Tujuan Pembelajaran PPKn Karakteristik Pribadi

akan membentuk generasi muda yang cerdas dan mampu bersaing dalam dunia kerja secara global. Sedangkan tujuan secara khusus yaitu untuk membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan terbentuk manusia-manusia yang selalu berprilaku positif terhadap setiap orang. Dengan adanya pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, diharapkan siswa dapat memahami serta menerapkan semua nilai-nilai moral yang terkandung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta dapat memahami segala bentuk konstitusi yang berlaku di negara ini. Dalam M. Daryono 2011 kualifikasi profesionalitas guru pada umumnya kiranya dapat dan harus menjadi acuan untuk semua guru-calon guru bidang studi, termasuk di dalamnya guru bidang studi mata pelajaran PPKn. Karakteristik PPKn-lah yang akan memberi warna spesifik pada profesionalitas guru-calon guru PPKn. PPKn adalah bidang studi yang berkecimpung dengan nilai, yaitu nilai- nilai pancasila baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara maupun sebagai pandangan hidup bangsa. Sasaran akhir dari PPKn adalah dihayati dan diamalkannya nilai-nilai pancasila oleh setiap anak didik lulusan di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. PPKn masuk dalam komponen kelompok mata pelajaran dasar, yang terutama ditujukan bagi pembentukan kepribadian subjek didik baik dari segi personal maupun sosial. Karena itu, hasil belajar PPKn diharapkan akan lebih memantapkan setiap subjek didik sesuai dengan penghayatan nilai-nilainya. Dari gambaran out put yang diharapkan tersebut, kiranya jelas bahwa guru PPKn harus memiliki kualifikasi yang menjamin dicapainya sasaran tersebut. Kualifikasi tersebut adalah: a. Kompetensi Pribadi 1 Mempunyai keyakinan terhadap pancasila, baik sebagai dasar negara maupun sebagai pandangan hidup bangsa. Adanya keyakinan ini tidak boleh diragukan, sebab bagaimana seorang guru PPKn akan menginformasikan nilai-nilai dan mengharapkan anak didiknya untuk menghayati dan mengamalkan, kalau dirinya sendiri tidak meyakininya. 2 Guru PPKn harus memiliki moral yang tinggi, yang tercermin dalam sikap dan perilakunya yang sesuai dengan norma-norma penghayatan dan pengamalan pancasila. b. Kompetensi kemasyarakatan Kompetensi kemasyarakatan terwujud dalam partisipasi sosial seorang guru PPKn dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, dalam bentuk sikap dan perilakunya. Dalam hal ini erat kaitannya dengan sifat kepemimpinan pancasila ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. c. Kompetensi profesional a Penguasaan pengetahuan yang benar tentang Pancasila dan UUD 1945, serta pengetahuan lain yang menunjangnya. Diantara hal yang pokok sebagai konsekuensinya adalah bahwa guru PPKn harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana penyelenggaraan negara yang sesuai dengan pancasila itu. Karena itu, ketentuan yang mendasar tentang pengaturan negara harus dikuasainya juga. Dardji Darmodiharjo dalam M. Daryono2011 mengemukakan bahwa, ada beberapa pengetahuan baik pokok maupun menunjang yang seharusnya dikuasai oleh guru PPKn, yaitu: 1. Pokok - Pengetahuan tentang UUD 1945, baik teori maupun implementasinya - Pengetahuan tentang GBHN 2. Penunjang - Sejarah perjuangan bangsa - Ketatanegaraan Indonesia - Sosiologi antropologi Indonesia b Pengetahuan dasar tentang kependidikan Sebagai konsekuensi kedudukan sebagai guru maka mau tidak mau guru PPKn harus menguasai pengetahuan-pengetahuan kependidikan, seperti strategi belajar mengajar, memahami prinsip- prinsip evaluasi dan lain sebagainya. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan selayaknya sebagai mata pelajaran yang berintikan nilai value education disampaikan dengan dinamis, demokratis dan menyenangkan. Sehingga dengan begitu, akan tercipta suatu pembelajaran yang menantang serta memacu semangat siswa agar aktif di dalam kelas. