KMO dan Bartlett’s Test Anti Image Matrices Communalities

70

1. KMO dan Bartlett’s Test

KMO Measure of Sampling Adequacy adalah angka indeks untuk menggantikan besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien parsial. KMO Measure of Sampling Adequacy kurang dari 0,50 maka menunjukkan bahwa korelasi antar variabel dan analisis faktor tidak sesuai untuk diterapkan. Barlett’s Test adalah tes yang digunakan untuk menguji interdependensi antara butir-butir yang menjadi indikator suatu variabel atau faktor. Berikut ini hasil KMO dan Bartlett’s Test : Tabel 4.5 : KMO dan Bartlett’s Test Putaran Kedua KMO and Bartletts Test .642 242.338 78 .000 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square df Sig. Bartletts Test of Sphericity Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.3 di atas nilai KMO Measure of Sampling Adequacy yang dihasilkan sebesar 0,642 yang artinya bahwa antar variabel mempunyai korelasi yang cukup tinggi, sehingga variabel tersebut mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 71 Nilai pada uji Barlett’s Test yang dihasilkan sebesar 242,338 dengan tingkat signifikansi dibawah 5 sebesar 0,000 maka variabel dan sampel yang ada sudah bisa dianalisis lebih lanjut.

2. Anti Image Matrices

Deteksi terhadap besarnya korelasi parsial dapat dilihat Anti Image Correlation. Hasil anti image matrices adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 : Hasil Anti Image Matrices Putaran Kedua No. Variabel Anti Image Matrices MSA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. X 1 X 2 X 3 X 4 X 6 X 7 X 10 X 11 X 12 X 13 X 14 X 15 X 16 0,548 0,613 0,648 0,593 0,571 0,687 0,643 0,683 0,715 0,735 0,577 0,695 0,513 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan tabel 416 di atas dapat disimpulkan bahwa X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 6 , X 7 , X 10 , X 11 , X 12 , X 13 , X 14 , X 15 dan X 16 bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut karena nilai MSA yang dihasilkan variabel tersebut diatas 0,50.

3. Communalities

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 72 Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Sub variabel yang diekstrak menjadi beberapa faktor selanjutnya akan diukur seberapa besar keragaman setiap sub variabel asal yang dapat diterangkan oleh hasil ekstrasi faktor. Besar keragaman setiap sub variabel asal ini dikenal dengan istilah komunalitas. Nilai komunalitas diperoleh dengan menghitung jumlah kuadrat loading factor setiap sub variabel asal. Semakin kecil komunalitas sebuah sub variabel, maka semakin lemah hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Tabel 4.7 : Hasil Communalities Communalities 1.000 .703 1.000 .585 1.000 .602 1.000 .692 1.000 .394 1.000 .509 1.000 .551 1.000 .693 1.000 .588 1.000 .552 1.000 .517 1.000 .271 1.000 .738 x1 x2 x3 x4 x6 x7 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 Initial Extraction Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Lampiran 4 Interpretasi dari tabel 4.7 di atas adalah : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 73 1. Variabel X 1 didapat nilai extraction sebesar 0,703 dapat diartikan 70,3 varians dari variabel X 1 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 2. Variabel X 2 didapat nilai extraction sebesar 0,585 dapat diartikan 58,5 varians dari variabel X 2 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 3. Variabel X 3 didapat nilai extraction sebesar 0,602 dapat diartikan 60,2 varians dari variabel X 3 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 4. Variabel X 4 didapat nilai extraction sebesar 0,692 dapat diartikan 69,2 varians dari variabel X 4 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 5. Variabel X 6 didapat nilai extraction sebesar 0,394 dapat diartikan 39,4 varians dari variabel X 6 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 6. Variabel X 7 didapat nilai extraction sebesar 0,509 dapat diartikan 50,9 varians dari variabel X 7 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 7. Variabel X 10 didapat nilai extraction sebesar 0,551 dapat diartikan 55,1 varians dari variabel X 10 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 74 8. Variabel X 11 didapat nilai extraction sebesar 0,693 dapat diartikan 69,3 varians dari variabel X 11 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 9. Variabel X 12 didapat nilai extraction sebesar 0,588 dapat diartikan 58,8 varians dari variabel X 12 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 10. Variabel X 13 didapat nilai extraction sebesar 0,552 dapat diartikan 55,3 varians dari variabel X 13 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 11. Variabel X 14 didapat nilai extraction sebesar 0,517 dapat diartikan 51,7 varians dari variabel X 14 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 12. Variabel X 15 didapat nilai extraction sebesar 0,271 dapat diartikan 27,1 varians dari variabel X 15 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. 13. Variabel X 16 didapat nilai extraction sebesar 0,738 dapat diartikan 73,8 varians dari variabel X 16 dapat dijelaskan oleh 4 faktor yang terbentuk. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tiga variabel yang memiliki nilai komunalitas tertinggi adalah : a. X 16 dengan nilai extraction sebesar 0,738 b. X 1 dengan nilai extraction sebesar 0,703 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 75 c. X 11 dengan nilai extraction sebesar 0,693 tiga variabel yang memiliki nilai komunalitas terendah adalah : a. X 7 dengan nilai extraction sebesar 0,509 b. X 6 dengan nilai extraction sebesar 0,394 c. X 15 dengan nilai extraction sebesar 0,271

4. Total Variance Explained