22
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1. Penelitian Terdahulu
1. Sopanah 2003 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan
pengawasan keuangan daerah diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan anggaran berpengaruh signifikan terhadap
pengawasan APBD yang dilakukan oleh dewan. Pengaruh yang ditunjukan adalah positif artinya semakin tinggi pengetahuan dewan
tentang anggaran maka pengawasan yang dilakukan semakin meningkat. Disamping itu, interaksi pengetahuan anggaran dengan
partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD yang dilakukan oleh dewan. Sedangkan intaraksi pengetahuan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
23 anggran dengan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengawasan yang dilakukan oleh dewan 2.
Abdullah 2006 dalam penelitiannya yang berjudul perilaku
oportunistik legislatif dalam penganggaran daerah terhadap sampel 53 Kabupaten dan Kota di Indonesia diperoleh kesimpulan bahwa,
legislatif berperilaku oportunistik dalam pengalokasian sumberdaya di anggaran belanja.
3. Hamzah 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Good
Governance dan Value For Money Dalam Perencanaan dan Penganggaran Daerah: Sebuah Studi Interpretif studi pada
organisasi masyarakat sipil di kota Mojokerto dan Kabupaten Sidoarjo diperoleh kesimpulan bahwa belum adanya interaksi yang
sinergi, selaras, dan serasi antara Pemda, pengusaha, dan OMS. Hal ini menyebabkan terganggunya proses perencanaan dan
penganggaran dalam bingkai partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan
good governance. 4.
Haryani 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Kepercayaan dan
Implementasi peraturan perundang-undangan penyusunan dan pengelolaan keuangan Daerah di Kabupaten Batang terhadap 348
responden diperoleh kesimpulan bahwa ada beberapa kesulitan pemahaman dan pengimplementasian oleh aparat pemerintah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
24 daerah dalam memanfaatkan berbagai peraturan dalam menjalankan
tugasnya. 5.
Arniati 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Kapasitas Sumber daya manusia, Politik Penganggaran, Perencanaan dan Informasi Pendukung terhadap Sinkronisasi
Dokumen dengan Dokumen KUA-PPAS di lingkungan Pemerintah Kota Tanjung Pinang terhadap 61 responden dari Badan Panitia
Anggaran DPRD dan 25 SKPD Pemerintah Kota Tanjung Pinang diperoleh kesimpulan bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS, Politik penganggaran tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS, Perencanaan tidak berpengaruh
positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS dan Informasi pendukung tidak berpengaruh
positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
6. Wangi 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Identifikasi faktor-
faktor penyebab terjadinya keterlambatan dalam penyusunan APBD Studi Kasus Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2008-
2010 terhadap 49 responden teridentifikasi 5 faktor penyebab keterlambatan penyusunan anggaran. Kelima faktor tersebut terdiri
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
25 dari faktor hubungan eksekutif dan legislatif; faktor latar belakang
pendidikan; faktor infikator kinerja; faktor komitmen; dan faktor penyusun APBD.
2.2. Telaah Pustaka 2.2.1. Konsep Penganggaran Daerah