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan dalam pengajaran PPKn yang dilakukan oleh guru agar tercipta suatu pembelajaran yang baik serta ideal di dalam kelas. Pendekatan-pendekatan nilai yang dikemukakan oleh Douglas Superka Djahiri,1985: 39-42 melalui asepsutisna.wordpress.com20090805pembelajaran-pkn-yang- efektif bahwa terdapat 8 pendekatan dalam pendidika nilai, yaitu: 1. Evocation Approach, yaitu pendekatan ekspresi spontasi, simana siswa diberi kesempatan dan kebebasan untuk mengekspresikan tanggapan, perasaan, penilaian dan pandangannya terhadap suatu hal. 2. Inculcation Approach, yaitu pendekatan sugesti terarah, dimana guru sangat menentukan dengan memberikan rangsangan yang menggiring siswa secara halus ada suatu kesimpulan atau pendapat yang sudah ditentukan. 3. Awarness pproach, yaitu pendekatan lesadaran dengan cara menuntun anak untuk mengklasifikasikan dirinya atau orang secara umum melalui suatu kegiatan. 4. Moral Reasoning Approach, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mencarimenentukan kejelasan moral melalui stimulus yang berupa dilema masalah pelik yang dilemparkan siswa pada siswa 5. Analisys Approach, yaitu pendekatan melalui analisisi nilai yang ada dalam suatu mediastimulus mulai dari analisis seadanya berupa reportasi sampai pada pengkajian secara akurat, teliti, dan tepat. 6. Value Clarification Approach, yaitu pendekatan dengan membina kesadaran emosional siswa melalui cara yang kritis, rasional dengan mengklarifikasikan dan menguji kebenaran, kebaikan, keadilan, kelayakan, dan ketepatannya. 7. Commitment Approach, yaitu pendekatan kesepakatan dimana siswa diajak untuk menyepakati sikap dan pola pikir berdasarkan acuan tertentu. 8. Union pproach, yaitu pendekatan dengan menginteregasikan diri dalam kehidupan riil atau stimulus yang dirancang guru. Disamping itu, hendaknya guru memperhatikan pendekatan umum agar dapat menciptakan pembelajaran PPKn yang ideal dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Indra Djati Sidi dalam asepsutisna.wordpress.com20090805pembelajaran-pkn-yang- efektif bahwasannya proses pembiasaan akan mampu membentuk sikap dan perilaku peserta didik melalui interaksi dan komunikasi dengan warga sekolah sebagai komunitas sosial yang cukup homogen. Proses internalisasi nilai-nilai akan semakin bermakna apabila dilakukan dalam suasana kehidupan sekolah yang demokratis, jujur dan terbuka. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri, harus disampaikan melalui proses pembelajaran yang khusus. Media dalam pembelajaran sangat penting dalam upaya memberikan stimulus kepada siswa, sehingga siswa tertarik untuk mempelajari lebih mendalam topik pembelajaran yang sedang dibahas. Media pembelajaran juga berperan sebagai : 1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. 2. Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu pengajar untuk menyampaian materi dengan kualitas dan kuantitas yang sama dari satu kelas ke kelas yang lain. 3. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik 4. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif 5. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi maupun cara enyajiannnya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas. 6. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks, misalnya dengan bantauan video. Dengan demiian, informasi dapat disampaikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa. 7. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan. 8. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang mengintegrasikan visualisasi dengan teks atau suara akan mampu mengkomunikasikan materi pembelajaran secara terorganisasi. Adapun media yang dapat digunkan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi : OHP, Audio Visual, Peta, Kliping, Artikel-artikel internet, dan lain-lain. Sehingga dengan adanya media pembelajaran yang baik serta efisien untuk diterapkan. Hal ini diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang aktif, kondusif serta menyenangkan yang terjadi selama proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas, yang kemudian hal tersebut dapat berpengaruh terhadap aktivitas maupun minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PPKn.

