dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuannya.
3. Asas terjangkau, dimaksudkan keterjangkauan bagi
pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan
ekonomi lemah. 4.
Asas mutakhir, dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan kesinambungan
dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia harus menunjukan keadaan yang mutakhir. Untuk itu perlu
diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan- perubahan yang terjadi dikemudian hari.
5. Asas terbuka, dimaksudkan perolehan keterangan yang
diperlukan masyarakat didapatkan dengan benar setiap saat.
2.2.3 Tujuan Pendaftaran Tanah
Terdapat dua tujuan dari pendaftaran tanah, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Untuk tujuan umum terdapat pada Pasal
19 UUPA yaitu menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah. Sedangkan tujuan khusus pendaftaran tanah tercantum pada
Pasal 3 Peraturan Pemerintah 24 Tahun 1997, yang isinya sebagai berikut:
a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan
hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar,
agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan.
b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, termasuk pemerintah, agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah
terdaftar. c.
Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
2.2.4 Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali initial registration dan pemeliharaan pendaftaran tanah
maintenance. Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran
tanah yang
belum didaftar
berdasarkan Peraturan
PemerintahNomor 10 Tahun 1961 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Pendaftaran tanah untuk pertama kali ini
dilakukan secara sistematik dan sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara
serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan.
Dilakukan atas prakarsa pemerintah dengan berdasarkan pada suatu rencana kerja jangka panjang dan tahuan serta dilaksanakan di
wilayah-wilayah yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara AgrariaKepala BPN.
Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa
obyek pendaftaran tanah dakam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan secara individual atau massal. Dilakukan atas
permintaan pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang berhak atas obyek pendaftaran tanah yang bersangkutan atau kuasanya.
Pemeliharaan data pendaftaran tanah maintenance adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data
yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, Buku Tanah, dan sertipikat dengan perubahan-perubahan
yang terjadi kemudian. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan karena peralihan, pembebanan, berubahnya nama pemegang hak,
hapus atau perpanjangan waktu hak yang telah berakhir, pemecahan, pemisahan, dan penggabungan bidang tanah yang
haknya sudah didaftar. Agar data yang tersedia di Kantor Pertanahan tetap sesuai dengan keadaan yang mutakhir.
7
2.2.5 Sistem Pendaftaran Tanah