GPS GPS atau lebih dikenal dengan Global Positioning System merupakan sebuah alat

Gambar 2.11. Penggambaran medan dengan garis kontur Wirshing dan Wirshing, 1995. Syarat untuk melakukan pengukuran topograpi adalah titik kontrol yang baik. Titik kontrol dibagi menjadi dua yaitu titik kontrol horisontal dan titik kontrol vertikal. Titik kontrol horisontal merupakan dua titik atau lebih di tanah yang kedudukannya horisontal terhadap jarak dan arah. Sedangkan titik kontrol vertikal merupakan titik yang dibentuk oleh titik tetap duga pada atau dekat sebidang tanah yang diukur Brinker dkk, 1997. 10 . Sound Level Meter Lutron SL-4011 Sound level meter merupakan alat ukur untuk menghitung tingkat kebisingan suara. Dalam pengukuran menggunakan sound level meter, ada beberapa faktor yang membuat gelombang suara yang terukur dapat bernilai tidak sama dengan nilai intensitas gelombang suara sebenarnya. Faktor tersebut adalah adanya angin yang bertiup dari berbagai arah, pengaruh kecepatan angin dan posisi tempat pengukuran yang terbuka menyebabkan nilai yang terukur oleh sound level meter t idak akurat. Sound level meter SL-4011 mempunyai karakteristik karakteristik sebagai berikut: a. Fitur-fitur Beberapa fitur dasar yang dimiliki oleh alat ini antara lain: 1. LCD yang besar mempermudah untuk pembacaan. 2. Jaringan pembobotan frekuensi dirancang untuk memenuhi standar IEC 61672 tipe 2. 3. Mode pembobotan waktu dinamis karakteristik cepatlambat. 4. ACDC keluaran untuk fungsi masukkan perangkat lain 5. Dibangun dengan adj. adjust VR yang memungkinkan proses kalibrasi dengan mudah. 6. Menggunakan microphone kondensor untuk akurasi yang tinggi dan stabilitas jangka panjang. 7. Fungsi penahan maksimum untuk menyimpan nilai maksimum pengukuran. 8. Indikator pengingat ketika kelebihan dan kekurangan masukkan. 9. LCD menggunakan konsumsi daya rendah dan memiliki tampilan cerah dalam kondisi cahaya terang ambient rata-rata. 10. Dapat digunakan tahan lama, umur komponen lama dan berat ringan dengan menggunakan casing plastik ABS. 11. Pengingat baterai rendah. b. Spesifikasi Beberapa spesifikasi dasar yang dimiliki sound level meter Lutron SL-4011 terlihat pada Tabel 2.4 berikut: Tabel 2.5. Spesifikasi dasar sound level meter Lutron SL-4011 Karakteristik Nilai karakteristik Layar 18 mm 0,7” LCD Liquid Crystal Display, 3 ½ digits Fungsi dB A C pemilih frekuensi, pemilih waktu cepatlambat penahan maksimum, AC DC keluaran Range pengukuran 3 range, 30 – 130 dB, masukkan hanya berupa sinyal Resolusi 0,1 dB Akurasi Pemilih frekuensi memenuhi IEC 61672 tipe 2, kalibrasi sinyal masukkan pada 94 dB31.5 Hz – 8 kHz dan akurasi untuk pemilih A mengikuti spesifikasi 31.5 Hz - ±3 dB, 63 Hz - ±2 dB, 125 Hz - ±1,5 dB, 250 Hz - ± 1,5 dB, 500 Hz - ±1,5 dB, 1 kHz - ±1,5 dB, 2 kHz - ±2 dB, 4 kHz - ±3 dB, 8 kHz - ±5 dB Frekuensi kalibrasi 31,5 Hz – 8000 Hz B K Bruel kjaer, multi fungsi kalibrator model 4226 Mikrophon Microphone kondensator elektris Ukuran mikrophon ½ inch ukuran standar Range penyeleksi 30 – 80 dB, 50 -100 dB, 80 – 130 dB, 50 dB pada setiap langkah, dengan lebih dari di bawah range indikasi Pemilih waktu Cepat t=200 ms, lambat t=500 ms Range cepat disimulasikan untuk daya respon pemilihan waktu pendengaran manusia. Range lambat sangat mudah digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata dari vibration sound level. Kalibrasi Dibangun dengan kalibrasi uar VR, mudah untuk dikalibrasi degan obeng luar Sinyal keluaran Keluaran AC – AC 0,5 Vrms berkorespondensi dengan step pendengaran Keluaran DC- DC 0,3-1,3 VDC, 10 mV per dB. Impedansi keluran – 600 ohm. Terminal keluaran 3,5 terminal keluaran phone yang disediakan untuk koneksi dengan analyzer, perekam level, dan tape recorder. Temperatur operasi o C hingga 32 o C 32 o F hingga 122 o F Kelembapan operasi Kurang dari 80 RH Power supply Battery 006P DC 9 V heavy duty type Konsumsi daya Approx. DC 6 mA Ukuran 255 x 70 x 28 mm 10,0 x 2,8 x 1,1 inch Berat Aksesoris standar Instruksi manual 1 buah Aksesoris tambahan 94 dB Sound Calibrator model SC-941 94 dB114dB Sound Calibrator model SC-942 Kotak pembawa model CA-06 Gambar 2.12. Sound level meter model SL-4011 Lutron A, 2014. 