e. Menanggung biaya pengacara apabila terjadi sengketa.
Apabila terjadi sengketa dalam perjanjian Arisan Motor Plus, yang sampai melibatkan pihak yang berwajib, maka segala biaya yang dikeluarkan
menjadi tanggung jawab para peserta arisan. f.
Menanggung biaya dan ongkos yang dikeluarkan oleh pengelola karena dirugikan, dilanggar atau diancam oleh pesera Arisan Motor Plus.
Peserta menanggung biaya dan ongkos yang dikeluarkan oleh pengelola maksutnya ialah apabila terjadi sengketa atau penarikan sepeda motor milik
peserta arisan motor yang tidak membayar uang arisan selama 2 bulan berturut-turut tentu saja menggunakan biaya, biaya yang dikeluarkan tersebut
menjadi tanggung jawab pihak peserta Arisan Motor Plus. penjelasan huruf e dan f berdasarkan atas ketentuan tambahan poin 5
perjanjian Arisan Motor Plus Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewajiban yang utama
dibebankan kepada pihak peserta Arisan Motor Plus. Pihak peserta Arisan Moto Plusr berada pada posisi yang lemah karena tidak memiliki banyak modal untuk
membeli sepeda motor yang menjadi objek arisan, oleh sebab itu pihak pengelola Arisan Motor Plus dengan mudah membuat syarat-syarat dalam kontrak perjanjian
Arisan Motor Plus sebaik mungkin agar dapat mengantisipasi bila terjadinya wanprestasi.
B. Bentuk-Bentuk Wanprestasi dan Cara Penyelesaiannya dalam Perjanjian
Arisan Motor Plus
Dilihat dari bentuknya wanprestasi ada 4 empat macam yaitu:
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;
b. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
Berdasarkan uraian diatas, bentuk wanprestasi yang sering terjadi dalam
perjanjian Arisan Motor Plus ialah melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat dan melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. data yang
diteliti oleh penulis ialah data pada perjanjian Arisan Motor Plus selama 2 tahun. Bentuk wanprestasi dan cara penyelesaianya dalam perjanjian Arisan Motor Plus
ialah sebagai berikut: 1.
Bentuk-Bentuk Wanprestasi dalam Perjanjian Arisan Motor Plus
Perjanjian ialah suatu peristiwa dimana suatu orang atau lebih mengikatkan dirinya kepada satu orang lain atau lebih untuk melaksanakan sesuatu hal yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Didalam perjanjian, dikenal dengan adanya prestasi. Prestasi ialah hal-hal atau ketentuan-ketentuan yang harus
dipenuhi dalam perjanjian, apabila melanggar ketentuan-ketentuan tersebut, hal ini yang dinamakan wanprestasi.
Prestasi ialah segala sesuatu yang diperjanjikan wajib untuk melaksanakan atau mewujudkan segala sesuatu yang diperjanjikan prestasi tersebut. Para pihak
wajib dan harus melaksanakan sesuai yang diperjanjikan, apabila seseorang mengingkari janji yang telah disepakati di dalam perjanjian, maka ia dikatakan
melakukan wanprestasi alpa, lalai atau ingkar janji.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wanprestasi ialah suatu perbuatan yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam suatu perjanjian yang telah
disepakati sebelumnya. Di dalam perjanjian Arisan Motor Plus juga sama, apabila peserta arisan tidak
melakukan atau mematuhi peraturan yang terdapat dalam perjanjian tersebut, maka dapat dikatakan peserta tersebut melakukan suatu wanprestasi.
