Penelitian Terkait TINJAUAN PUSTAKA
dikehendaki yang dianggap mengganggu bagi pendengaran manusia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan
Hidup No: Kep.Men-48MEN.LH111996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa dan sistem alam.
Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut
1. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi luas steady state, wide band
noise, misalnya suara yang ditimbulkan oleh kipas angin. 2.
Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit steady state, narrow band noise, misalnya suara yang timbul akibat gergaji sirkuler dan katub gas.
3. Kebisingan terputus-putus intermitten, misalnya suara lalu lintas dan suara
kapal terbang dilapangan udara. 4.
Kebisingan impulsif impact or impulsive noise, misalnya suara tembakan atau meriam.
5. Kebisingan impulsif berulang, misalnya suara yang ditimbulkan mesin tempa.
Kebisingan lalu lintas juga berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan
bermotor terutama dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi antara roda dengan jalan. Kendaraan berat truk, bus dan mobil penumpang merupakan
sumber kebisingan utama di jalan raya.Secara garis besar strategi pengendalian bising dibagi menjadi tiga elemen yaitu pengendalian terhadap sumber bising,
pengendalian terhadap jalur bising dan pengendalian terhadap penerima bising Djalante, 2010.
Intensitas kebisingan bunyi adalah arus energi per-satuan luas yang dinyatakan
dalam satuan desibel dB, dengan membandingkannya dengan kekuatan dasar 0,0002 dynecm
2 yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1000 Hz yang
tepat dapat di dengar oleh manusia normal. Desibel adalah satu per sepuluh bel, sebuah satuan yang dinamakan untuk menghormati Alexander Graham Bell.
Satuan bel terlalu besar untuk digunakan dalam kebanyakan keperluan, maka digunakan satuan desibel yang disingkat dB. Tabel berikut adalah skala
intensitas kebisingan yang dikelompokkan berdasarkan sumber kebisingan.
Tabel 2.2. Skala Intensitas Kebisingan dan Sumbernya
Skala Intensitas kebisingan dB
Sumber Kebisingan Kerusakan alat pendengaran
120 Batas dengar tinggi
Menyebabkan tuli 100-110
Halilintar, meriam, mesin uap
Sangat hiruk 80-90
Hiruk pikuk jalan raya, perusahaan dengan suara
gaduh, peluit polisi Kuat
60-70 Kantor bising, jalanan pada
umumnya, radio, perusahaan
Sedang 40-50
Rumah gaduh, kantor pada umumnyta, percakapan
kuat, radio perlahan Tenang
30-20 Rumah tenang, kantor
perorangan, auditorium, percakapan
Sangat tenang 10-20
Suara daun berbisik batas pendengaran terendah
Sumber : Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja HIPERKES.