Simulasi Transaksi Dropshipping Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Sistem Dropshipping

Adapun dalam jual beli online sistem dropshipping, sesuai dengan simulasi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat akad salam dalam sistem tersebut. Yaitu: a. Orang yang berakad. Yaitu Ruchdi sebagai penjual, “Soshi K- Shop”sebagai supplier dan Putra sebagai customer Ruchdi. b. Objek barang. Terdapat objek barang yang jelas yaitu, sepatu dengan brand converse . c. Shigat Ijab dan Qabul. Kesepakatan yang terjalin baik antara customer dengan Ruchdi ataupun Ruchdi dengan “Soshi K-Shop” merupakan shigat . Sementara itu syarat yang disyariatkan dalam menggunakan sistem dropshipping pun telah sesuai dengan fikih. Yaitu: a. Syarat orang yang berakad Sesusai ketentuan syarat akad salam dimana para pelaku akad harus berakal dan baligh. Disini baik Ruchdi, “Soshi K-Shop” maupun Putra merupakan pihak yang telah memenuhi syarat. b. Syarat yang terkait dengan barang Barang yang diperjualbelikan merupakan barang yang nyata wujudnya, kondisinya sempurna, dan barang dalam keadaan ready stock. c. Syarat tentang waktu dan tempat penyerahan barang dan pembayaran Waktu penyerahan barang biasanya menghabiskan waktu sekitar 2 sampai 3 hari setelah barang dipesan. Dan tempat penyerahan barang bisa ditentukan oleh si customer. Para pihak yang melakukan akad telah memenuhi syarat dengan menggunakan nilai rupiah sebagai alat transaksi dan juga Putra telah melunasi seluruh pembayaran kepada Ruchdi pada awal akad. Jika terjadi wanprestasi seperti: a. Supplier tidak mengirim barang pada tanggal yang sudah ditentukan oleh Ruchdi dropshipper dan Putra customer, maka Ruchdi tetap harus memenuhi kewajiban mengirim barang kepada pada Putra pada tanggal tersebut. b. Jika supplier mengirim barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau rusak maka Ruchdi tetap wajib mengirim barang kepada Putra sesuai spesifikasi yang sudah disepakati bersama. 8

3. Implementasi akad Wakalah dalam Jual Beli Online Sistem Dropshipping

Berbeda dengan akad salam yang orientasinya merupakan akad jual beli untuk mencari profit. Akad wakalah merupakan akad yang bersifat tabarru’, yang orientasinya tidak mencari profit, melainkan tolong menolong dengan mengharapkan balasan dari Allah SWT. Namun dalam pengembangannya, akad wakalah ini bisa juga tidak hanya sekedar bersifat tabarru ’, namun dapat juga mengambil fee di 8 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.96