Akibat adanya wanprestasi yang dilakukan oleh peserta arisan motor akan menimbulkan kerugian pada pihak pengelola arisan motor, akan tetapi
berdasarkan pada Pasal 1267 KHUPerdata, pengelola arisan motor yang merasa dirugikan karena wanprestasi yang dilakukan oleh peserta arisan, dapat
mengajukan tuntutan ganti rugi melalui hakim atau pengadilan atau juga memilih alternative tuntutan lainnya, seperti menuntut pembatalan perjanjian itu disertai
penggantian biaya kerugian dan bunga. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola arisan motor yaitu Bapak
Nasirwan, menyatakan bahwa bentuk-bentuk wanprestasi yang pernah dilakukan oleh pihak peserta arisan bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:
a. Terlambat membayar uang arisan motor
Para peserta Arisan Motor Plus dikatakan terlambat membayar uang arisan apabila peserta arisan motor membayar uang arisan tetapi sudah lewat waktu
yang ditentukan. Dijelaskan dalam surat perjanjian Arisan Motor Plus yaitu ketentuan khusus poin ke 4, bahwa pembayaran uang arisan dari stiap peserta
arisan motor dilakukan mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 9 setiap bulannya, apabila pembayaran uang arisan motor dilakukan setelah tanggal 9
maka dinyatakan sebagai keterlambatan. perjanjian Arisan Motor Plus, ketentuan khusus poin ke 6 huruf a.
b. Tidak membayar denda keterlambatan membayar uang arisan
Peserta Arisan Motor Plus dikenakan denda apabila pembayaran uang arisan motor dilakukan setelah tanggal 9. Dijelaskan dalam perjanjian Arisan Motor
Plus poin ke 6 huruf a yaitu pembayaran uang arisan motor dilakukan setelah tanggal 9 maka dinyatakan sebagai keterlambatan dan dijelaskan
kembali pada perjanjian Arisan Motor Plus poin ke 6 huruf b yaitu keterlambatan pembayaran uang arisan motor dikenakan denda sebesar Rp
30.000,- per bulan atau Rp 2.000,- per hari c.
Menjual sepeda motor atau mengalihpakaikan sepeda motor kepada pihak lain tanpa sepengetahuan pihak pengelola
Pada perjanjian Arisan Motor Plus ketentuan tambahan poin ke 2 menjelaskan tentang larangan peserta Arisan Motor Plus mengalihkan hak
atau keanggotaannya tanpa persetujuan dari pihak pengelola arisan motor, dengan demikian apabila peserta arisan motor mengalihpakaikan ataupun
sampai menjual motor tersebut tampa sepengetahuan pihak pengelola merupakan tindakan wanprestasi karena tidak menjalankan perjanjian dengan
baik. Dari uraian di atas dalam Arisan Motor Plus bentuk wanprestasi yang sering
terjadi ialah terlambat membayar uang arisan motor dan juga mengalihpakaikan sepeda motor kepada pihak lain tampa sepengetahuan pengelola. Terjadinya
wanprestasi pasti karena adanya faktor penyebab, akan tetapi dari hasil wawancara dengan pihak pengelola arisan yaitu dengan Bapak Nasirwan, faktor
penyebab peserta arisan motor melakukan wanprestasi tidak dapat mengurangi kewajiban peserta arisan motor. Dari hasil wawancara, didapat beberapa faktor
peserta arisan motor melakukan wanprestasi yaitu sebagai berikut : a.
Pihak peserta arisan motor mengalami kebangkrutan Peserta arisan motor mengalami kebangkrutan merupakan faktor terbanyak
yang menyebabkan terjadinya wanprestasi. Karena kebangkrutan dari suatu usaha mengakibatkan perekonomian seseorang menurun. Para peserta arisan
yang mengalami kebangkrutan biasanya menunda-nunda pembayaran arisan, sehingga merugikan pihak pengelola Arisan Motor Plus.
b. Pihak peserta arisan motor mempunyai itikad tidak baik untuk memiliki
sepeda motor tersebut tanpa membayar uang arisan Peserta arisan motor yang mempunyai itikat tidak baik atau berdasarkan
pengamatan pihak pengelola arisan motor dan pihak ketiga yang dapat dipercaya melihat keterlambatan pembayaran uang Arisan Motor Plus tidak
wajar atau tidak dapat ditanggulangi maka pengelola dapat mengalihkan keanggotaanya kepada pihak lain sebelum sampai 2 bulan. Apabila peserta
arisan motor sudah mendapatkan sepeda motornya maka sepeda motor akan ditarik atau diambil kembali oleh pengelola arisan.
c. Pihak peserta arisan motor tidak mengikuti peraturan dalam surat perjanjian
Pihak peserta arisan yang tidak mengikuti peraturan Arisan Motor Plus dengan
benar maka
pihak pengelola
arisan akan
mengalihkan keanggotaannya kepada pihak lain. Apabila peserta yang bersangkutan ingin
memperoleh haknya kembali yaitu uang arisan yang sudah disetorkan, akan dikembalikan pengelola arisan kepadapeserta arisan setelah semua peserta
arisan memperoleh atau endapatkan sepeda motor. Perjanjian Arisan Motor Plus, poin ke 8.
