnya banj ir ket inggian air m encapai 2 m , gem pa bum i dengan kekuat an 7 Skala Richt er.

3. Tingkat kelayakan yait u luas dari dam pak yang dit im bulkan dari bencana t ersebut .


(45)

31

Gambar 7. Alur penyampaian dan k onfirmasi informasi awal k ejadian bencana

4. Kecepat an perkem bangan m isalnya konflik ant ar suku disat u daerah, bila t idak cepat dicegah m aka dapat dengan cepat m eluas at au berkem bang ke daerah lain. 5. Lokasi bencana t erdiri dari dusun, desa/ kelurahan,

kecam at an, kabupat en/ kot a dan provinsi.

6. Let ak geografi t erdiri dari pegunungan, pant ai, pulau/ kepulauan dan lain-lain.

7. Jum lah penduduk yang t erancam .

8. Jum lah korban m eninggal, hilang, luka berat , luka ringan, pengungsi ( dibagi dalam kelom pok rent an bayi, balit a, bum il, but eki, lansia) , lokasi pengungsian, j um lah korban yang diruj uk ke Puskesm as dan Rum ah Sakit .

9. Jenis dan kondisi sarana kesehat an dibagi dalam t iga bagian yait u inform asi m engenai kondisi fasilit as

Eselon II Menteri

Kesehatan

Puskesmas/ Masyarakat Lokasi

Bencana

Dinkes Kab/Kota

Dinkes Provinsi P P K

Eselon I

Ket erangan:

______ Arus peny am paian inform asi - - - Arus k onfir m asi


(46)

32 kesehat an, ket ersediaan air bersih, sarana sanit asi dan kesehat an lingkungan.

10. Akses ke lokasi bencana t erdiri dari m udah/ sukar, wakt u t em puh dan t ransport asi yang dapat digunakan. 11. Kondisi sanit asi dan kesehat an lingkungan di lokasi

penam pungan pengungsi.

12. Kondisi logist ik dan sarana pendukung pelayanan kesehat an.

13. Upaya penanggulangan yang t elah dilakukan. 14. Bant uan kesehat an yang diperlukan.

15. Rencana t indak lanj ut .

16. Tanggal, bulan dan t ahun laporan, t anda t angan pelapor sert a diket ahui oleh Kepala Dinas Kesehat an.

2. 2. Sumber Inf or masi

I nform asi dikum pulkan oleh Tim Penilaian Kebut uhan Cepat yang bersum ber dari:

1. Masyarakat

2. Sarana pelayanan kesehat an

3. Dinas Kesehat an Provinsi, Kabupat en/ Kot a 4. Lint as sekt or

I nform asi disam paikan m elalui: 1. Telepon

2. Faksim ili 3. Telepon seluler

4. I nt ernet dan Radio kom unikasi

2. 3. Al ur Mekani sme dan Penyampai an Inf or masi

I nform asi penilaian kebut uhan cepat disam paikan secara berj enj ang m ulai dari inst it usi kesehat an di lokasi bencana ke Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a, kem udian dit eruskan ke Dinas Kesehat an Provinsi, dari Provinsi ke Depart em en Kesehat an m elalui Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an dan dilaporkan ke Ment eri Kesehat an.


(47)

33

Gambar 8. Alur penyampaian informasi penilaian k ebutuhan cepat penanggulangan k risis ak ibat bencana

3. Inf ormasi Per kembangan Kej adian Bencana

3. 1. Jeni s Inf or masi dan Wakt u Penyampai an

I nform asi perkem bangan kej adian bencana (lihat Form B-3 pada Lam piran 8) dikum pulkan set iap kali t erj adi perkem bangan inform asi penanggulangan krisis akibat bencana. I nform asi perkem bangan kej adian bencana m eliput i:

1. Tanggal/ bulan/ t ahun kej adian. 2. Jenis bencana.

3. Lokasi bencana.

4. Wakt u kej adian bencana.

P P K 1 Menteri Kesehatan 2 Sesjen Depkes

Ditjen dan Badan di Lingkungan

Depkes Dinkes

Provinsi

Dinkes Kab/Kota

Puskesmas/ Masyarakat Lokasi

Bencana

RSU Setempat


(48)

34 5. Jum lah korban keadaan t erakhir t erdiri dari m eninggal, hilang, luka berat , luka ringan, pengungsi ( dibagi dalam bayi, balit a, bum il, but eki, lansia) dan j um lah korban yang diruj uk.

6. Upaya penanggulangan yang t elah dilakukan. 7. Bant uan segera yang diperlukan.

8. Rencana t indak lanj ut .

9. Tanggal, bulan dan t ahun laporan, t anda t angan pelapor sert a diket ahui oleh Kepala Dinas Kesehat an.

3. 2. Sumber i nf or masi

I nform asi disam paikan oleh inst it usi kesehat an di lokasi bencana ( Puskesm as, Rum ah Sakit , Dinas Kesehat an) . I nform asi disam paikan m elalui:

1. Telepon 2. Faksim ili 3. Telepon seluler 4. I nt ernet

5. Radio kom unikasi 6. Telepon sat elit

3. 3. Al ur Mekani sme dan Penyampai an Inf or masi

I nform asi perkem bangan disam paikan secara berj enj ang m ulai dari inst it usi kesehat an di lokasi bencana ke Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a, kem udian dit eruskan ke Dinas Kesehat an Provinsi, dari Provinsi ke Depart em en Kesehat an m elalui Pusat Penanggulangan Krisis dan dilaporkan ke Ment eri Kesehat an.


(49)

35 1. Tingkat Puskesm as

Menyam paikan inform asi pra bencana ke Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a.

Menyam paikan inform asi ruj ukan ke Rum ah Sakit Kabupat en/ Kot a bila diperlukan.

Menyam paikan inform asi perkem bangan bencana ke Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a.

2. Tingkat Kabupat en/ Kot a

Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m enyam - paikan inform asi awal bencana ke Dinas Kesehat an Provinsi.

Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m elakukan penilaian kebut uhan pelayanan di lokasi bencana Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m enyam - paikan laporan hasil penilaian kebut uhan pelayanan ke Dinas Kesehat an Provinsi dan m em beri respon ke Puskesm as dan Rum ah Sakit Kabupat en/ Kot a.

Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m enyam - paikan inform asi perkem bangan bencana ke Dinas Kesehat an Provinsi.

Rum ah Sakit Kabupat en/ Kot a m enyam paikan inform asi rujukan dan perkem bangannya ke Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a dan Rum ah Sakit Provinsi bila diperlukan.

3. Tingkat Provinsi

Dinas Kesehat an Provinsi m enyam paikan inform asi awal kej adian dan perkem bangannya ke Depart em en Kesehat an m elalui Pusat Penang-gulangan Krisis.


(50)

36

Gambar 9. Alur penyampaian informasi perk embangan penanggulangan k risis ak ibat bencana

Keterangan :

Arus Penyampaian Informasi

Arus Konfirmasi

Eselon II

Puskesmas/ Masyarakat Lokasi Bencana RSU

Kab/Kota

Dinkes Kab/Kota

Dinkes Provinsi

P P K Menteri Kesehatan

RSU Provinsi

RSUP Nasional

Eselon I

KKP/ BTKL PPM


(51)

37

Dinas Kesehat an Provinsi m elakukan kaj ian t erhadap laporan hasil penilaian kebut uhan pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a.

Dinas Kesehat an Provinsi m enyam paikan laporan

hasil kaj ian ke Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an dan m em beri respons ke Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a dan Rum ah Sakit Provinsi.

Rum ah Sakit Provinsi m enyam paikan inform asi ruj ukan dan perkem bangannya ke Dinas Kesehat an Provinsi dan Rum ah Sakit Rujukan Nasional bila diperlukan.

4. Tingkat Pusat

Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an m enyam paikan inform asi awal kej adian, hasil kaj ian penilaian kebut uhan

pelayanan dan perkem bangannya ke Sekret aris Jenderal Depart em en Kesehat an, Pej abat Eselon I dan Eselon I I t erkait sert a t em busan ke Ment eri Kesehat an.

Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an m elakukan kaj ian t erhadap laporan hasil penilaian kebut uhan pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Kesehat an Provinsi.

