SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB IV HASIL ANALISIS AWAL 4-5
Gambar 4.1 Perubahan Paradigma Pemberian Tunjangan
Sumber: Diskusi Internal, 2014
4.2 Perumusan Model Baru Tunjangan Kinerja
4.2.1 Perumusan Faktor yang Mempengaruhi Model Baru Tunjangan Kinerja
Landasan dalam merumuskan model baru tunjangan kinerja mengacu kepada
ketentuan yang
diamanatkan pada
Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri. Menurut
amanat regulasi tersebut, tunjangan kinerja merupakan fungsi dari keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dan diharapkan dananya bersumber dari
efisiensioptimalisasi pagu anggaran belanja KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah danatau peningkatan penerimaan yang dihasilkan.
Tunjangan kinerja
diberikan secara
bertahap sesuai
kemajuan keberhasilancapaian pelaksanaan reformasi birokrasi.
Tunjangan kinerja pegawai diberikan berdasarkan kinerja yang telah dicapai oleh seseorang individu pegawai. Kinerja individu pegawai harus
sejalan dengan kinerja yang hendak dicapai oleh instansi. Oleh karena itu,
SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB IV HASIL ANALISIS AWAL 4-6
tunjangan kinerja individu pegawai dapat meningkat atau menurun sejalan dengan peningkatan atau penurunan kinerja yang diukur berdasarkan Indikator
Kinerja Utama IKU instansi. Tunjangan kinerja dalam pelaksanaan reformasi birokrasi menggunakan prinsip-prinsip:
Efisiensioptimalisasi pagu anggaran belanja KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah.
Equal pay for equal work, pemberian besaran tunjangan sesuai dengan harga jabatan dan pencapaian kinerja.
Besarnya tunjangan kinerja yang diberikan kepada Pegawai Negeri yang bekerja di lingkungan Instansi Pemerintah yang telah melaksanakan reformasi
birokrasi didasarkan pada faktor-faktor berikut:
a. Tingkat Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Instansi TCPRBI
Pelaksanaan reformasi birokrasi pada suatu instansi pemerintah harus mengacu pada tahapan-tahapan sebagaimana yang sudah digariskan
Grand Design Reformasi Birokrasi tahun 2010-2025. Dalam rangka memberikan jaminan pelaksanaan reformasi birokrasi berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, dibentuk Tim Reformasi Birokrasi Nasional yang bertugas antara lain untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan
reformasi birokrasi Nasional. Untuk melaksanakan tugas tersebut, dibentuklah Tim Independen dari Tim Quality Assurance yang berperan antara lain
melakukan monitoring dan evaluasi serta memastikan bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai dengan Grand Design Reformasi Birokrasi tahun
2010-2025. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh Tim Independen dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih objektif tentang
kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi dan menilai hasil pelaksanaannya. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi bertujuan untuk
membantu Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional dalam rangkat: 1 mendapatkan informasi tentang
kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi pada kementerianlembaga dan pemerintah daerah sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan; 2
SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB IV HASIL ANALISIS AWAL 4-7
menilai keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam suatu periode tertentu; 3 menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan
reformasi birokrasi;
dan 4
memberikan saranrekomendasi berkaitan dengan reward dan punishment sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ruang lingkup kegiatan evaluasi kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi
pada kementerianlembaga dan pemerintah daerah atas pelaksanaan program reformasi birokrasi di tingkat mikro meliputi:
