Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

tersebut namun karena dari dua sumber nitrogen ada di yeast mealt-T, pola pertumbuhan diauxic diperoleh di media ini Ochoa et al, 2000. 2. Suhu Pertumbuhan X.campestris telah dibudidayakan pada temperatur yang berbeda mulai dari 25 o C-30 o C Anbuselvi et al, 2012. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan X.campestris pada kisaran suhu 22 o C-30 o C, 28 o C adalah suhu pertumbuhan optimal media yang digunakan Ochoa et al, 2000. Gambar 7. Pengaruh suhu pada parameter pertumbuhan Xanthomonas campestris Ochoa et al, 2000. Biosintesis polisakarida eksoseluler, termasuk biosintesis gum xanthan dilakukan oleh bakteri Xanthomonas campestris melalui tahap- tahap : 1. Masuknya substrat, misalnya glukosa ke dalam sel mikroba. Pada tahap ini biasanya terjadi fosforilasi. 2. Terjadinya modifikasi substrat oleh serangkaian proses enzimatis. Substrat yang masuk selain digunakan untuk proses katabolisme mikroba, juga digunakan untuk sintesis polisakarida. Sintesis polisakarida terjadi melalui proses penggabungan monosakarida yang telah teraktifkan seperti glukosa nukleotida dengan urutan streokimiawi yang sesuai melalui pembawa senyawa isoprenoid alkohol fosfat dan senyawa isoprenoid lipid. 3. Tahap akhir biosintesis ini adalah tergabungnya gugus asetil dan ketal ke dalam struktur polisakarida. Polimer yang terbentuk akan dikeluarkan dari tubuh sel mikroba lewat permukaan tubuhnya ke dalam cairan fermentasi. Sutherland, 1977 didalam Rohajaten, 1989

D. Landasan Teori

Gum xanthan adalah polisakarida dengan bobot molekul tinggi hasil fermentasi karbohidrat oleh Xanthomonas campestris yang dimurnikan, dikeringkan dan digiling untuk pemanfaatannya lebih lanjut Glicksman, 1980 didalam Yudoamijoyo dkk, 1992. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Beberapa bahan dasar yang mungkin dapat digunakan yang berasal dari limbah pengolahan hasil pertanian adalah molase, onggok, pulp kopi dan coklat Prastiko, 2011. Ampas tahu mengandung zat gizi yang cukup banyak yaitu protein 18,12, karbohidrat 26,84, air 40,18, dan serat 3,04. Menurut para ahli, kandungan protein rata-rata ampas tahu sekitar 5 wet basis atau 56 dry basis Fara dkk, 2012. Untuk menghasilkan gum xanthan, X.campestris membutuhkan beberapa nutrisi termasuk zat gizi mikro misalnya kalium, zat besi, dan garam kalsium dan makronutrien karbon dan nitrogen. D-glukosa, sukrosa dan beberapa bentuk karbohidrat yang dapat digunakan sebagai bahan baku substrat dan tergantung dari tingkat hasil yang diinginkan. Konsentrasi sumber karbon mempengaruhi hasil xanthan, konsentrasi yang lebih disukai + 2-4 Souw dan Demain, 1979. Konsentrasi substrat yang tinggi akan menghambat pertumbuhan. Volume inokulum untuk fermentor produksi adalah antara 5-10 dari volume kaldu total dalam bejana. Jumlah tahapan untuk menekan sementara sintetis xanthan dengan membangun sel dan meningkatkan volume biorektor produksi Ochoa et al, 2000. Fase pertumbuhan yang berbeda dan perubahan dari media pertumbuhan, misalnya dengan menggunakan substrat yang berbeda dan yang dapat membatasi nutrisi pertumbuhan. Hal tersebut tidak mempengaruhi struktur primer tetapi mempengaruhi massa molekul dan hasil xanthan. Untuk mempercepat pertumbuhan awal maka diperlukan glukosa sebagai energi untuk menambah nutrisi pada xanthan Ochoa et al, 2000. Glukosa merupakan bahan baku dalam fermentasi gum xanthan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Kadar glukosa dan konsentrasi kultur bakteri Xanthomonas campestris merupakan 2 faktor yang berpengaruh terhadap gum xanthan yang dihasilkan.Untuk memfermentasi bahan baku tersebut agar menghasilkan gum xanthan maka diperlukan bakteri Xanthomonas campestris Souw dan Demain, 1979. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Xanthan dibentuk dari sitoplasma gula neuklotida, asetil-CoA, dan fosfoenol piruvat dengan membran dalam polyisoprenol fosfat sebagai akseptor Becker et al, 1998. Substrat akan digunakan untuk proses katabolik sebagai penghasil energi dan proses anabolik. Selanjutnya substrat yang terfosporilasi akan dikonversi menjadi gula-gula nekleotida dengan pertolongan enzim UDP- glukosa fosporilase. Pembentukan bertahap dari proses polimerisasi pentasakarida yang berulang diselesaikan dengan menginkubasi sel-sel permeabilitas dengan kombinasi UDP-glukosa , GDP-manosa, dan UDP- asam glukuronik. Sintesis unit berulang dimulai dengan transfer glukosa-1 P dari UDP-glukosa menjadi polyisoprenol fosfat, diikuti dengan transfer berurutan dari residu gula lain untuk membentuk unit berulang lengkap. Asetil dan residu piruvil ditambahkan pada tingkat rantai pentasakarida lipid, disumbangkan oleh masing-masing asetil-CoA dan fosfoenolpiruvat. Pemeriksaan proses polimerisasi menunjukkan bahwa rantai xanthan tumbuh pada akhir proses Becker et al, 1998.

E. Hipotesa