memilih menerbitkan saham kembali untuk memperoleh tambahan modal usaha dari investor tanpa harus melakukan perjanjian hutang baru yang menyebabkan
beban hutang perusahaan semakin besar dan financial laverage perusahaan semakin rendah.
4.2.3 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kecurangan Pelaporan
Keuangan
Hasil penelitian terhadap variabel kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan ada tidaknya kepemilikan saham oleh orang dalam OSHIP
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh faktor kepemilikan manajerial terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan, sehingga H3 ditolak.
Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung penelitian Skousen et al 2008. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian statistik yang menunjukkan angka signifikan
sebesar 0,854 atau lebih besar dari 0,05. OSHIP merupakan rasio kepemilikan saham yang dimiliki manajer. Nilai
dari rasio ini dapat mencerminkan seberapa besar saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan tersebut. Apabila nilai rasio ini semakin tinggi, maka
kepemilikan saham oleh pihak manajer di dalam perusahaan tersebut akan semakin banyak sehingga tindak terjadinya fraud akan berkurang.
Penelitian ini tidak mampu membuktikan hubungan teori di atas karena kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh seberapa besar kepemilikan
saham pihak manajerial dalam perusahaan itu saja. Melainkan ada faktor lain yang dipengaruhi oleh karyawan maupun pihak luar yang memiliki saham di
perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Kusumawardhani 2013 bahwa
personal financial need tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan.
4.2.4 Pengaruh Target Keuangan Terhadap Kecurangan Pelaporan
Keuangan
Hasil penelitian terhadap variabel target keuangan dengan proksi return on asset ROA menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh faktor target keuangan
terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai signifiknsi 0,180 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga H4
ditolak. Return of asset merupakan perbandingan laba perusahaan dengan
kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut. ROA merupakan target keuangan perusahaan dengan memperkirakan berapa besaran laba yang akan diterima
dengan aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut. Akan tetapi dala penelitian ini, ROA bukanlah sebagai faktor resiko
tekanan dalam mengidentifikasi kemungkinan tindak kecurangan pelaporan keuangan. Hal ini karena ROA digunakan untuk tujuan jangka pendek dalam
perusahaan padahal ada faktor lain dalam target keuangan. Ini merupakan tugas manajer yang harus memikirkan program jangka panjang agar dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Skousen et al. 2008 yang menyatakan bahwa
ROA tidak bisa digunakan sebagai faktor resiko dalam mendeteksi kecurangan.
4.2.5 Pengaruh Nature of Industry Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan