Pemecahan Bidang Tanah Pemisahan Sebagian Atau Beberapa Bagian Dari Bidang

dipertegas dan diperjelas lagi perubahan data fisik tersebut diatur dalam Pasal 94 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 ayat 2. Dibawah ini akan dibahas satu persatu mengenai perubahan tersebut.

2.3.3.1 Pemecahan Bidang Tanah

Istilah pemecahan dibedakan dengan pisahan. Pemecahan bidang tanah berarti bidang tanah tersebut dipecah habis secara sempurna dan menjadi bagian-bagian bidang tanah yang baru tidak ada lagi aslinya, sedangkan pemisahan berarti satu bidang tanah yang baru dan bidang tanah induknya masih tetap ada dan berlaku serta tidak berubah identitasnya, hanya yang berkurang luas tanahnya setelah dikurangi dengan bidang tanah yang dipisah tersebut. 28 Pemecahan bidang tanah harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang berlaku dan tidak boleh mengakibatkan tidak terlaksananya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku misalnya landreform.Sepanjang mengenai tanah pertanian pelaksanaan pemecahan tersebut wajib memperhatikan ketentuan batas minimum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Undang- undang Penetapan Luas Tanah Pertanian. 28 Ibid, hlm. 371 Jika hak atas tanah bersangkutan dibebani hak tanggungan atau beban-beban lain yang terdaftar, pemecahannya baru boleh dilaksanakan setelah diperoleh persetujuan tertulis dari pemegang hak tanggungan atau pihak lain yang berwenang menyetujui penghapusan beban yang bersangkutan. 29 Diatur dalam Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan Pasal 133 sampai 135 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997.

2.3.3.2 Pemisahan Sebagian Atau Beberapa Bagian Dari Bidang

Tanah Dalam hal permohonan pemisahan bidang tanah disebutkan untuk kepentingan apa pemisahan tersebut dilakukan. Persyaratan dan prosedur pemisahan tersebut sama dengan yang berlaku untuk pemecahan bidang tanah. Hanya saja dalam pendaftaran pemisahan bidang tanah surat ukur, Buku Tanah, dan sertipikat yang lama tetap berlaku untuk bidang tanah semula setelah dikurangi bidang tanah yang dipisahkan dan pada nomor surat ukur dan nomor haknya ditambahkan kata “sisa” dengan tinta merah, sedangkan angka luas tanahnya dikurangi dengan luas bidang tanah yang 29 Boedi harsono, Op.cit., hlm. 526 dipisahkan. 30 Terhadap hal tersebut berlaku Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 sedangkan pengaturan pelaksanaanya diatur pada Pasal 135 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997.

2.3.3.3 Penggabungan Dua Atau Lebih Bidang Tanah

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Asas Mutakhir Pada Tanah Yang Telah Bersertipikat (Studi Pada Kantor Pertanahan Kota Medan)

1 47 127

EFEKTIFITAS PROGRAM LAYANAN RAKYAT UNTUK SERTIFIKASI TANAH (LARASITA) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN (Studi Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara)

7 46 126

PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

8 179 66

IMPLEMENTASI ASAS MUTAKHIR PENDAFTARAN TANAH UNTUK MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN (Studi Analisis Pemutakhiran Data di Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal)

0 5 28

Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman Dalam Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah (Hak Milik) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Untuk Mewujudkan Tertib Administrasi Pertanahan.

0 3 11

SKRIPSI PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SLEMAN DALAM PEMELIHARAAN DATA PENDAFTARAN TANAH (HAK MILIK) BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 UNTUK MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN.

0 3 15

PENDAHULUAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SLEMAN DALAM PEMELIHARAAN DATA PENDAFTARAN TANAH (HAK MILIK) BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 UNTUK MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN.

0 3 28

PENUTUP PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SLEMAN DALAM PEMELIHARAAN DATA PENDAFTARAN TANAH (HAK MILIK) BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 UNTUK MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN.

0 2 4

PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

1 3 14

ASAS AKUNTABILITAS DALAM PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI (Studi di Kantor Pertanahan Kabupaten Sukoharjo)

0 0 11