Biosintesis Gum Xanthan Xanthan dibentuk dari sitoplasma gula neuklotida, asetil-CoA, dan

4. Jadi, struktur kimia ikatan utama gum xanthan identik dengan struktur kimia selulosa. Rantai tambahan terdiri dari 2 unit manosa dan satu unit asam glukoronik Gliksman, 1969, selanjutnya dijelaskan bahwa terminal satuan ß-D-glukoronik, yaitu dalam belokan terikat secara glikosidik pada posisi 3 pada setiap residu glukosa dalam rantai utama. Distribusi rantai tambahan tidak diketahui. Diperkirakan setengah dari terminal residu D- manosa membawa residu asam piruvat terikat secara ketalik ketalically pada posisi 4 dan 6. Distribusi kelompok piruvat tidak diketahui. Sedangkan yang bukan terminal satuan D-manosa dalam rantai tambahan mengandung kelompok asetil pada posisi 6 Graham, 1977 didalam Yudoamijoyo dkk, 1992. Ga mbar 1. Struktur molekul gum xanthan Glicksman, 1980 didalam Yudoamijoyo dkk, 1992 Merupakan kenyataan bahwa rantai tambahan melindungi kekuatan gum xanthan dan dapat dijadikan alasan yang kuat bahwa gum xanthan memiliki resistensi enzimatik yang luar biasa. Juga kekhasan yang lain adalah struktur kimia yang tidak berubah dan keseragaman sifat fisik dan kimia Graham, 1977 didalam Yudoamijoyo dkk, 1992.

3. Biosintesis Gum Xanthan Xanthan dibentuk dari sitoplasma gula neuklotida, asetil-CoA, dan

fosfoenol piruvat dengan membran dalam polyisoprenol fosfat sebagai akseptor Becker et al, 1998. Uraian biosintesis sangat dibantu dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menggunakan sel-sel campestris. X.campestris dibekukan dan dicairkan beberapa kali dengan EDTA. Proses biosintesis gum xanthan dapat dijelaskan sebagai berikut : substrat akan teserap dan masuk kedalam sel dan terjadi peristiwa fosporilasi. Substrat akan digunakan untuk proses katabolik sebagai penghasil energi dan proses anabolik. Selanjutnya substrat yang terfosporilasi akan dikonversi menjadi gula-gula nekleotida dengan pertolongan enzim UDP-glukosa fosporilase. Pembentukkan bertahap dari proses polimerisasi pentasakarida yang berulang diselesaikan dengan menginkubasi sel-sel permeabilitas dengan kombinasi UDP- glukosa, GDP-manosa, dan UDP-asam glukopronik. Sintesis unit berulang dimulai dengan transfer glukosa-1 P dari UDP-glukosa menjadi polyisoprenol fosfat, diikuti dengan transfer berurutan dari residu gula lain untuk membentuk unit berulang lengkap. Asetil dan residu piruvil ditambahkan pada tingkat rantai pentasakarida lipid, disumbangkan oleh masing-masing asetil-CoA dan fosfoenolpiruvat. Pemeriksaan proses polimerisasi menunjukkan bahwa rantai xanthan tumbuh pada akhir proses Becker et al, 1998. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Glukosa Glukosa 6-P Fruktosa-6P Manosa-6P Glukosa 1-P Manosa 1-P UDP-glukosa UDP-Asam Glukorinik GDP-manosa UDP-Glukosa UDP-Glukosa GDP-Manosa UDP-Asam Glukoronik GDP-Manosa Fosfat Polyisoprenol Glukosa Glukosa Manosa-Acetyl Asam Glukoronik Manosa-Acetyl Piruvat Gambar 2. Biosintesis gum xanthan Becker et al, 1998. Glukokinase A T ADP U D P G U T PPi UDPG-deH NAD + NAD + H + PGI Ac-CoA CoA-SH Ac-CoA CoA-SH PEP Pi Gum Xanthan GTP P Pi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Sifat-Sifat Gum Xanthan a. Kekentalan Viscosity