Rum ah Sakit Um um Pusat Nasional m enyam paikan inform asi ruj ukan dan perkem - bangannya ke Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an bila diperlukan.

Pusat Penanggulangan Krisis besert a unit t erkait di lingkungan Depart em en Kesehat an m erespons kebut uhan pelayanan kesehat an yang diperlukan.


(52)

38

4. Pengelolaan Dat a

4. 1. Pengumpul an Dat a

Jenis dat a yang dikum pulkan m encakup: 1. Dat a bencana

2. Dat a sum ber daya ( sarana, t enaga dan dana) 3. Dat a sanit asi dasar

4. Dat a upaya kesehat an penanggulangan bencana 5. Dat a st at us kesehat an dan gizi

6. Dat a m engenai m asalah pelayanan kesehat an Peran inst it usi dalam pengum pulan dat a, ant ara lain:

1. Puskesm as m engum pulkan dat a bencana, sum ber daya ( sarana, t enaga dan dana) , sanit asi dasar, upaya kesehat an, penanggulangan bencana, st at us kesehat an dan gizi sert a dat a m engenai m asalah pelayanan kesehat an.

2. Rum ah Sakit m engum pulkan dat a pelayanan kesehat an ruj ukan korban bencana dan sum ber daya kesehat an. 3. Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m engum pulkan dat a

bencana, m asalah kesehat an dan sum ber daya kesehat an dari Puskesm as dan Rum ah Sakit .

4. Dinas Kesehat an Provinsi m engum pulkan dat a bencana, m asalah kesehat an dan sum ber daya kesehat an dari Dinas Kabupat en/ Kot a at au dari Rum ah Sakit .

4. 2. Pengol ahan Dat a

Beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam pengolahan dat a, ant ara lain:

1. Puskesm as m elakukan pengolahan dat a m engenai m asalah kesehat an unt uk m elihat besaran dan kecenderungan perm asalahan kesehat an unt uk peningkat an pelayanan.


(53)

39 2. Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m elakukan pengolahan dat a dari Puskesm as dan Rum ah Sakit m engenai m asalah kesehat an unt uk m elihat besaran dan kecenderungan perm asalahan kesehat an, kebut uhan sum ber daya unt uk pelayanan kesehat an dan sanit asi dasar unt uk m erum uskan kebut uhan bant uan. 3. Dinas Kesehat an Provinsi m elakukan pengolahan dat a

dari Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a dan Rum ah Sakit Provinsi m engenai m asalah kesehat an unt uk m elihat besaran dan kecenderungan perm asalahan kesehat an, kebut uhan sum ber daya unt uk pelayanan kesehat an unt uk m erum uskan kebut uhan bant uan.

4. Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an m elakukan pengolahan dat a dari Dinas Kesehat an Provinsi m engenai m asalah kesehat an unt uk m elihat besaran dan kecenderungan perm asalahan kesehat an, kebut uhan sum ber daya unt uk pelayanan kesehat an dan m erum uskan kebut uhan bant uan bersam a dengan unit t erkait .

4. 3 . Penyaj i an Dat a

Beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam penyaj ian dat a, ant ara lain:

1. Puskesm as m enyiapkan dat a m asalah kesehat an dalam bent uk t abel, grafik, pem et aan, dll unt uk dilaporkan kepada Dinas Kesehat an kabupat en/ Kot a.

2. Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m elakukan penyaj ian dat a dapat dalam bent uk bent uk t abel, grafik, pem et aan, dll.

3. Dinas Kesehat an Provinsi m elakukan penyaj ian dat a dapat dalam bent uk t abel, grafik, pem et aan, dll.

4. Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an m elakukan penyaj ian dat a dalam bent uk t abel, grafik, Pem et aan dan dim uat dalam web- sit e, dan lain-lain.


(54)

40

4. 4. Penyampai an

I nform asi yang diperoleh dapat disam paikan dengan m enggunakan:

1. Kurir

2. Radio Kom unikasi 3. Telepon

4. Faksim ili 5. E- m ail 6. SMS


(55)

41

BAB III

PELAYANAN KESEHATAN

PENANGANAN KORBAN MASSAL

Penanganan m edis unt uk korban cedera dalam j um lah besar diperlukan segera set elah t erj adinya gem pa bum i, kecelakaan t ransport asi at au indust ri yang besar, dan bencana lainnya.

