ibu, keluarga menjunjung tinggi kemandirian setiap anggota keluarga, anak laki-laki maupun perempuan memiliki keinginan yang sama dan
orangtua mengajarkan untuk selalu menjaga hubungan antar anggota keluarga.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Menurut Xeno Atmaja dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Lokasi, Tarif, dan Fasilitas Dengan Keputusan Konsumen Penggunaan Jasa
Pemondokan”, menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas, tarif dan lokasi secara bersama-sama dengan
keputusan penggunaan jasa pemondokan di kota madya Yogyakarta Xeno Atmaja, 2005:56.
Menurut Emi Puji Lestari dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Kelayakan Teknis dan Tarif Terhadap Permintaan Pada Usaha Pemondokan
Di Yogyakarta”, menyimpulkan kelayakan teknis dan tarif berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan pada usaha pemondokan dan pengaruhnya
adalah positif, sehingga apabila kelayakan teknis dan tarif semakin baik maka permintaan pada usaha pemondokan juga meningkat Emi Puji Lestari,
2003:64-65.
C. Rasionalitas Penelitian
1. Pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan.
Jasa pemondokan atau kos-kosan merupakan tempat singgah sementara dan peristirahatan mahasiswa setelah lelah beraktivitas di dunia
kampus www.suaramerdeka.com. Ada bermacam-macam pemondokan kos-kosan. Ada pemondokan yang berfasilitas lengkap ada juga yang
tidak berfasilitas. Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestigenya dan hak-hak serta kewajiban-
kewajibannya Soerjono Soekanto, 1982:233. Keadaan sosial ekonomi orang tua akan berpengaruh pada pemilihan jasa pemondokan. Status
sosial ekonomi orang tua dalam hal ini adalah jenis pekerjaan orang tua dan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh orang tua dalam satu perode
tertentu merupakan titik ukur pemakai jasa pemondokan dalam hal menentukan pemondokan yang dipilih. Semakin tinggi status sosial
ekonomi orang tua memiliki pekerjaan tetap jabatan yang bagus dan pendapatan yang besar cenderung memenuhi kebutuhan anak dalam hal
memilih pemondokan atau kos-kosan yang befasilitas lengkap. Sebaliknya orangtua yang mempunyai status sosial ekonomi lebih rendah cenderung
menyuruh anaknya untuk memilih pemondokan kos-kosan yang sesuai dengan kemampuan atau bahkan yang tidak berfasilitas, hal ini disebabkan
pendapatan orangtua yang kurang. Hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan
kualitas jasa pemondokan diduga dipengaruhi oleh kultur keluarga. Kultur
adalah keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi- aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang
merupakan kepandaiaan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat kebiasaan dan lain-lain kepandaiaan Hassan Shadily, 1984:81. Kultur
membedakan anggota kelompok satu dengan kelompok lainnya dalam pola berfikir, perasaan dan tindakan. Maka kultur keluarga merupakan sebuah
pemograman mental yang telah terkristalisasi pada seorang individu kedalam lembaga yang telah mereka bangun yang dinamakan keluarga
Kebiasaan-kebiasaan dan kebudayaan keluarga akan menjadi pola pikir tersendiri yang digunakan sebagai dasar seseorang bertindak dan mengambil
keputusan. Kultur keluarga bisa diidentifikasikan berdasarkan dimensi- dimensinya. Dimensi kultur keluarga adalah power distance, individualism
vs collectivism, femininity vs masculinity dan uncertainty avoidance. Dimensi power distance menunjukkan letak kekuasaan pada sebuah
keluarga. Pada keluarga dengan power distance besar, cenderung mengembangkan aturan atau kebiasaan dalam mempertahankan perbedaan
status atau kekuasaan. Hal ini menyebabkan anggota keluarga tidak dapat mengatualisasikan inisiatifnya. Sedangkan keluarga dengan power distance
kecil cenderung dapat mengembangkan potensi diri, inisiatif, mampu berkomunikasi dengan baik dan meminimalkan perbedaan status. Konsumen
yang berasal dari keluarga yang memiliki power distance kecil, diduga derajat hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan
kualitas jasa pemondokan lebih tinggi dibandingkan pada konsumen yang berasal dari keluarga yang power distance besar.
Dimensi individualism versus collectivism mengacu pada sejauh mana suatu budaya mendukung tendensi individualistik atau kolektivistik. Budaya
individual mendorong anggota-anggotanya untuk mandiri, menekankan tanggung jawab dan hak-hak pribadinya, sedangkan budaya kolektivistik
cenderung menekankan pada kewajiban pada anggota keluarga daripada pada hak-hak pribadinya.sehingga anak menjadi sangat loyal terhadap kelompok
tersebut. Jadi semakin individualis, diduga semakin tinggi derajat hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan pemilihan jasa pemondokan.
Sedangkan semakin kolektif, diduga semakin rendah derajat hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan.
Dimensi masculinity versus femininity menunjukkan sejauhmana mutu masyarakat berpegang teguh pada peran gender atau nilai-nilai seksual yang
tradisional, yang didasarkan pada perbedaan biologis. Keluarga yang berpegang pada nilai maskulin lebih menekankan pada nilai asertivitas,
prestasi, dan performansi. Sedangkan keluarga yang berpegang pada nilai feminim lebih mengutamakan pada hal hubungan interpersonal,
keharmonisan dalam kelompok keluarga. Jadi semakin maskulin, diduga semakin tinggi derajat hubungan antara status sosial ekonomi orangtua
dengan penentuan kualitas jasa pemondokan. Sedangkan semakin feminim, diduga semakin rendah derajat hubungan antara status sosial ekonomi
orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan.
Dimensi uncertainty avoidance menunjukkan sejauhmana keluarga dalam menghadapi situasi yang samar-samar atau tidak pasti. Keluarga dengan
uncertainty avoidance kuat merasa terancam dengan ketidakpastian sehingga berusaha menciptakan mekanisme untuk mengurangi resiko.
Sedangkan keluarga dengan uncertainty avoidance lemah cenderung memiliki toleransi yang tinggi terhadap situasi yang tidak pasti. Jadi semakin
lemah dimensi kultur uncertainty avoidance diduga derajat hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan
tinggi, sebaliknya semakin kuat uncertainty avoidance dimensi kultur uncertainty avoidance, diduga semakin rendah derajat hubungan antara status
sosial ekonomi orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan. Dari uraian diatas, maka gambaran kerangka berfikir dari penelitian
adalah sebagai berikut:
Status Sosial Ekonomi Orangtua
variabel independent Pemilihan Jasa
Pemondokan variabel dependent
Kultur Keluarga variabel moderating
D. Hipotesis