Kekurangan Jual Beli Online dengan Sistem Dropshipping

D. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Sistem Dropshipping

Dalam melakukan transaksi jual beli, tentunya harus diperhatikan rukun maupun syaratnya, agar transaksi tersebut menjadi halal hukumnya. Begitupun dengan transaksi jual beli online, tanpa memperhatikan rukun dan syarat, maka ditakutkan transaksi jual beli online tersebut menjadi haram hukumnya. Untuk melihat akad apakah yang digunakan dalam sistem dropshipping ini, penulis mengacu lebih jauh kepada akad salam dan akad wakalah. Pada prinsipnya konsep salam diperuntukkan bagi transaksi jual beli barang yang belum diproduksi, dengan kata lain, salam adalah pemesanan barang yang spesifikasinya sudah disepakati dan harganya dibayar secara tunai di depan advance payment, sementara penyerahan barang yang dipesan dilakukan kemudian. 7 Sedangkan wakalah, pada prinsipnya adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua. Dalam hal- hal yang diwakilkan dalam hal ini pihak kedua hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang yang diberikan oleh pihak pertama, namun apabila kuasa itu telah dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, maka semua resiko dan tanggung jawab atas dilaksanakan perintah tersebut sepenuhnya menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa. 7 Irma Devita Purnamasari Suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Akad Syariah , cet.1, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2011, h.56.

1. Simulasi Transaksi Dropshipping

Untuk memudahkan dalam memahami konsep akad salam dan wakalah dalam transaksi online sistem dropshipping, berikut penulis berikan gambaran simulasi transaksi dropshipping ini pada pasar online FJB KASKUS dengan sistem dropshipping . Ruchdi ingin mencari supplier sepatu dengan brand converse untuk kemudian ia jual kembali, lalu ia melakukan browsing di KASKUS untuk mencari supplier dengan harga jual termurah dan juga dapat dipercaya. Kemudian ia menemukan lapak dari “Soshi K-Shop” yang menjual sepatu dengan brand converse tersebut dengan membuka sistem dropshipping. Selanjutnya Ruchdi menghubungi “Soshi K-Shop”untuk meminta pricelist dari barang yang dijualnya sekaligus ketentuan dan syarat menjadi dropshipper. Setelah memenuhi persyaratan dan ketentuan menjadi dropshipper, maka “Soshi K- Shop” memberikan pricelist lengkap tentang barang dagangannya berikut foto- fotonya. Terjadilah kesepakatan “Soshi K-Shop” sebagai supplier dengan Ruchdi sebagai dropshipper tentang ketetapan harga jual. Setelah itu, Ruchdi mulai memasarkan produknya di KASKUS dengan melampirkan foto-foto yang diberikan “Soshi K-Shop” dan menjualnya dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menjaga persaingan harga pasar. Pada tahap selanjutnya lagi, ada customer yang menghubungi Ruchdi untuk membeli sepatu converse tersebut, setelah deal dengan customernya dan customernya mentransfer sejumlah uang kepada Ruchdi, kemudian Ruchdi menghubungi “Soshi K- Shop” selaku supplier untuk mengirimkan barang tersebut ke alamat customer yang memesan kepada Ruchdi. Dikirimlah barang pesanan tersebut oleh “Soshi K-Shop” kepada customernya Ruchdi dengan mengatasnamakan Ruchdi sebagai pengirim barang tersebut, sehingga ketika barang tersebut sampai ketangan customer, maka yang customer tahu adalah bahwa Ruchdi lah sebagai penjual yang mengirim barang tersebut. Dari simulasi diatas, penulis mencoba menggambarkan skema dropshipping dengan memasukkan pihak-pihak yang terlibat, kemudian membandingkannya dengan skema akad salam dan juga akad wakalah untuk menemukan persamaan dan perbedaannya. Selanjutnya menelaah syarat dan rukun akad salam dan wakalah apakah terdapat dalam skema dropshipping. Dengan demikian maka akan diketahui apakah akad salam dan wakalah nya sah atau tidak.

2. Implementasi akad Salam dalam Jual Beli Online Sistem Dropshipping

Akad salam merupakan salah satu jenis bentuk jual beli yang diperbolehkan dalam Islam. Transaksi salam akan sah apabila memenuhi rukun dan syaratnya. Dalam akad salam, dropshipper bertindak sebagai penjual tangan kedua dimana penjual pertama adalah supplier. Namun tidak terdapat akad salam antara supplier dengan dropshipper. Akad salam terdapat ketika terjadi transaksi antara dropshipper dengan customer konsumen, dimana konsumen melakukan pembayaran terlebih dahulu kepada dropshipper atas barang yang ingin dibeli, kemudian dropshipper memesankan barang yang diinginkan oleh konsumen tersebut kepada supplier sesuai dengan kriteria pesanan si konsumen. Implementasi akad salam yang telah disesuaikan dengan simulasi transaksi dropshipping adalah sebagai berikut: a. Muslam Pembeli Pembeli, dalam akad salam harus cakap hukum dan tidak ingkar janji atas transaksi yang telah disepakati. b. Muslam ilaih Penjual Penjual merupakan pihak yang menyediakan barang. Penjual disyaratkan harus cakap hukum dan tidak boleh ingkar janji. c. Hasil produksibarang yang diserahkan muslam fihi. Hasil produksi merupakan objek barang yang akan diserahkan oleh penjual sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam akad. Hasil produksi tidak termasuk dalam katageri barang yang dilarang barang najis, haram, samartidak jelassyubhat atau barang yang dapat menimbulkan kemudaratan. d. Harga Harga disepakati pada saat awal akad antara pembeli dan penjual, dan pembayarannya dilakukan pada saat awal kontrak. Harga barang harus ditulis jelas dalam kontrak, serta tidak boleh berubah selama masa akad.