11 . Surfer Golden Software Surfer merupakan sebuah perangkat lunak yang banyak digunakan dalam pembuatan kontur, pembuatan grid, pemetaan wilayah oleh orang saintis dan peneliti guna menghasilkan peta dengan cepat dan mudah. Dalam pemakaiannya, perangkat lunak ini memiliki beberapa bagian dasar yang dipaparkan pada Gambar 2.13. Gambar 2.13 . Tampilan perangkat lunak surfer dan bagian-bagiannya Kegunaan dari bagian-bagian perangkat lunak dapat dijelaskan sebagai berikut ini: a. Title Bar merupakan bagian yang menunjukkan halaman yang aktif. Penamaan halaman yang aktif ditambahkan dengan ekstensi .SRF b. Menu Bar berisikan baris perintah yang digunakan untuk menjalankan Surfer. c. Tabbed Document merupakan bagian dimana Surfer dapat mendukung untuk jenis tabbed document, plot dokumen, lembar kerja, dan editor node dokumen. d. Toolbar merupakan bagian yang berisikan tombol icon proses dalam surfer. Pengguna hanya perlu memilih icon yang akan digunakan. Icon ini dapat diatur melalui menu tool-customize. Title Bar Menu Bar Tabbed Windows Plot, Worksheet, Grid Tool Bar Status Bar Plot Windows Object Manager Property Manager e. Status Bar merupakan bagian yang akan menunjukkan status kemajuan, presentasi penyelesaian dan waktu tersisa. f. Object Manager berisikan hierarki dari semua objek dalam dokumen yg ditampilkan dalam tree-view. g. Desktop merupakan bagian belakan dari worksheet dan grid editor. h. Border merupakan bagian tepi dari lembar kerja atau worksheet. Surfer dapat digunakan untuk pembuatan beberapa peta diantaranya: 1. Base map Base map merupakan peta yang akan menampilkan batas-batas pada peta dan berisi kurva, poin, teks, atau gambar. Base map dapat dilapisi dengan peta lain untuk memberikan rincian seperti jalan, sungai, lokasi kota dan kontur suatu daerah. Penggambaran base map terlihat pada Gambar 2.14. Gambar 2.14 . Bentuk base map 2. Contour map Contour map merupakan representasi dua dimensi dari tiga buah data. Dalam peta kontur, untuk nilai z yang sama akan ditarik garis kontur. Garis kontur ini dapat ditampilkan dalam warna atau pola. Bentuk dari peta kontur terlihat pada Gambar 2.15. Gambar 2.15. Bentuk Contour map 3. Post map dan classed post map Pots map digunakan untuk menunjukkan lokasi data berada yang direpresentasikan dengan simbol-simbol. Bentuk Post map dan classed post map terlihat pada Gambar 2.16. Gambar 2.16 . Bentuk Post map dan classed post map 4. Image map Image map merupakan gambar yang didasarkan pada grid file yang digunakan. Penetapan warna gambar berdasarkan nilai z dari grid file. Bentuk Image map terlihat pada Gambar 2.17. Gambar 2.17 . Bentuk Image map 5. Shaded relief map Shaded relief map merupakan peta arsiran batuan. Pewarnaan peta batuan didasarkan pada orientasi kemiringan relatif terhadap sumber cahaya. Dalam hal ini orientasi dalam surfer dihitung setiap sel grid dan pemantulan cahaya sumber pada permukaan grid. Bentuk Shaded relief map terlihat pada Gambar 2.18. Gambar 2.18 .Bentuk Shaded relief map 6. Vector map Vector map merupakan peta yang direpresentasikan dengan vektor. Gambar vector map terlihat pada Gambar 2.19. Gambar 2.19. Bentuk Vector map 7. Watershed map Watershed map merupakan peta yang menampilkan aliran air dalam sebuah daerah. Bentuk Watershed map terlihat pada Gambar 2.20. Gambar 2.20 . Bentuk Watershed map 8. 3D Surface map 3D surface map merupakan sebuah peta dalam bentuk tiga dimensi. Dalam jenis peta ini akan tampak representasi dari suatu wilayah yang dpetakan. Gambar 2.21 . Bentuk 3D surface User’s Guide, 2012.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Analisis dan penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung pada bulan April hingga bulan September 2015.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Meteran untuk mengukur jarak dari sumber bising. 2. Sound level meter sebagai media pengukur tingkat kebisingan. 3. GPS sebagai penentu posisikoordinat tempat pengukuran.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menganalisis hubungan antara tingkat kebisingan suatu daerah dan jarak dari sumber bising berdasarkan posisikoordinat, ketinggian tempat, dan suhu lingkungan disekitarnya. Proses pengambilan data sumber bising diukur ketinggian koordinat, suhu rata-rata wilayah dan nilai kebisingannya. Untuk menentukan koordinat sumber bising, ketinggian wilayah dan suhu rata- rata diukur dengan menggunakan GPS. Sedangkan kebisingan diukur dengan menggunakan alat sound level meter. Pengukuran akan dilakukan pada beberapa titik yang telah ditentukan. Setelah didapatkan data, proses pengukuran lalu berpindah ke lokasi pengukuran berikutnya. Pada lokasi pengukuran berikutnya, diambil juga data koordinat, ketinggian tempat, suhu rata-rata wilayah dan tingkat kebisingannya. Data tersebut kemudian dikumpulkan untuk dilakukan analisis dan dibuat gambaran tingkat kebisingan dalam bentuk sound topography.

D. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian analisis tingkat kebisingan suara, ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Pengukuran koordinat dan ketinggian tempat sumber Pengukuran suhu lingkungan Pengukuran tingkat kebisingan Data keluaran Analisis data Pembuatan topography Pembuatan laporan Selesai Berpindah ke lokasi pengukuran ke -n Pengukuran koordinat dan ketinggian tempat lokasi Pengukuran tingkat kebisingan Pengukuran suhu lingkungan

E. Data Hasil Pengukuran

Dari penelitian yang dilakukan, data dapat berupa hubungan besar kebisingan terhadap posisi, ketinggian dan temperatur suatu wilayah. Dari Gambar 3.1, data tersebut akan ditulis pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 . Data penelitian yang akan didapatkan No GPS h m T °C SLM rata-rata waktu E S 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berdasarkan Tabel 3.1, pengukuran koodinat menggunakan GPS. Pada GPS, E merupakan koordinat garis lintang utara sedangkan S merupakan koordinat garis lintang selatan. Ketinggian suatu tempat diatas permukaan laut akan diukur menggunakan GPS dan dinyatakan dengan h, kemudian suhu rata-rata di wilayah tersebut dinyatakan dalam T. Tingkat kebisingan yang terdapat pada tempat pengukuran diukur menggunakan software sound level meter dan alat sound level meter. Semua data yang telah terkumpul kemudian digunakan untuk analisis kebisingan terhadap tinggi suatu area. Dari data tersebut kemudian dibuat peta kontur kebisingan dalam bentuk “sound topography”.

Dokumen yang terkait

DESKRIPSI PENDUDUK BERMUKIM DI BANTARAN SUNGAI WAY AWI KELURAHAN KELAPA TIGA KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

1 43 52

SOSIALISASI PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DALAM KELUARGA (Studi Kasus di Kelurahan Penengahan Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung )

0 8 15

EKSPLOITASI ANAK PADA KELUARGA MISKIN (Studi Pekerja Anak Jalanan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung)

0 21 60

PELAKSANAAN MANAJEMEN PLANNING ORGANIZING ACTUATING CONTROLLING (POAC) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM MENANGGULANGI BAHAYA BANJIR (Studi Pada Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung)

24 190 96

THE MODELLING AND NOISE LEVEL ANALYSIS IN ENVIRONMENT OF LAMPUNG UNIVERSITY TOWARDS THE POSITION IN THE FORM OF SOUND TOPOGRAPHY PEMODELAN DAN ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN SUARA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP POSISI DALAM BENTUK SOUND TOPOGRAPH

0 6 56

PEMODELAN DAN ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN SUARA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP POSISI DALAM BENTUK SOUND TOPOGRAPHY

0 13 56

Pemodelan dan Analisis Tingkat Kebisingan Suara di Lingkungan Universitas Lampung Terhadap Posisi dalam Bentuk Sound Topography

0 12 56

PROFIL PEDAGANG LESEHAN DI JALAN KARTINI KELURAHAN PALAPA KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

1 7 51

PENERAPAN REKAYASA LALU LINTAS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA PUSAT KEGIATAN KOTA TANJUNG KARANG DI BANDAR LAMPUNG

1 16 72

Deskripsi Lokasi Banjir di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2013

4 42 55