Peserta Arisan Motor Plus harus memenuhi kewajiban yang telah diperjanjikan walaupun peserta arisan motor telah melakukan wanprestasi. Bahkan dalam
keadaan force majeur pihak peserta arisan harus tetap memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya. Force majeur yang dimaksudkan disini adalah
suatu keadaan dimana keadaan tersebut tideak dapat diduga kejadiannya misalnya kebakaran dan kemalingan.
Ada beberapa kasus yang pernah terjadi pada perjanjian Arisan Motor Plus, diantaranya ialah kasus Bapak Usman Soleh. Kasus ini terjadi di tahun 2006,
pada saat itu uang arisan masih sebesar Rp 298.000,- per bulan dan denda Rp 20.000,- per hari. Kasusnya ialah tidak membayar uang arisan selama 6 enam
bulan berturut-turut yang merupakan kewajibab pokok peserta arisan. Diuraikan dengan tabel :
Jumlah Tunggakan Rp 298.000 X 6 bulan
Rp 1.788.000 Denda
Rp 20.000 X 5 Rp 100.000
Jumlah yang harus dibayar
Angsuran dan denda Rp 1.888.000
Dari uraian di atas, Bapak Usman Soleh melanggar peraturan perjanjian Arisan Motor Plus khususnya bagian ke II Ketentuan khusus poin ke 7 dan 8 yang
berbunya sebagai berikut :
Bunyi poin ke 7 : a.
Apabila pembayaran dilakukan setelah tanggal 7 setelah pelaksanaan lelang, maka dinyatakan sebagai suatu keterlambatan.
b. Keterlambatan pembayaran secara langsung, yang tidak melewati bendahara
dikenakan denda sebesar Rp 20.000,00 per bulannya atau Rp 1.000,00 per hari.
Bunyi poin ke 8 : a.
Apabila peserta arisan yang setor langsung maupun lewat bendahara, karena kelalaian yang bersangkutan, bukan bendahara atau orang lain terlambat
selama 2 dua bulan berturut-turut sedangkan ia sudah mendapatkan sepeda motor, maka pengelola berhak mengambil atau menyita kendaraan tersebut.
Peserta yang bersangkutan hanya berhak mendapatkan setengah dari jumlah total arisannya yang terkumpul sebelum ia mendapatkan sepeda motor.
b. Apabila peserta tersebut pada poin 8.a melunasi semua keterlambatan
pembayarannya, maka ia berhak mendapatkan kembali sepeda motor tersebut. c.
Apabila peserta poin 8.a mengambil motor dibawah setandar karisma cakram maka ia berkewajiban mengembalikan selisih harga antara motor yang
diambil dengan motor Karisma Cakram seperti contoh pada pak Ahmad dengan pilihan Supra Fit-nya di brosur
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa Bapak Usman Soleh telah melakukan suatu wanprestasi yaitu tidak membayar uang arisan selama 6 enam
bulan berturut-turut. Akibat dari wanprestasi tersebut pihak pengelola mengalami kerugian, karena harus menggantikan uang arisan yang tidak dibayar oleh Bapak
Usman Soleh selama kegiatan arisan berlangsung agar tetap berjalannya kegiatan Arisan Motor Plus, sedangkan sepeda motor yang sudah didapat bapak Usman
Soleh akan diambil kembali oleh pihak pengelola beserta STNK nya. Dari kasus di atas faktor penyebab peserta Arisan Motor Plus yaitu Bapak Usman
Soleh melakukan wanprestasi ialah usaha yang ditekuni Bapak Usman Soleh sebagai pengusaha sayuran mengalami kebangkrutan, sehingga kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, diantaranya ialah membayar uang Arisan Motor Plus dan mengakibatkan peserta arisan motor menunda-nunda pembayaran Arisan
Motor Plus. 2.
