Prinsip Dasar dalam Pemberian Insentif Metode Perhitungan Insentif

SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2-10 Manajemen kinerja yang efektif akan memberikan beberapa hasil, diantaranya adalah: Tujuan yang jelas bagi organisasi dan proses yang benar untuk mengidentifikasi, mengembangkan, mengukur, dan membahas tujuan. Integrasi antara tujuan secara luas yang dibuat oleh manajemen senior dengan tujuan masing-masing pekerja. Kejelasan yang lebih baik mengenai aspirasi dan tujuan organisasi. Pelaksanaan dialog berkelanjutan antara manajemen dengan pekerja. Pengembangan lingkungan yang lebih terbuka. Perusahaan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Mendorong pengembangan pribadi.

2.3 Prinsip Dasar dalam Pemberian Insentif

Dalam menyusun skala tunjangan remunerasi PNS perlu diperhatikan beberapa azas dan prinsip sebagai berikut:

1. Azas Keadilan

Insentif sebagai imbalan atas jasa kerja harus mencerminkan keadilan, yaitu bahwa imbalan tersebut harus sesuai atau sebanding dengan jasa kerja yang diberikan oleh masing-masing pegawai dalam proses bekerja. Mereka yang memberikan upaya atau kontribusi lebih besar patut menerima tunjangan yang lebih tinggi. Dengan asas adil akan tercipta suasana kerja sama yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilitas karyawan akan lebih baik.

2. Azas Berimbang

Insentif juga harus berimbang. Mereka yang menduduki jabatan yang serupa harus menerima tunjangan yang kira-kira sama.

3. Tunjangan yang Diberika Layak dan Wajar

Insentif harus dapat memenuhi kebutuhan hidup pegawai dan keluarganya secara layak dan wajar. SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2-11

4. Dapat Meningkatkan Kualitas Pegawai

Sistem pemberian insentif harus mampu meningkatkan kualitas pegawai, mendorong peningkatan prestasi dan produktivitas kerja, menumbuhkan motivasi dan kreativitas.

5. Sesuai Kemampuan Anggaran Daerah

Sistem insentif harus mampu menjamin kelangsungan organisasi. Pemerintah Daerah tidak boleh membayar insentif terus menerus lebih tinggi dari kemampuan anggarannya sehingga mengakibatkan anggaran defisit.

6. Meminimalkan Kesenjangan

Perlu dijaga keseimbangan besaran tunjangan untuk tidak terjadi kesenjangan yang mencolok antara jabatan tertinggi dengan terendah maupun antar masing-masing jabatan.

2.4 Metode Perhitungan Insentif

2.4.1 Sistem Remunerasi dalam Lingkungan Perguruan Tinggi

Sistem ini memperhatikan beberapa faktor yang semuanya disajikan dalam bentuk bilangan yangdisebut sebagai bobot atau koefisien. Faktor- faktor ini antara lain adalah: atribut dosen; jenis kegiatan apakah ia mengajar, membimbing, menulis, atau administrasi; waktu kegiatan yakni pagi, siang, sore. Dasar Perhitungan Remunerasi: Bobot x Gaji Sistem ini mengasumsikan bahwa setiap pengajar mempunyai beban kerja wajib basic yang dilaksanakan dalam 4 hari kerja di fakultas. Kelebihan beban kerja yang dimiliki pengajar dinyatakan sebagai merit. Beban kerja wajib terdiri, misalnya dari: Pengajarn dan Pembimbingan = 17 jam Penelitian = 4 jam SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2-12 Pengabdian pada masyarakat = 1 jam Administrasi = 2 jam Sehingga jumlah beban kerja wajib adalah 24 jam dalam 4 hari kerja. Maka, remunerasi yang diterima= TotalBebanKerjabasic + merit 24 xKoefisienDosenxGajiDasar

2.4.2 Remunerasi Sistem Indeks

Sistem ini menyelenggarakan sistem remunerasinya dari pendapatan jasa medis, jasa keperawatan, jasa kefarmasian, jasa paramedis non-keperawatan dan jasa tenaga teknis yang tercantum di dalam tarif RS. Insentif diberikan kepada seluruh karyawan berdasarkan indexing, yang sumbernya berasal dari Pos Remunerasi. Indexing adalah cara atau perangkat untuk menentukan besaran score individu karyawan sesuai dengan beban kerjanya. Berikut adalah berbagai jenis basis dalam melakukan indexing:

a. Basic index atau index dasar untuk penghargaan sebagai insentif dasar bagi