28
relasi yang kompeten dan positif dengan teman sebaya dan menurunkan kecenderungan remaja melakukan perilaku seksual berisiko.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja merupakan proses pertukaran informasi antara
orang tua dan anak usia remaja di mana kedua belah pihak memahami ide dan gagasan yang dimaksudkan. Komunikasi antara orang tua dan remaja dapat
dikatakan efektif apabila tercipta komunikasi yang aktif, rrang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk berdiskusi dengan orang tua, hal
yang dibicarakan jelas dan spesifik, orang tua dan remaja mampu menerima secara cermat isi dari pesan yang dimaksudkan, dan komunikasi yang tercipta
mampu menjembatani kesenjangan antargenerasi.
D. Komunikasi yang Efektif antara Orang Tua dan Anak dengan Perilaku
Seksual Berisiko pada Remaja dalam Masa Berpacaran
Dalam masa remaja, terjadi perubahan sosio-emosi yang meliputi tuntutan akan kemandirian, konflik dengan orang tua, dan keinginan untuk
lebih banyak meluangkan waktu dengan teman-teman sebaya Santrock, 2007. Dalam tahapan ini, komunikasi antarremaja menjadi lebih dekat dan
terbuka, sehingga prestasi menjadi hal yang penting di kalangan remaja. Meningkatnya kematangan pada masa remaja ini juga menimbulkan
munculnya ketertarikan remaja pada relasi romantis dengan lawan jenis Santrock, 2007.
29
Ketertarikan pada lawan jenis yang mulai muncul pada masa remaja merupakan hal yang wajar terjadi pada masa remaja Ali dan Asrori, 2005.
Hal ini biasanya muncul dalam bentuk lebih ketertarikan untuk bergaul dengan lawan jenis, hingga menjalin relasi lebih intim berupa berpacaran
dengan lawan jenis Sofia, 2011. Ketertarikan untuk menjalin relasi yang intim dengan lawan jenis ini memperbesar kecenderunga remaja melakukan
perilaku seksual berisiko. Perilaku seksual berisiko merupakan aktivitas berhubungan seksual intercourse yang dilakukan pada masa berpacaran atau
di luar ikatan pernikahan Elliana, 2012. Hal ini seringkali menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada remaja karena orang tua kurang mampu
membimbingnya Santrock, 2007. Kompleksnya masa transisi yang dialami remaja ini perlu mendapat
dukungan dari orang tua. Dukungan dari orang tua akan membantu remaja untuk mampu bernegosiasi terhadap masa transisi ini dengan baik. Dukungan
dari orang tua ini berupa kemampuan adaptasi, kemampuan untuk bersikap secara bijaksana, serta memberi dukungan untuk remaja Santrock, 2007.
Kendati demikian perlu disadari pula bahwa remaja memiliki kecenderungan untuk merasa bahwa dirinya sudah memiliki cukup banyak pengetahuan dan
tidak lagi mendengarkan perkataan orang tuanya Djiwandono, 2008. Hal ini tentu semakin memperkuat alasan perlunya orang tua menjalin komunikasi
yang efektif dengan remaja. Komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja merupakan hal
yang penting, terutama pada masa pencarian jati diri yang tengah dihadapi
30
remaja. Tidak cukup hanya dengan adanya perjumpaan antara orang tua dan remaja yang intensif, namun diperlukan pula adanya komunikasi yang efektif
di dalamnya. Komunikasi yang efektif ini merupakan pertukaran informasi antara orang tua dan remaja yang keduanya memahami dengan baik ide dan
gagasan yang dimaksudkan, sehingga mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan Gunarsa, 2002; Rakhmat, 2008.
Komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja ini ditandai dengan adanya komunikasi yang aktif yang tentu di dalamnya terdapat
kejujuran, keterbukaan, pengertian, dan rasa saling percaya Wahlroos, 1988; Gunarsa, 2002. Dalam komunikasi yang efektif ini, hal yang dibicarakan
jelas dan spesifik Gunarsa, 2002; Rakhmat, 2008 dan kedua belah pihak mampu menerima secara cermat isi dari pesan yang dimaksudkan Gunarsa,
2002; Rakhmat, 2008, sehingga mampu menjembatani kesenjangan antargenerasi Setiono, 2011. Komunikasi yang efektif ini tentu diperlukan
kesediaan, baik orang tua maupun remaja, untuk membuka diri, jujur, saling percaya, serta saling memberikan dukungan. Dengan adanya kesediaan
tersebut, komunikasi yang efektif relasi yang menyenangkan tercipta antara orang tua dan anak.
Adanya komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja secara umum akan membuat aturan etnis dan moral tetap terpelihara Setiono, 2011.
Hal ini berkaitan dengan keluarga sebagai lingkungan pendidikan primer yang menjadi tempat paling awal dan intensif dalam pengenalan norma dan
nilai yang ada Deddy Mulyana, 2001; Sarwono, 2007. Dengan adanya
31
komunikasi yang efektif, orang tua akan dapat memperkenalkan norma dan nilai yang ada, baik nilai dan norma dalam lingkup keluarga maupun
masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian aturan dan moral tetap terpelihara.
Selain itu, komunikasi yang efektif juga akan memberikan pengaruh pada relasi antara orang tua dan remaja itu sendiri. Kesenjangan antargenerasi
yang diakibatkan oleh selisih usia antara orang tua dan remaja yang terlampau jauh, pendidikan yang berbeda, serta perubahan jaman yang kian pesat,
menjadi terjembatani. Wawasan orang tua dan remaja juga akan menjadi semakin luas dengan adanya komunikasi yang efektif antara orang tua dan
remaja Setiono, 2011. Hal ini akan mempermudah orang tua dan remaja dalam mengatasi permasalahan yang ada. Seperti yang diutarakan Wiendijarti
2011 bahwa komunikasi yang terjalin dengan baik antara orang tua dan anak yang berada dalam masa remaja mampu mentransformasikan wawasan,
khususnya seksual. Kebutuhan yang ada pada remaja dan orang tua juga dapat terfasilitasi
pemenuhannya dengan adanya komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja. Keterikatan yang berfungsi adaptif akan tercipta pula, sehingga dapat
menjadi landasan kokoh bagi remaja dalam berhadapan dengan lingkungan baru Desmita, 2007; Setiono, 2011.
Bagi remaja itu sendiri, komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja ini juga akan memberikan dampak positif. Remaja menjadi merasa
bahwa dirinya berguna, sehingga remaja menjadi terdorong untuk lebih
32
bertanggungjawab terhadap hidupnya. Hal ini juga membantu remaja dalam menghadapi stress yang muncul, sebagai akibat dari masa transisi yang
dihadapinya Olson, 1992; Desmita, 2007; Ariesandi, 2011. Dengan adanya dampak tersebut pada diri remaja, remaja akan
termotivasi untuk menjalin relasi secara lebih kompeten dan positif dengan teman sebaya. Hal ini akan meminimalisir pula kecenderungan remaja untuk
melakukan perilaku seksual berisiko Desmita, 2007.
33
Orang Tua
Remaja
Komunikasi tidak Efektif
Nilai dan norma tidak tertanam
dengan baik Takut
ditinggalkan pacar
Remaja melakukan
Perilaku Seksual Berisiko
Gengsi pada
teman sebaya
Merasakan kenikmatan
berhubungan seksual
Tidak diperhatikan
orang tua
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN