Pengertian Perjanjian Kredit Pengertian Perjanjian

Berdasarkan uraian diatas, unsur-unsur perjanjian diantaranya ialah adanya pihak- pihak, adanya persetujuan pihak-pihak, adanya tujuan yang akan dicapai, adanya prestasi yang akan dilaksanakan, ada bentuk tertentu lisan atau tulisan dan ada syarat-syarat tertentu.

2. Pengertian Perjanjian Kredit

Sebelum menerangkan megenai pengertian perjanjian kredit, hal pertama yang akan dibahas mengenai pengertian kredit. Kredit berasal dari bahasa Yunani “Creder” yang berarti kepercayaan trust atau faith, oleh sebab itu dasar dari kredit adalah kepercayaan, dengan demikian seseorang yang memperoleh kredit pada dasarnya adalah memperoleh kepercayaan, hal tersebut timbul bila telah ada pendekatan antara pemberi dan penerima kredit, untuk menimbulkan kepercayaan maka pemberi kredit perlu meneliti terlebih dahulu calon peminjam kredit. Muchdarsyah Sinungan, 1989:2. Selanjutnya menurut Muchdarsyah Sinungan 1989:3 kredit adalah pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi tersebut akan dikembalikan lagi pada satu masa tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontrak prestasi berupa bunga. Pemberian kredit berarti memberikan kepercayaan kepada debitur oleh kreditur, meskipun kepercayaan tersebut mengandung resiko yang tinggi. Karena itu dalam pemberian kredit terdapat beberapa unsur yang sering disebut sebagai unsur-unsur kredit yaitu : a. Kepercayaan Yaitu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikannya akan diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dikemudian hari. b. Waktu Yaitu jangka waktu antara masa pemberian kredit dan masa pengembalian kredit nilai agio adalah lebih tinggi dari pada nilai uang yang akan diterima pada waktu pengembalian kredit dikemudian hari. c. Degree of risk Yaitu adanya tingkat resiko yang dihadapi sebagai akibat jangka waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dan pengembalian kredit di kemudian hari. Makin lama jangka pengembalian waktu kredit berarti makin tinggi pula tingkat resikonya. Karena ada unsur resiko ini maka suatu perjanjian kredit perlu suatu jaminan. d Prestasi Yang diberiakan adalah suatu prestasi yang dapat berupa barang, jasa atau uang dalam perkembangan perkreditan di alam modern maka yang dimaksud dengan prestasi dalam pemberian kredit adalah uang. Secara teori kredit dapat diberikan dalam bentuk uang ataupun barang, tetapi dalam kehidupan ekonomi modern selalu didasarkan pada uang maka kredit dalam bentuk uang ini yang banyak dilakukan. Djuhaendah Hasan 1996,hlm 148 Sebelum dilakukannya pemberian kredit oleh kreditur kepada debitur, hal pertama yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak ialah mengadakan perjanjian kredit. Menurut hukum perdata Indonesia Perjanjian Kredit PK merupakan salah satu bentuk perjanjian pinjam meminjam yang diatur dalam buku ketiga KUHPerdata. Dalam bentuk apapun juga perjanjian kredit itu diadakan pada hakekatnya merupakan salah satu perjanjian pinjam meminjam, sebagaimana diatur dalam Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769 KUHPerdata. Namun demikian dalam praktek perbankan modern hubungan hukum dalam kredit tidak lagi semata-mata berbentuk hanya perjanjian pinjam meminjam saja, melainkan adanya campuran dengn bentuk perjanjian lainnya seperti perjanjian pemberian kuasa dan perjanjian lainnya. Selanjutnya menurut Djuhaendah Hasan 1996:135 yang dimaksut dengan perjanjian kredit ialah perjanjian yang antara bank dengan debitur untuk memberikan pinjaman sejumlah dana kepada debitur yang sebelumnya telah dilakukan penilaian oleh pihak bank dari berbagai aspek. Dalam prakteknya bentuk perjanjian kredit antara satu bank dengan yang lainnya tidaklah sama, hal tersebut terjadi dalam rangka menyesuaikan diri dengan kebutuhannya masing-masing. Dengan demikian perjanjian kredit tersebut tidak mempunyai bentuk yang berlaku umum untuk Menurut R. Subekti 1995:52, Perjanjian Kredit atau Sewa-beli sebenarnya adalah suatu macam jual-beli, setidak-tidaknya ia lebih mendekati jual-beli dari pada sewa-menyewa, meskipun ia merupakan suatu campuran dari kedua-duanya dan diberikan judul “sewa-menyewa”. Dalam Hire-purchase Act 1965 ia dikonstruksikan sebagai suatu perjanjian “sewa-menyewadengan hak opsi dari si penyewa untuk membeli barang yang disewanya”. Maksud kedua belah pihak adalah tertuju pada perolehan hak milik atas suatu barang disatu pihak dan perolehan sejumlah uang sebagai imbalannya harga dilain pihak. Berdasarkan penjelasan di atas maka perjanjian kredit ialah perjanjian yang lahir karena adanya unsur kepercaraan antara Keritur dan Debitur, dimana dalam waktu tertentu Debitur akan mengembalikan apa yang diberikan Kreditur kepadanya. Pemberian kredit akan diberikan Kreditur kepada Debitur yang sudah dikenalnya terlebih dahulu.

3. Syarat Sah Perjanjian