Kebut uhan t erbesar unt uk pert olongan pert am a dan pelayanan kedarurat an m uncul dalam beberapa j am pert am a. Banyak j iwa t idak t ert olong karena sum ber-sum ber daya lokal, t erm asuk t ransport asi t idak dim obilisasi segera. Oleh karena it u sum ber daya lokal sangat m enent ukan dalam penanganan korban di fase darurat .

1. Penat al aksanaan di Lapangan

Penat alaksanaan lapangan m eliput i prosedur- prosedur yang digunakan unt uk m engelola daerah bencana dengan t uj uan m em fasilit asi penat alaksanaan korban.

1. 1. Pr oses Penyi agaan

Proses penyiagaan m erupakan bagian dari akt ivit as yang bert uj uan unt uk m elakukan m obilisasi sum ber daya secara efisien. Proses ini m encakup peringat an awal, penilaian sit uasi, dan penyebaran pesan siaga. Proses ini bert ujuan unt uk m em ast ikan t anda bahaya, m engevaluasi besarnya m asalah dan m em ast ikan bahwa sum ber daya yang ada m em peroleh inform asi dan dim obilisasi.


(56)

42

1. 1. 1. Peni l ai an Awal

Penilaian awal m erupakan prosedur yang dipergunakan unt uk segera m enget ahui berat nya m asalah dan risiko pot ensial dari m asalah yang dihadapi. Akt ivit as ini dilakukan unt uk m encari t ahu m asalah yang sedang t erj adi dan kem ungkinan yang dapat t erj adi dan m em obilisasi sum ber daya yang adekuat sehingga penat alaksanaan lapangan dapat diorganisasi secara benar.

Di dalam penilaian awal dilakukan serangkaian akt ivit as yang bert uj uan unt uk m engident ifikasi:

1. Lokasi kej adian secara t epat 2. Wakt u t erj adinya bencana 3. Tipe bencana yang t erj adi 4. Perkiraan jum lah korban 5. Risiko pot ensial t am bahan

6. Populasi yang t erpapar oleh bencana.

1. 1. 2. Pel apor an ke Ti ngkat Pusat

Penilaian awal yang dilakukan harus segera dilaporkan ke pusat kom unikasi sebelum m elakukan akt ivit as lain di lokasi kecelakaan. Ket erlam bat an akan t im bul dalam m obilisasi sum ber daya ke lokasi bencana j ika t im m elakukan akt ivit as lanj ut an sebelum m elakukan pelaporan penilaian awal, at au inform asi yang dibut uhkan dapat hilang j ika kem udian t im t ersebut j uga t erlibat dalam kecelakaan.

1. 1. 3. Penyebar an Inf or masi Pesan Si aga

Segera set elah pesan dit erim a, pusat kom unikasi akan m engeluarkan pesan siaga, m em obilisasi sum ber daya yang dibut uhkan dan m enyebarkan inform asi kepada t im at au inst it usi dengan keahlian khusus dalam penanggulangan bencana m assal. Pesan siaga selanjut nya harus dapat disebarkan secara cepat dengan m enggunakan t at a cara


(57)

43 yang t elah dit et apkan sebelum nya ( lihat bagian Pengelolaan dat a dan inform asi penanganan krisis) .

1. 2. Ident if ikasi Awal Lokasi Bencana

Tugas kedua t im penilai awal adalah unt uk m engident ifikasi lokasi penanggulangan bencana. Hal ini m encakup:

1. Daerah pusat bencana 2. Lokasi pos kom ando

3. Lokasi pos pelayanan m edis lanjut an 4. Lokasi evakuasi

5. Lokasi VI P dan m edia m assa 6. Akses j alan ke lokasi.

I dent ifikasi awal lokasi-lokasi di at as akan m em ungkinkan m asing-m asing t im bant uan unt uk m encapai lokasi yang m erupakan daerah kerj a m ereka secara cepat dan efisien. Salah sat u cara t erbaik unt uk proses pra-ident ifikasi ini adalah dengan m em buat suat u pet a sederhana lokasi bencana yang m encant um kan t opogr afi ut am a daerah t ersebut sepert i j alan raya, bat as- bat as wilayah alam i dan art ifisial, sum ber air, sungai, bangunan, dan lain- lain.

Dengan pet a ini dapat dilakukan ident ifikasi daerah- daerah risiko pot ensial, lokalisasi korban, j alan unt uk m encapai lokasi, j uga unt uk m enet apkan perbat asan area larangan. Dalam pet a t ersebut juga harus dicant um kan kom pas dan pet unj uk arah m at a angin.


(58)

44

1. 3. Tindakan Keselamat an

Tindakan penyelam at an dit erapkan unt uk m em beri perlindungan kepada korban, t im penolong dan m asyarakat yang t erekspos dari segala risiko yang m ungkin t erj adi dan dari risiko pot ensial yang diperki- rakan dapat t erj adi ( perluasan bencana, kem acet an lalu lint as, m at erial berbahaya, dan lain-lain) .

Langkah- langkah penyelam at an yang dilakukan, ant ara lain:

1. Aksi langsung yang dilakukan unt uk m engurangi risiko sepert i dengan m em adam kan kebakaran, isolasi m at erial berbahaya, penggunaan pakaian pelindung, dan evakuasi m asyarakat yang t erpapar oleh bencana. 2. Aksi pencegahan yang m encakup penet apan area

larangan berupa:

Daerah pusat bencana—t erbat as hanya unt uk t im penolong profesional yang dilengkapi dengan peralat an m em adai.

Area sekunder—hanya diperunt ukkan bagi pet ugas yang dit ugaskan unt uk operasi penyelam at an korban, perawat an, kom ando dan kont rol, kom unikasi, keam anan/ keselam at an, pos kom ando, pos m edis lanj ut an, pusat evakuasi dan t em pat parkir bagi kendaraan yang dipergunakan unt uk evakuasi dan keperluan t eknis.

Area t ersier—m edia m assa diijinkan unt uk berada di area ini, area juga berfungsi sebagai “ penahan”

unt uk m encegah m asyarakat m em asuki daerah berbahaya.

Luas dan bent uk area larangan ini bergant ung pada j enis bencana yang t erj adi ( gas beracun, m at erial berbahaya, kebakaran, kem ungkinan t erj adinya ledakan) , arah angin dan t opografi.


(1)

248

Dengan pelat ihan t ersebut , selesai m asa t ugas di BSB, m ereka dapat m elanj ut kan st udi spesialisasi karena sudah m em punyai sem ua sert ifikat yang dibut uhkan dan kalau m elam ar pekerj aan pun akan m endapat pekerj aan yang layak. Dokt er yang akan bekerj a di Puskesm as j uga dilat ih sepert i di at as sehingga dapat m elayani m asyarakat dengan baik dem ikian juga kalau t erj adi bencana/ korban m assal m ereka t ahu apa yang harus dilakukan. I ni j uga m erupakan bonus bagi m asa depan m ereka yang sudah m engabdi kepada m asyarakat . Dem ikian j uga bagi perawat dan dokt er um um di Puskesm as 13. Bagi para ahli bedah um um m aupun bedah lainnya

dengan m engikut i pelat ihan ATLS, BSS, DSTC, Peri Op CC, dan Disast er Managem ent, dan m enj adi inst rukt ur dalam sem ua kursus t ersebut , m erek a dapat m enj adi konsult an t raum a karena m enguasai ilm u t raum at ologi dan m em iliki pengalam an sebagai ahli bedah um um m aupun ahli bedah yang lain. Selain it u, m ereka juga m am pu m elakukan dam age cont rol surgery —Perioperat ive Crit ical Care dan m enj adi I ncident Com m ander bila t erj adi bencana-korban m assal.

14. Param edik. Di I ndonesia kit a m enganut nurse para-m edic yait u dasarnya adalah perawat D3. Di luar negeri biasanya m ereka dididik dari orang awam selam a 3 t ahun on t he j ob t raining. Di pusat pen-didikan Param edik AGD 118 Jakart a ( sat u-sat unya di I ndonesia) , pendidikan dilaksanakan dalam 2 sem est er:

 Akper/ Bidan  Nurse Param edic.

