4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketiksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokskedastisitas. Hal ini dapat dideteksi dengan uji Glejser atau dengan melihat scatterplot. Ketentuan
untuk scatterplot atau pola diagram pancar sebagai berikut : a.
Jika diagram pancar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokskedastisitas.
b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak
mengalami gangguan heteroskedastisitas.
3.6. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Pengujian terhadap signifikan koefisien regresi adalah dengan
menggunakan nilai probabilitas p-value dibandingkan dengan tingkat signifikan α yang berarti bahwa resiko tingkat kesalahan dalam pengujian ini α = 5
dengan keputusan sebagai berikut: Jika p-value 0,05 maka terima Ha
Jika p-value 0,05 maka tolak Ha
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1.Simpulan
Berdasarkanhasilanalisa data danpengujianhipotesispadababsebelumnya, makadiperolehbeberapakesimpulansebagaiberikut :
1. Hasilpengujianhipotesispertamamenunjukkanbahwaprofitabilitasyang diwakilireturn on asset ROA tidakmemilikipengaruh yang signifikan
terhadapkebijakandividendengannilaisignifikansi.Penelitianinitidakmembuktik anbahwasemakintinggitingkatprofitabilasmakasemakintinggilabadividentunai
yang akandibagikankepadapemegangsaham. 2. Hasilpengujianhipotesiskeduamenunjukkanbahwavariabelleverage
berpengaruhnegatifsignifikanterhadapkebijakandividentunai. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar proporsi utang yang digunakan untuk
struktur modal perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya.
3. Hasilpengujianhipotesisketigamenunjukanbahwagrowth berpengaruhnegatiftapitidaksignifikanterhadapkebijakandividen.
Penelitianinimenunjukkanbahwasemakintinggitingkatpertumbuhanperusahaan makamemungkinkanperusahaantersebuttidakmembagikandividen.
4. Hasilpengujianhipotesiskeempatmenunjukkanbahwainsider ownership
memilikipengaruhterhadapkebijakandividentunai.Hasilanalisisdala mpenelitianinimenunjukkanbahwatingginyajumlahinsider
ownership menyebabkanrendahnyarasiopembayarandevidentunai.
5.2.KeterbatasanPenelitian
Penelitianinimemilikiketerbatasandarihasilpenelitian, yaitusebagaiberikut : 1.
Penulismenggunakan4 variabelyaitu : profitabilitas, leverage, growth daninsider ownership.
2. Adanyaketerbatasan data padasampelpenelitian yang digunakan,
hanyaperusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI selamalimatahunberturut- turut. Sehinggasampel yang
didapatjumlahnyamasihsedikitdankurangmenggambarkanperusahaansecarake seluruhan.
5.3. Saran
Mendasardariketerbatasandiatas, makapenelitimenyampaikanbeberapa saran yaitu :
1. Diharapkanuntukpenelitian yang selanjutnyauntukmenambahvariabel yang
digunakan, mengingatmasihbanyakvariabel lain yang berperandalammempengaruhikebijakandividen.
2. Penelitianselanjutnyadiharapkanmemperluassampelperusahaanyang
tidakhanyapadaperusahaanmanufakturuntukmemperkuathasilpenelitian.
5.4. Implikasi
Penelitian ini memberikan implikasi bagi akademis sebagai bahan acuan atau referensi dalam memahami kebijakan dividen dan faktor – faktor yang
mempengaruhinya pada suatu investasi. Penelitian ini juga dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah mengenai kebijakan dividen.
Bagi investor, pertimbangan mengenai kebijakan dividen dan faktor – faktor yang mempengaruhinya menjadi penting sebelum melakukan atau membuat kebijakan
investasi. Begitu juga bagi perusahaan itu sendiri sebagai pertimbangan dan bahan masukan dalam pengelolaan perusahaan sehingga tercapai kinerja yang optimal.