Dasar Hukum Pengambilan Air Bawah Tanah

lapisan pengandung air di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah.

2.4.1 Dasar Hukum Pengambilan Air Bawah Tanah

Dasar hukum dari pengeluaran suatu izin adalah melalui ketentuan yang ada dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, dasar hukum dari izin pengambilan air bawah tanah adalah : a. Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bahwa pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan yang harmonis antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi. Dan bahwa daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya b. Sebagai pelaksanaan dari Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi menjadi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan telah ditetapkan dengan Undang-undang No. 8 tahun 2005 tentang Penetapan Perpu No. 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-undang dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, maka tugas-tugas pengelolaan air bawah tanah menjadi kewenangan BupatiWalikota c. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana disebutkan mengenai arti pemerintahan dan lain sebagainya, termasuk mengenai kewenangan yang menjadi bahasan dalam tulisan ini. Selain itu diatur lebih khusus dalam PP No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupatenkota dimana dalam UU ini disebutkan apa saja yang menjadi urusan pemerintah baik pusat, provinsi atau kabupatenkota yang masing-masing telah diatur kewenangannya d. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1451 tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah, dijelaskan mengenai pengelolaan dan perizinan pengambilan air bawah tanah secara lebih khusus, seperti mengenai kewenangan pengelolaan air bawah tanah, air permukaan, wilayah pengambilan air tanah, pengusahaan air tanah, konsevasi dan lainnya. e. Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 4 tahun 2002 Tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan, dan Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 02 tahun 2010 Tentang Pengelolaan Air Tanah. Dalam Peraturan Daerah ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi di dalam pemberian suatu izin pengambilan air bawah tanah yang dikeluarkan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kota kepada badan usaha, koperasi ataupun perseorangan f. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 4 tahun 2008 Tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Bandar Lampung Pasal 12. Dalam Peraturan Daerah ini dijelaskan mengenai lembaga yang memberi izin dalam penggunaan air bawah tanah baik itu hak pakai dan hak usaha diserahkan kepada Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup BPPLH Kota Bandar Lampung g. Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 2 tahun 2010 Tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah. Peraturan Walikota ini sebagai teknis dalam menjalankan pengelolaan air bawah tanah di kota Bandar Lampung

2.4.2 Tujuan Pengelolaan Air Bawah Tanah