kesepakatan, yakni pemenang memperoleh sepeda motor dengan cara pelelangan, akan tetapi kata pelelangan hanya penamaannya saja prosesnya hampir sama
dengan pengundian, dalam pelaksanaannya, peserta mengumpulkan sejumlah uang yang telah disepakati pada hari pengundian. Uang yang terkumpul
diserahkan kepengelola dan pemenang diberikan sepeda motor akan tetapi BPKB menjadi jaminan selama kegiatan ini berlangsung. Arisan ini berakhir apabila
semua peserta sudah mendapatkan sepeda motor.
C. Gambaran Umum Arisan Motor Plus
Arisan Motor Plus ialah sebuah kegiatan perjanjian atau kontrak yang lahir akibat adanya Pasal 1338 KUHPerdata yang menerangkan bahwa setiap orang bebas
berkontrak atau melakukan perjanjian. Arisan motor plus terbentuk pada bulan Januari 2004 dan beranggotakan Bapak Nasirwan sebagai ketua pengelola arisan
dibantu dengan Bapak Ansori yang berperan sebagai wakil pengelola. Setiap kelompok arisan terdiri dari 42 orang peserta. Arisan tidak diadakan dengan
undian tetapi dengan sistem lelang. Prinsip dasar arisan motor plus ialah : 1.
Saling menguntungkan tolong menolong; 2.
Amanah bijak dan bertanggung jawab; dan 3.
Transparan jujur. Pelaksanaan pelelangan arisan motor diadakan pada tanggal 9 setiap bulannya,
pelelangan berlangsung di Jalan Sukardi hamdani Gg. Sabri Said I Nomor 62 Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Uang arisan tiap bulannya sebesar
Rp 300.000,00 selama 42 bulan, sehingga dalam setiap pertemuan uang yang terkumpul sebesar Rp 12.600.000,00. Selama masa arisan, BPKB peserta yang
sudah mendapatkan sepeda motor berada pada pengelola sampai berakhirnya kegiatan arisan motor plus tersebut.
Lahirnya arisan motor plus ini didasarkan atas pemikiran pengelola melihat besarnya minat masyarakat akan kebutuhan skunder, yaitu sepeda motor untuk
menunjang kegiatan sehari-hari, akan tetapi masyarakat kesulitan untuk memperolehnya, dikarnakan harganya yang tidak murah.
Banyak masyarakat yang menggunakan jasa Lembaga Pembiayaan Bank dan non Bank seperti pemberian kredit oleh Bank atau Pembiayaan Konsumen, akan tetapi
tidak sedikit masyarakat yang merasa kesulitan untuk menggunakan jasa tersebut karena syarat yang begitu banyak dan angsuran yang tergolong besar. Melihat
keadaan itu pengelola membentuk Arisan Motor Plus, yang syarat-syaratnya mudah dan angsurannyapun tidak terlalu besar.
D. Kerangka Pikir
Pengelola Arisan Motor Plus
Peserta Arisan Hak dan Kewajiban
Bentuk wanprestasi dan cara penyelesaian
wanprestasi
Berakhirnya Perjanjian Arisan
Motor Plus
Kerangka pikir adalah alur penyelesaian masalah dari kerangka teori dan konsep. Berdasarkan kerangka teori dan konsep di atas, maka secara singkat dapat
diuraikan kerangka pikirnya sebagai berikut: Arisan Motor Plus ialah suatu bentuk dari kesepakatan antara beberapa pihak
yaitu pihak pengelola arisan motor dan pihak peserta arisan motor yang didalamnya terdapat perjanjian yang mengikat antara kedua belah pihak sehingga
melahirkan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak Arisan Motor Plus melibatkan beberapa pihak didalamnya yaitu pengelola arisan
motor, wakil pengelola arisan motor, bendahara arisan motor dan peserta arisan motor. Pengelola arisan motor merupakan pihak yang bertanggung jawab atas
adanya arisan motor plus, pengelola arisan motor memberikan sepeda motor kepada setiap peserta arisan motor yang memenangkan arisan motor plus. Wakil
pengelola dan bendahara arisan motor plus ialah seseorang yang membantu pengelola arisan motor untuk menjalankan kegiatan arisan motor plus. Peserta
arisan motor ialah seseorang yang melakukan perjanjian dengan pihak pengelola arisan motor plus yaitui diberikan sepeda motor dan peserta arisan motor
membayar uang arisan motor ke pengelola arisan motor selama kegiatan arisan motor plus berlangsung.
Setelah mendapatkan sepeda motor, peserta arisan motor hanya diberikan STNKnya saja, sedangkan BPKB menjadi jaminan dan disimpan oleh pihak
pengelola arisan motor sampai berakhirnya perjanjian Arsan Motor Plus. Arisan Motor Plus berakhir apabila semua peserta sudah mendapatkan sepeda motor.
Kegiatannya diawali dengan membuat perjanjian yaitu perjanjian antar pihak pengelola arisan motor dengan pihak peserta arisan motor. Perjanjian Arisan
Motor Plus ini dibuat untuk bukti keikutsertaan Peserta Arisan motor. Pihak yang bertindak sebagai Pengelola arisan motor dalam pembahasan ini adalah Arisan
Motor Plus yang berada di Jalan Sukardi Hamdani Gg. Sabri Said No.62 Labuhan Ratu Bandar Lampung, sedangkan, pihak yang bertindak sebagai pihak peserta
arisan motor adalah seseorang yang mengikuti kegiatan arisan. Setelah terjadi kesepakatan maka pihak pengelola memberitahu syarat-syarat dan
prosedur yang harus dipenuhi oleh pihak peserta arisan, kemudian Pihak pengelola mengeluarkan dokumen yang berupa kontrak Arisan Motor Plus itu
sendiri dan dokumen-dokumen tambahan antara lain berupa jadwal pembayaran Schedule of Payment, tanda bukti penerimaan barang Acceptance of Receipt
dan lain-lain. Setelah dokumen dikeluarkan, maka secara tidak langsung diantara kedua belah pihak memiliki hubungan hukum yang menimbulkan hak dan
kewajiban yang harus di miliki dan dipenuhi, namun dalam suatu perjanjian adakalanya salah satu pihak tidak menjalankan kewajibannya sebagaimana
mestinya yang menimbulkan wanprestasi dalam hal ini adalah pihak Peserta Arisan, yang mengakibatkan kerugian bagi pihak Pengelola, maka pihak Peserta
Arisan bertanggung jawab atas kerugian tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Tipe Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilimiah yang berkaitan dengan analisis yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti
sesuai dengan cara atau metode tertentu, sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam
suatu kerangka tertentu. Menurut Abdulkadir Muhammad 2004: 32 penelitian merupakan kegiatan
ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan
menganalisanya.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian hukum normatif terapan, yaitu penelitian hukum mengenai ketentuan aspek hukum perjanjian yang
bersumber dari perundang-undangan, dokumen dan buku-buku yang berkaitan dengan skripsi ini.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu memperoleh gambaran secara lengkap, rinci, jelas dan sistematis mengenai tanggung