 Ket eram pilan Dasar Param edik (I nduct ion Program , BLS, MFR, CSSR, Defensive Driving.

Set ara dengan em ergency Medical Technician Basic ( EMT Basic)/ Param edik I

Em ergency Nurse (BTLS, BCLS, BNLS, BPLS &

Disast er Managem ent

 Magang di UGD, OK (I nt ubasi di bawah pengawasan Anest esi) , I CU, I CCU, Perinat ologi,


(2)

249

luka bakar, St roke Cent er, Obgyn, Psikiat ri dll. Set ara dengan EMT I nt erm ediat e/Param edik I I  Dispat cher.

 PHTLS, PHCLS, PHNLS, PHPLS/ PET & NET,

Disast er Managem ent ( ilm unya) .  Kesehat an Kerj a.

Sert ifikat dari FKUI (Set ara dengan D4) Set ara dengan

EMT Param edic/Param edik I I I . Mereka dapat bekerj a m enanggulangi GADAR sehari-hari m aupun bencana/ korban m assal pada fase pra- rum ah sakit dengan:

1. AGD 118 t ipe Basic ( Tindakan & alat Airway, Breat h-ing, Circulat ion, Disabilit y & Exposure t idak invasif) , 2. AGD 118 t ipe Param edik (Tindakan & alat + obat

Airway, Breat hing, Circulat ion, Disabilit y & Exposure

I nvasif) dan

3. AGD 118 sepeda m ot or, di j alan raya, j alan t ol, rum ah, kant or, gedung um um , hot el, pabrik, t am bang, dll. Sem ent ara it u, bila t erj adi funct ional collapse sepert i di NAD, m ereka dapat m engam bil alih pekerj aan perawat sehingga RS dapat berfungsi kem bali

SAFE COM M UN I TY da n SPGDT

Bila kit a gabung sem ua sarana kesehat an yang ada diset iap desa, kot a dan set iap provinsi dengan kursus yang berst andar int ernasional m aka akan t erbent uk SAFE COMMUNI TY diset iap desa ( DESA SI AGA) , kot a, bangunan bert ingkat , gedung pem erint ahan, gedung um um , bandara, hot el, pabrik, t am bang, dan sebagainya, yang pada dasarnya sem ua it u adalah kom unit as/ desa. Dengan dem ikian diharapkan sem ua kot a/ desa, kabupat en dan provinsi harus m am pu m enanggulangi GADAR sehari- hari dengan baik dan bencana/ korban m assal harus dapat dit anggulangi sendiri unt uk 24 – 48 j am pert am a sebelum bant uan dari wilayah/ provinsi lain t iba/ t idak diperlukan lagi sepert i Denpasar (You Are On Your Own – YO YO 24 – 48 Hrs) . Dengan dem ikian Rapid


(3)

250 Response & Rapid Assessm ent dapat dilakukan oleh organisasi SPGDT/Safe Com m unit y kot a, kabupat en m aupun provinsi yang t erkena bencana-korban m assal apakah m em erlukan bant uan at au t idak.

Ta r ge t:

Kot a  Kot a/ Desa Siaga  I nt ernasional (Safe Com m unit y)

 Kabupat en

Provinsi/ Nasional

YO YO 24 – 48 Hrs

Local Capacit y Building ( 33 Provinsi) M on it or :

1. Sem ua RS harus punya Disast er Plan yang dapat dim asukan ke dalam akredit asi RS set iap 3 t ahun dan m elakukan lat ihan bencana fase Pra RS m aupun fase RS m inim um sat u t ahun sekali.

2. Set iap desa/ kot a, kom unit as, kabupat en, dan Provinsi harus m em iliki Disast er Plan dan m elakukan lat ihan bencana & korban m assal sat u t ahun sekali.

3. Response Tim e ( wakt u t anggap) AGDT 118 di bawah 10 m enit dalam keadaan sehari-hari m aupun bencana & korban m assal dengan kerj asam a dengan unsur Securit y & Rescue.

4. Angka m ort alit as dan m orbidit as GADAR sehari- hari m aupun bencana dan korban m assal akan t urun. PROGRAM: Pelat ihan harus dilakukan di 33 provinsi secara bert ahap dan sesuai dengan r isik o dan a n ca m an (h a z a r d) yang dihadapi set iap wilayah/ provinsi.


(4)

251

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu:

118 -

Puskesmas

DISASTER

Akses Telepon GADAR: 110-security

118 -

113-Rescue AGD 118

UGD ICU WARDS

Rehabilitasi

(Para-medik/MF R, CSSR)

AGD 118

The Right Patient To The Right Hospital By The Right Ambulance At The Right Time

FASE PRA RS FASE UGD - RS

 HOPE

 Emerg Nurse

 Emerg Physician

 SpB (K) Trauma (BLS)

Awam

(BLS+, MFR, CSSR

Polisi D. Keba-karan Tramtib Satpam Hansip


(5)

Pedom an Teknis Penanggulangan Krisis Kesehat an Akibat Bencana

1. Pelat ihan sebaiknya dim ulai dengan HOPE, karena para direkt ur RS m erupakan Agent of Change. I KABI t elah m elat ih ATLS lebih dari 15.000 dokt er, Perki t elah m elat ih lebih 6.000 dokt er ACLS dan AGD 118 t elah m elat ih lebih 10.000 perawat BTLS & BCLS, t et api belum ada perubahan kualit as penanggulangan GADAR, bencana dan korban m assal, karena yang punya UGD dan am bulans adalah para direkt ur RS. Dengan keyakinan para direkt ur akan kewajibannya dalam penanggu-langan GADAR, bencana & korban m assal, m aka akan t erbent uk SAFE COMMUNI TY dan SPGDT/ AGDT 118. AGDT 118 harus bert ahap berubah m enj adi BLUD AGD 118, sehingga Pem da dapat m engem bangkannya bersam a dengan Yayasan AGD 118 yang akan m enj aga st andard kom unikasi yang sam a seluruh I ndonesia, st andard SOP, St andar alkes, St andard Am bulans, Pendidikan Orang awam (BLS) , Polisi, Dinas kebakaran, Pram uka–PMI , Em ergency Nurse, Em ergency Physician ( PDEI ) .

2. Pelat ihan Em ergency Nurse & Physician, BLS ( Awam ) , BLS ( + ) / MFR (unt uk awam khusus: Polisi, Dinas Kebakaran, Tram t ib, Sat pam , Hansip) , MFR ( set ara dengan EMT Basic– Param edik I / Sekolah Param edik di AGD 118 Jakart a dan sim ulasi bencana dapat dilakukan secara sim ult an dalam 14 hari.

3. AGDT 118 akan selalu kesukaran dana dan bila direkt ur RS digant i belum t ent u set uj u dengan AGDT 118. Karena it u sebaiknya AGDT 118 dikem bangkan m enj adi Yayasan AGD 118 lokal dengan pendiri; Gubernur / Pem da, I KABI , PERSI , Polisi, Dinas Kebakaran, ASKES, Jam sost ek dan Jasa Raharj a. I ni akan m erupakan wadah bagi pendiri unt uk duduk bersam a m engem bangkan SAFE COMMUNI TY m enyelesaikan m asalah yang dihadapi. Selain it u Gubernur/ Pem da dapat m em -beli sarana AGD 118 dan dapat dihibahkan ke


(6)

Pedom an Teknis Penanggulangan Krisis Kesehat an Akibat Bencana

Yayasan AGD 118 Lokal. Dem ikian j uga sum bangan am bulans dari ASKES, Jam sost ek dan Jasa Raharj a dapat dikoordinasi lebih baik pem anfaat annya. Karena undang-undang yayasan yang baru t idak m em ungkinkan hal t ersebut , harus berbent uk BLUD AGD 118 di set iap daerah. 4. Asist en Bedah & Ahli bedah yang sudah t am at di

daerah j uga harus dilat ih dalam : ATLS, BSS, DSTC, Peri Op Crit ical Care dan Disast er m anagem ent sehingga m ereka m am pu m enj adi

I ncident Com m ander dan m enanggulangi korban bencana dengan baik sepert i yang t elah dilakukan para Ahli Bedah di Bom Bali I & I I , Jogyakart a dan Aceh.