B. Kerangka Pikir

Sebagai guru profesional, seseorang diminta memiliki tangung jawab baik secara keilmuan maupun moral. Salah satunya untuk selalu meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi seorang guru sangat berkaitan erat dengan tingginya aktivitas belajar siswa sekaligus minat belajar yang tinggi yang pada akhirnya akan bermuara pada prestasi belajar yang tinggi. Penelitian ini ingin mengkaji dan menjelaskan bagaimanakah pengaruh kompetensi guru PPKn terhadap aktivitas dan minat belajar siswa. Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan pada bagan 1 berikut. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat ditarik kerangka pikir sebagai berikut : Variabel X Variabel Y Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Aktivitas Belajar Y1 a. Aktif b. Kurang Aktif c. Tidak Aktif Kompetensi Guru PPKn X a. Kompetensi personalpribadi b. Kompetensi profesional c. Kompetensi pedagogik d. Kompetensi sosial Minat Belajar Siswa Y 2 a. Berminat b. Kurang Berminat c. Tidak Berminat ✖

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam suatu penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode sangat diperlukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada pada saat penelitian dilaksanakan. Hal ini berguna untuk memperoleh keakuratan data dan pengembangan pengetahuan serta untuk menguji suatu kebenaran di dalam pengetahuan tersebut. Oleh sebab itu setiap penelitian diperlukan adanya metode atau cara untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan oleh seseorang. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif Mohammad Nazir 1987: 63, “Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set, kondisi, suatu sistem perkawinan atau kelas peristiwa pada masa sekarang”. Dengan menggunakan metode ini peneliti bertujuan untuk menjelaskan Pengaruh Kompetensi Guru PPKn Terhadap Aktivitas dan Minat Belajar Siswa Dalam Mengikuti Mata Pelajaran PPKn di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung.

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan kelas IX MTs Muhammadiyah Bandar Lampung. Populasi tersebut berjumlah 108 siswa. Tabel 2. Jumlah Populasi Siswa Kelas VIII dan IX MTs Muhammadiyah Bandar Lampung No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1 2 3 VIII A VIII B IX 13 16 23 26 18 12 39 orang 34 orang 35 orang Jumlah 108 Orang Sumber: Data dokumentasi MTs Muhammadiyah Bandar Lampung.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto 2002:107 ”menyatakan apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih”. Dengan memperhatikan keadaan populasi, maka sampel dalam penelitian ini diambil sebesar 20 dari jumlah populasi yang ada, yakni 20 X 108 = 21 siswa yang dibulatkan menjadi 20 responden. Adapun rincian jumlah sampel perkelas sebagai berikut: Kelas VIII A = 39108 x 21 = 7,58 dibulatkan menjadi 7 Kelas VIII B = 34108 x 21 = 6,61 dibulatkan menjadi 7 Kelas IX = 35108 x 21 = 6,80 dibulatkan menjadi 7 Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dan dilakukan dengan cara simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, karena dalam penelitian ini anggota populasi bersifat homogen sejenis.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Didalam penelitian ini terdapat dua kelompok variabel yaitu : a. Variabel Bebas X Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh kompetensi guru PPKn X b. Variabel Terikat Y1 Yang menjadi variabel terikat adalah aktivitas belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran PPKn Y1. c. Variabel Terikat Y2 Yang menjadi variabel terikat adalah minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran PPKn Y2.

Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU GURU TERHADAP MINAT SISWA MENURUT PERSEPSI SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 88

PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU GURU TERHADAP MINAT SISWA MENURUT PERSEPSI SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 28 104

PENGARUH PARTISIPASI SISWA YANG BELUM TUNTAS DALAM PELAJARAN PPKn TERHADAP KEBERHASILAN REMEDIAL DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 15 60

PERAN GURU PPKn DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PPKn DI SMA NEGERI 1 LIMAPULUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 3 23

PERAN KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN KELAS XI JURUSAN IPA SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 BANDAR TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 “.

0 3 26

HUBUNGAN PROFESIONAL GURU PPKn DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn KELAS X SMAN 1 DOLOKSANGGUL TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 3 23

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN SMA SWASTA NUSANTARA LUBUKPAKAM.

0 1 21

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN PPKn DI SMA NEGERI 9 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 2 24

Buku Guru Mata Pelajaran PPKn Kelas X

3 59 256

BAB VI PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Profil MTs Al-Hikmah Bandar Lampung 1. Sejarah Berdirinya MTs Al-Hikmah Bandar Lampung - Kompetensi profesional guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di Mts Al-Hikmah Bandar Lampung - Rad

0 1 46