SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB III METODE PENELITIAN 3-1
BAB I Pendahuluan
3.1 Populasi
Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah aspek-aspek yang mempengaruhi
pemberian tunjangan berbasis kinerja dan model penilaian prestasi kerja PNS. Objek umum dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil PNS Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang menjadi sasaran pemberian tunjangan berbasis kinerja dan penilaian prestasi kerjanya. Sedangkan jika diperdalam lagi,
BAB 3 METODE PENELITIAN
SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB III METODE PENELITIAN 3-2
populasi objek yang dibahas adalah elemen-elemen lembaga Pemerintahan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang secara langsung akan
dipengaruhi oleh hasil penelitian ini.
3.2 SampelTarget Narasumber
Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel atau narasumber merupakan pihak
yang akan diwawancarai sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Narasumber yang akan diwawancarai pada penelitian ini antara
lain pihak-pihak dari: 1. Biro Organisasi
2. Badan Kepegawaian Daerah
3.3 Metode Sampling
Metode sampling yang dilakukan dalam pengerjaan ini adalah metode Non-Probabilty Sampling, tepatnya metode Purposive Sampling. Setiap SKPD
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kementerian, dan Pemerintah Kota lain yang dijadikan sampel dipilih karena adanya kebutuhan informasi dan data
yang krusial dalam penyusunan kajian ini.
3.4 Tahapan Pengerjaan
Penyusunan kajian ini secara umum dilakukan dengan 2 dua fase pengerjaan yang terdiri dari tahap perumusan model tunjangan kinerja
berdasarkan hasil analisa jabatan dan analisa beban kerja, perumusan model tunjangan kinerja berdasarkan amanat Permenpan Nomor 63 Tahun 2011
tentang Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri, perumusan besaran tunjangan kinerja, serta perumusan sumber-sumber dan
mekanisme pembiayaan tunjangan kinerja.
SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB III METODE PENELITIAN 3-3
Gambar 3.1 Tahapan Pengerjaan
Sumber: Diskusi Internal, 2014
Fase I
Fase pertama terdiri dari 2 dua tahapan pengerjaan, yaitu perumusan model tunjangan kinerja berdasarkan hasil analisa jabatan dan analisa beban
kerja serta perumusan model tunjangan kinerja berdasarkan amanat Permenpan Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Sistem
Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri. Dalam merumuskan model lama tunjangan kinerja digunakan data analisa jabatan dan analisa beban kerja yang sudah
pernah disusun oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dari data- data tersebut kemudian ditarik poin-poin penting sebagai dasar penentuan
tingkat kelas jabatan bagi setiap PNS jabatan struktural, fungsional tertentu, dan fungsional umum.
Perumusan model baru tunjangan kinerja didasarkan pada berdasarkan amanat Permenpan Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Sistem
Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri, dimana pemberian tunjangan berbasis kinerja didasarkan pada tingkat capaian pelaksanaan reformasi birokrasi, nilai
SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB III METODE PENELITIAN 3-4
dan kelas jabatan, indeks harga nilai jabatan, faktor penyeimbang, dan indeks tunjangan kinerja daerah provinsi. Pada tahap ini akan dilakukan analisis untuk
melengkapi kelima aspek tersebut. Untuk dapat melengkapi aspek nilai dan kelas jabatan diperlukan data mengenai evaluasi jabatan SKPD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Tetapi data mengenai evaluasi jabatan tersebut tidak tersedia, mengingat Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
belum pernah melakukan evaluasi jabatan di tiap SKPD. Oleh karena itu, digunakan pendekatan untuk dapat mengukur tingkat kelas jabatan masing-
masing PNS.
Fase II
Fase kedua terdiri dari 2 dua tahapan pengerjaan, yaitu perumusan besaran tunjangan kinerja serta perumusan sumber-sumber dan mekanisme
pembiayaan tunjangan kinerja. Pada tahap perumusan besaran tunjangan kinerja akan dilakukan penjabaran besaran model lama dan baru tunjangan
kinerja berdasarkan faktor-faktor yang sudah didapatkan sebelumnya dan data kepegawaian yang faktual. Output dari tahapan ini adalah skenario-skenario
besaran tunjangan berbasis kinerja untuk selanjutnya dirumuskan sumber dan mekanisme pembiayaannya.
Pada tahap terakhir, akan dilakukan perumusan sumber-sumber daya mekanisme pembiayaan tunjangan kinerja yang sudah dirumuskan. Dengan
adanya skenario-skenario besaran tunjangan berbasis kinerja yang sudah dirumuskan berpotensi akan menambah beban belanja, khususnya belanja
pegawai pada struktur APBD Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh karena itu, pada tahap ini akan dirumuskan alternatif sumber-sumber dan
mekanisme pembiayaan tunjangan berbasis kinerja yang sesuai dengan amanat perundang-undangan dan kemampuan APBD Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB III METODE PENELITIAN 3-5
3.5 Kerangka Berpikir