Perjanjian dan Unsur-Unsur Perjanjian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perjanjian

Secara umum pengertian perjanjian terdapat dalam Pasal 1313 KUHPerdata yaitu perjanjian ialah merupakan suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikat dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya. Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata semua perjanjian yang dibuat secara sah yaitu berdasarkan syarat sahnya perjanjian, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian tersebut tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Berdasarkan keterangan di atas, setiap orang berhak melakukan kontrak atau perjanjian dengan memenuhi syarat sahnya perjanjian.

1. Perjanjian dan Unsur-Unsur Perjanjian

Menurut Wi rjono Prodjodikoro 1979 : 9 “Perjanjian adalah suatu hubungan hukum mengenai harta benda antara dua belah pihak, dimana satu pihak berjanji untuk melakukan sesuatu hal atau untuk tidak melakukan, sedangkan pihak lain berhak untuk menentukan pelaksanaan janji itu”. Menurut Subekti 1984 : 9 memberikan batasan “Perjanjian sebagai suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu berjanji untuk melakukan suatu hal”. Berdasarkan Pasal 1313 KUHPerdata, yang menjelaskan bahwa perjanjian ialah merupakan suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikat dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya. Menurut Abdulkadir Muhammad 1982, hlm. 77-78, ketentuan pasal tersebut kurang begitu memuaskan karena ada beberapa kelemahan, sebagai berikut : a. Hanya menyangkut sepihak saja; b. Kata perbuatan mencakup juga tampa konsensus; c. Pengertian perjanjian terlalu luas; d. Tampa menyebut tujuan. Berdasarkan alasan tersebut, perjanjian adalah persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan darinya untuk melakukan suatu hal dalam bidang harta kekayaan, sehingga dapat diketahui bahwa unsure-unsur perjanjian sebagai berikut : a. Ada pihak-pihak. Para pihak dalam suatu perjanjian disebut subjek perjanjian, subyek perjanjian dapat berupa manusia pribadi dan badan hukum. Subjek perjanjian ini harus mampu atau wenang melakukan perbuatan yang ditetapkan dalam undang-undang. b. Ada persetujuan antara pihak-pihak. Persetujuan disini bersifat sedang berunding, perundingan itu ada tindakan- tindakan pendahuluan untuk menuju kepada adanya persetujuan. c. Ada tujuan yang akan dicapai. Tujuan mengadakan perjanjian terutama untuk memenuhi kebutuhan pihak- pihak, kebutuhan mana hanya dapat dipenuhi jika mengadakan perjanjian dengan pihak lain. Tujuan sifatnya tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan larangan oleh undang-undang. Pihak-pihak yang melaksanakan perjanjian dapat melaksanakannya dengan baik tampa melanggar apa yang ditetapkan dalam isi perjanjian sesuai dengan tujuan perjanjian Arisan Motor Plus. d. Ada prestasi yang akan dilaksanakan. Dengan adanya persetujuan maka timbullah kewajiban untuk melaksanakan suatu prestasi. Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak- pihak sesuai dengan syarat-syarat perjanjian. e. Ada bentuk tertentu lisantulisan. Bentuk ini perlu ditentukan, karena ada ketentuan undang-undang bahwa hanya dengan bentuk tertentu suatu perjanjian mempunyai kekuatan mengikat dan kekuatan bukti, bentuk tertentu biasanya berbentuk akta. Perjanjian itu biasanya bisa dibuat secara lisan, artinya dengan kata-kata yang jelas maksut dan tujuannya yang dipahami oleh pihak-pihak, itu sudah cukup, kecuali jika pihak-pihak menghendaki supaya dibuat secara tertulis akta. f. Ada syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tertentu ini sebenarnya sebagai isi perjanjian karena dari syarat- syarat itulah dapat diketahui hak dan kewajiban pihak-pihak yang melakukan perjanjian Arisan Motor Plus. Berdasarkan uraian diatas, unsur-unsur perjanjian diantaranya ialah adanya pihak- pihak, adanya persetujuan pihak-pihak, adanya tujuan yang akan dicapai, adanya prestasi yang akan dilaksanakan, ada bentuk tertentu lisan atau tulisan dan ada syarat-syarat tertentu.

2. Pengertian Perjanjian Kredit