Manajemen perubahan; Penataan peraturan perundangan-undangan;
Penataan dan penguatan organisasi; Penataan tata laksana;
Penataan sistem manajemen sumber daya manusia aparatur; Penguatan pengawasan;
Penguatan akuntabilitas kinerja; Peningkatan kualitas pelayanan publik; serta
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Hasil evaluasi dinyatakan dalam persentase Tingkat Capaian
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Instansi TCPRBI. Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah melakukan pengukuran
nilai TCPRBI, meskipun belum diverifikasi oleh Kemenpan. Adapun nilai TCPRBI
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 79.94. b. Nilai dan Kelas Jabatan
Evaluasi jabatan merupakan suatu proses manajemen sumber daya manusia yang digunakan untuk menilai suatu jabatan secara sistematis dengan
menggunakan kriteria-kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan. Setiap Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, dan Pemerintah
ProvinsiKabupatenKota melakukan evaluasi jabatan untuk menyusun peringkat kelas jabatan di lingkungannya masing-masing. Pelaksanaan
evaluasi jabatan di lingkungan instansi dilaksanakan berdasarkan Peraturan
SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB IV HASIL ANALISIS AWAL 4-8
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan. Data Evaluasi jabatan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sampai kajian ini disusun masih dalam tahap pengerjaan. Oleh karena itu untuk penempatan kelas
jabatan struktural PNS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang digunakan dalam perumusan model baru tunjangan kinerja mengadopsi hasil evaluasi
jabatan Provinsi DKI Jakarta, sedangkan kelas jabatan fungsional tertentu dan fungsional umum mengadopsi hasi evaluasi jabatan Kementerian Dalam
Negeri. Untuk lebih jelas mengenai asumsi penempatan kelas jabatan yang
digunakan dalam merumuskan model baru tunjangan kinerja bagi PNS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Asumsi Penempatan Kelas Jabatan PNS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
GRADE KETERANGAN
GOLONGAN FUNGSIONAL TERTENTU
FUNGSIONAL UMUM
16 Eselon II.a
- -
15 Eselon II.b
- -
14 -
- -
13 Eselon III.a
- -
12 Eselon III.b
- -
11 -
Widya Ismara Madya, PKB Madya, Pengawas Ketenagakerjaan Madya,
Auditor Ahli Madya, dan Pengawas Pemerintahan Madya
-
10 Eselon IV.a
Medis Dokter Apoteker asumsi ahli
muda dan Kesehatan Keperawatan
Bidan Perawat asumsi ahli muda
-
9 Eselon IV.b
Widya Ismara Muda, Pengawas Sekolah
asumsi ahli muda , Pengawas
TK asumsi ahli muda
, Mediator Madya, PKB Muda, Pengawas
Ketenagakerjaan Muda, Peneliti Muda, Perencana Muda, Auditor Ahli
Muda, dan Pengawas Pemerintahan Muda
-
SKEMA PEMBIAYAAN TUNJANGAN PEGAWAI BERBASIS KINERJA
BAB IV HASIL ANALISIS AWAL 4-9
GRADE KETERANGAN
GOLONGAN FUNGSIONAL TERTENTU
FUNGSIONAL UMUM
8 Eselon V.a
Penilik PNS, Mediator Muda, PKB Penyelia, Pengawas Ketenagakerjaan
Pertama, Pustakawan, Arsiparis, Perencana Pertama, Auditor Ahli
Pertama, Auditor Terampil Penyelia, Pengawas Pemerintahan Pertama,
dan Pengawas Lingkungan Hidup
asumsi ahli pertama -
7 -
Pamong Belajar, Pengantar Kerja Pertama, PKB Pelaksana Lanjutan,
Penyuluh Pertanian, dan Auditor Pelaksana Lanjutan
-
6 -
Kesehatan Non Keperawatan Nutrisionist, Pranata Laboratorium,
Sanitarian, Radiografer, Asisten Apoteker, Teknik Elektro Medik,
Administrator Kesehatan, Pengawas Farmasi dan Makanan, Penata
Anastasi, Perekam Medis, Rekam Medik
asumsi setara dengan Asisten Apoteker
dan Penguji Kendaraan Bermotor
asumsi Golongan I -
IV
5 -
- -
4 Staf senior
data tidak tersedia
- -
3 Staf biasa
data tidak tersedia
- -
2 Pegawai
kontrak data
tidak tersedia -
- 1
CPNS data
tidak tersedia -
-
Sumber: Hasil Analisis, 2014
c. Indeks Harga Nilai Jabatan IHNJ