Cara Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Arisan Motor Plus
Penyelesaian wanprestasi yang timbul dalam perjanjian Arisan Motor Plus merupakan masalah tersendiri karena akan berhadapan dengan proses peradilan
yang berlangsung lama dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, di samping itu, penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian Arisan Motor Plus diharapkan
sedapat mungkin tidak merusak hubungan antara pihak pengelola arisan motor dan pihak peserta Arisan Motor Plus. Hal ini tentu sulit ditemukan apabila pihak
yang bersangkutan membawa sengketanya ke Pengadilan karena proses penyelesaian sengketa melalui Pengadilan litigasi akan berakhir dengan
kekalahan salah satu pihak dan kemenangan pihak lainnya, hal ini yang menjadikan alasan bagi pihak pengelola arisan motor dan pihak peserta arisan
motor yang melakukan wanprestasi untuk menghindari penyelesaian masalah wanprestasi di Pengadilan.
Berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola Arisan Motor Plus yaitu Bapak Nasirwan, ditemukan jawaban yaitu memilih penyelesaian wanprestasi melalui
jalur di luar pengadilan atau dengan perdamaian. Alasan mereka memilih penyelesaian wanprestasi dengan perdamaian adalah karena tidak menghabiskan
banyak waktu serta tidak mengeluarkan banyak biaya karena mereka hanya diminta secara sukarela memenuhi kewajiban dan memperoleh hak masing-
masing, pihak sebagimana mestinya. Menurut pengelola Arisan Motor Plus yaitu Bapak Nasirwan, banyak kebijakan
yang diberikan oleh Arisan Motor Plus kepada pihak peserta arisan motor. Penyelesaian masalah wanprestasi dengan jalan damai memiliki beberapa tahapan
contohnya pada penyelesaian masalah wanprestasi yang terjadi pada Bapak Usman Soleh. Berikut adalah tahapan-tahapan mekanisme penyelesaiannya:
1. Pada saat telah diketahui terjadi wanprestasi yaitu adanya keterlambatan
membayar uang arisan maka pihak pengelola memberikan surat peringatan 1 SP 1 kepada pihak peserta yang bersangkutan, yang berisi peringatan agar
segera membayar uang arisaya. 2.
Setelah SP 1 tidak diindahkan oleh peserta arisan yang bersangkutan maka pihak pengelola arisan mengirimkan SP 2 dan SP 3.
3. Apabila peserta arisan motor yang bersangkutan tetap tidak mengindahkan SP
yang diberikan maka pihak pengelola arisan motor meminta agar peserta arisan yang bersangkutan segera datang ke tempat arisan motor itu
berlangsung. 4.
Setelah kedua belah pihak bertemu dan melibatkan pihak ketiga sebagai mediasi dalam penyelesaian masalah. Para pihak tersebut menganalisa
masalah yang terjadi maka pihak pengelola arisan dan peserta arisan yang bersangkutan membuat kesepakatan penyelesaian masalah yang sesuai dengan
wanprestasi yang dilakukan. Pada penyelesaian kasus wanprestasi yang terjadi pada Bapak Usman Soleh,
setelah diketahui bahwa kondisi perekonomiannya mengalami pailit dan tidak sanggup lagi untuk meneruskan perjanjian antara kedua belah pihak, maka pihak
pengelola memberikan kebijakan kepada bapak Usman Soleh untuk mengembalikan sepeda motor dalam kondisi yang baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa, penyelesaian yang banyak dipakai oleh pihak pesera arisan motor jika terjadi wanprestasi adalah secara
damai. Penyelesaian secara damai ditempuh karena dapat menghemat waktu dan biaya. Pihak pengelola arisan motor dapat memahami kesulitan yang dihadapi
oleh pihak peserta arisan motor karena dalam kehidupan manusia merupakan hal yang sangat lazim jika pasang surut dalam keuangannya. Tidak terlepas juga
berbagai usaha yang dimiliki oleh para peserta arisan, yang kemudian mungkin akan menimbulkan wanprestasi, namun tidak menutup kemungkinan penyelesaian
wanprestasi dilakukan melalui Pengadilan Negeri apabila penyelesaian wanprestasi secara damai tidak tercapai.
C. Berakhirnya Perjanjian Arisan Motor Plus