Masyarakat
Implementasi Asas Mutakhir Pendaftaran Tanah Untuk Mewujudkan Tertib Administrasi Pertanahan studi analisis di
Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal
1. UUD 1945 pasal 33 3 2. UU No. 5 Tahun 1960 tentang
Pokok-pokok Agraria
2.5 Kerangka Pikir
PP No. 27 Tahun 1997 Pasal 2 tentang Asas Pendaftaran Tanah
Prinsip Kantor Pertanahan untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi masyarakat
Banyaknya sengketa yang terjadi karena
data tidak diperbarui Tugas Kantor
Pertanahan untuk memelihara data
Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal
Asas Mutakhir
Informasi tepat dan akurat
Sengketa pertanahan berkurang
Keterangan: Landasan  utama  pembangunan  nasional  dalam  bidang  pertanahan
adalah Pasal 33 ayat 4 UUD 1945 yang menyatakan bahwa, “Bumi dan air dan  kekayaan  yang  terkandung  didalamnya  dikuasai  oleh  Negara  dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kem akmuran rakyat.”
Seiring  berkembangnya  jaman  semakin  dirasakan  pentingnya  tanah bagi  kelangsungan  hidup  manusia.Sehingga  pemerintah  merasakan  perlu
membuat  aturan  yang  fokus  membahas  tentang  hal  tersebut.Maka  lahirlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria  yang  kemudian  lebih  sering  disebut  UUPA.  Yang  kemudain dijelaskan  tentang  Pendaftaran  tanah,  sesuai  dengan  bunyi  Pasal  19  ayat  1
bahwa  untuk  menjamin  kepastian  hukum  oleh  Pemerintah  diadakan pendaftaran  tanah  di  seluruh  wilayah  Indonesia  menurut  ketentuan-ketentuan
yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Selanjutnya  diterbitkanlah  Peraturan  Pemerintah  Nomor  10  Tahun
1961  yang  kemudian  digantikan  dengan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  24 Tahun  1997  tentang  Pendaftaran  Tanah  yang  diundangkan  dan  ditetapkan
pada tanggal 8 Juli 1997. Dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  27  Tahun  1997  tentang
Pendaftaran Tanah disebutkan dan dijelaskan mengenai asas-asas pendaftaran tanah  yaitu  asas  sederhana,  asas  terjangkau,  asas  aman,  asas  mutakhir,  dan
asas  terbuka.  Dalam  skripsi  ini,  penulis  akan  lebih  mengupas  tentang implementasi asas mutakhir.
Azas  mutakhir  dimaksudkan  kelengkapan  yang  memadai  dalam pelaksanaannya  dan  kesinambungan  dalam  pemeliharaan  datanya.Data  yang
tersedia  harus  menunjukkan  keadaan  yang  mutakhir.Untuk  itu  perlu  diikuti kewajiban  mendaftar  dan  pencatatan  perubahan-perubahan  yang  terjadi  di
kemudian  hari.Kewajiban  mendaftar  diperuntukkan  masyarakat  yang melakukan  peristiwa  hukum,  sedangkan  untuk  pencatatan  perubahan-
perubahan di peruntukkan kepada Kantor Pertanahan. Salah  satu  masalah  terkait  dengan  asas  mutakhir  adalah  banyaknya
sengketa  yang  timbul  dikarenakan  data  tidak  diperbarui.Hal  ini  tentu  saja bertentangan  dengan  prinsip  Kantor  Pertanahan  dalam  mewujudkan
kesejahteraan  bagi  masyarakat  serta  tugas  Kantor  Pertanahan  tersebut  untuk memelihara data.
Maka dari itu, penulis mengangkat judul “Implementasi Asas Mutakhir Pendaftaran  Tanah  untuk  mewujudkan  Tertib  Administrasi  Pertanahan  studi
kasus  di  Kantor  Pertanahan  Kabu paten  Kendal”.Dengan  adanya  skripsi  ini
diharapkan  dapat  meningkatkan  kinerja  Kantor  Pertanahan  serta  memberikan informasi  yang  tepat  dan  akurat  sehingga  mengurangi  sengketa  pertanahan
yang terjadi.
60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pendekatan
Jenis  penelitian  ini  adalah  penelitian  hukum  kualitatif  hukum dengan  menggunakan  metode  pendekatan  yuridis  sosiologis.  Menurut
Burhan  Ashshofa,  penelitian  kualitatif  memusatkan  perhatiannya  pada prinsip-prinsip  umum  yang  mendasari  perwujudan  satuan-satuan  gejala
yang ada dalam kehidupan manusia, atau pola-pola yang dianalisis gejala- gejala  sosial  budaya  dengan  menggunakan  kebudayaan  masyarakat  yang
bersangkutan  untuk  memperoleh  gambaran  mengenai  pola-pola  yang berlaku.
35
Landasan  pendekatan  kualitatif  adalah  menekankan  pada  pola tingkah laku manusia, yang dilihat dari
“frame of references” si pelaku itu sendiri, jadi individu sebagai aktor sentral perlu dipahami dan merupakan
satuan  analisis  serta  menempatkannya  sebagai  bagian  dari  suatu keseluruhan Holistik.
36
35
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Putra, 2013, hlm. 21
36
Ibid. hlm. 15