109 Dari ke empat batasan tersebut di atas dapat diartikan bahwa Pengendalian
Hama Terpadu PHT mempunyai beberapa ciri atau sifat dasar yang membedakan dengan pengendalian hama secara tunggal atau konvensional, ciri-ciri tersebut
adalah: 1. Tujuan utama PHT bukanlah pemusnahan, pembasmian atau pemberantasan
hama; tetapi pengendalian populasi hama agar tetap berada di bawah ambang yang dapat merugikan. Strategi PHT bukanlah eradikasi hama tetapi pembatasan
populasi hama. Pandangan yang menyatakan bahwa setiap hama yang berada di lapangan harus diberantas adalah keliru dan tidak sesuai dengan prinsip PHT.
2. Dalam melaksanakan pengendalian hama digunakan metode atau teknik pengendalian yang dikenal, tidak tergantung pada satu cara pengendalian
tertentu. Semua teknik pengendalian dikombinasikan secara terpadu dan kompaktibel dalam sutu kesatuan pengelolaan.
3. Dalam mencapai sasaran utama PHT yaitu mempertahankan populasi hama di bawah ambang kerusakan ekonomi, produktivitas pertanian dapat diusahakan
pada tingkat yang tinggi, pelaksanaan PHT harus didukung oleh kelayakan sosial ekonomi masyarakat setempat, dan secara ekologi harus dapat
dipertanggungjawabkan.
Landasan Utama PHT
Pengendalian Hama Terpadu PHT merupakan suatu metode pengendalian yang serasi yang senantiasa berlandaskan pada aspek-aspek ekonomis, ekologis dan
sosiologis.
1. Aspek Ekonomis:
Ditinjau dari segi ekonomis maka pelaksanaan PHT adalah suatu usaha menekan populasi hama sampai pada batas di bawah ambang ekonomi, dengan
tujuan untuk memperoleh produksi tanaman secara optimum dengan biaya serendah mungkin. Oleh karena itu penentuan ambang ekonomi setiap hama pada setiap
tanaman adalah penting, bila sewaktu-waktu perlu melakukan tindakan pengendalian khususnya dengan menggunakan pestisida.
Salah satu syarat penting dalam pelaksanaan PHT adalah menggunakan ambang ekonomi dalam mengambil keputusan tindakan pengendalian. Dengan
110 adanya informasi mengenai ambang ekonomi ini maka tindakan pengendalian hama
dilakukan sedini mungkin sebelum hama menimbulkan kerugian. Dengan demikian maka biaya pengendalian akan dapat ditekan serendah mungkin dengan harapan
akan diperoleh hasil atau keuntungan yang optimum.
2. Aspek Ekologis:
Dalam melaksanakan PHT terlebih dahulu perlu ditelaah mengenai hubungan timbal batik antara hama yang ada di agroekosistem dengan faktor-faktor
lingkungan, apakah faktor fisik ataupun hayati. Gangguan terhadap keseimbangan ekosistem yang disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang kurang bijaksana
akan dapat mengakibatkan munculnya letusan hama, hal ini kebanyakan karena punahnya musuh-musuh alami di lapangan.
Kurangnya informasi mengenai keadaan lingkungan, khususnya mengenai ekosistem pertanian setempat termasuk keadaan hamanya, akan merupakan
penghalang bagi berhasilnya pelaksanaan PHT. Dari segi ekologis, maka segala tindakan dalam pelaksanaan PHT berusaha agar semua faktor lingkungan membantu
dan menunjang dalam menekan perkembangan populasi hama. Caranya antara lain dengan mengusahakan serta memanipulasi unsur-unsur lingkungan agar menjadi
tidak sesuai bagi perkembangan hama, mengusahakan cara-cara pengendalian yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, dan meningkatkan
kemampuan serta mempertahankan kelangsungan hidup musuh-musuh alami hama di lapangan.
3. Aspek Sosiologi s:
PHT merupakan teknologi yang berusaha untuk mempertahankan produksi pertanian dalam taraf yang tinggi guna meningkatkan pendapatan para petani atau
pelaku usahatani. Sebagai sasaran serta pelaksana PHT di lapangan maka petani harus
diberikan pengetahuan yang luas mengenai cara-cara mengendalikan hama dengan baik. Cara PHT merupakan teknologi pengendalian hama yang perlu dimiliki dan
dimengerti serta mampu dilaksanakan oleh petani. Oleh karma itu pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kemampuan petani, pengetahuan dan pengalamannya;
sehingga petani mengerti dan mampu melaksanakannya. Guna mensukseskan hal
111 tersebut maka diperlukan dukungan dan bimbingan yang seksama dari unsur-unsur
terkait mulai dari pemerintah, penyuluh, tenaga ahli, serta petani itu sendiri. Dengan demikian maka para pendukung dan pembina petani harus terlebih dahulu
memahami konsep PHT. Keadaan pertanaman, juga kepemilikan lahan, adanya dukungan semua pihak yang terkait dengan pembangunan pertanian secara umum
merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dalam usaha penyampain konsep PHT. Telah banyak konsep dan metode pengendalian hama diciptakan oleh para ahli
namun dalam penerapannya masih sering terkendala oleh faktor sarana dan prasarana yang tersedia di tingkat petani, agar metode tersebut dapat diterapkan pada
tingkat petani maka haruslah diciptakan teknologi pengendalian yang tersedia sarana dan prasarananya di tingkat petani teknologi tepat guna.
Unsur-Unsur Dasar PHT
Terdapat 4 empat unsur dasar Basic Element yang terdapat dalam setiap program Pengendalian Hama Terpadu PHT, yaitu:
1. Pengendalian Alamiah Natural Control