15
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Agency Theory
Agency Theory Teori Keagenan muncul ketika terjadi perbedaan kepentingan antara pemegang saham shareholders sebagai principal dan
manager sebagai agen. Para principal menginginkan laba yang tinggi dari perusahaan agar investasi yang telah ditanamkan cepat kembali. Besarnya laba
berhubungan dengan besarnya deviden yang akan dibagikan kepada investor. Semakin tinggi laba, maka harga saham akan semakin tinggi dan semakin besar
pula deviden yang akan diterimanya. Namun di sisi lain, para agen pun memiliki kepentingan sendiri yakni bonus yang diterima. Principal menginginkan return
yang tinggi atas investasinya, sedangkan agen memiliki kepentinggan untuk mendapatkan kompensasi yang besar atas hasil kerjanya. Perbedaan tujuan inilah
yang menyebabkan terjadinya conflict of interest di antara pihak agen dan principal. Hal ini yang mendorong terjadinya asimetri informasi di antara ke dua
belah pihak tersebut. Karena adanya keinginan kompensasi yang tinggi itulah, maka kemungkinan besar agen akan melakukan moral hazard. Di samping itu,
para agent memiliki informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan lebih banyak dibandingkan para principal. Hal ini yang menimbulkan kesempatan
opportunistic agen untuk melakukan kecurangan Martantya, 2013.
Sebagai penerima wewenang untuk mengolah perusahaan, manajer seharusnya bekerja untuk pemilik. Namun sebaliknya, manajer bekerja demi
kepentingan dan kesejahteraan pribadi. Conflict of interest diantara kedua pihak juga menyebabkan manajer sebagai agen menghadapi berbagai tekanan pressure
untuk menemukan cara agar kinerja perusahaan selalu meningkat dengan harapan bahwa dengan peningkatan kinerja maka principal akan memberikan suatu bentuk
apresiasi Rationalization. Ketika hal itu terjadi, peluang terjadinya fraud akan
semakin besar. Karena manager memiliki akses yang luas capability serta
kesempatan atau peluang opportunity untuk memanipilasi laba opportunity.
2.1.2 Fraud Triangle Theory 2.1.2.1 Definisi Fraud