IPERF DDoS Implementasi dan perbandingan unjuk kerja Access Point dengan menggunakan Firmware Open Source.

44 roaming. Dengan demikian, wireless client masih dapat berkomunikasi melalui cell berbeda.

2.17.2 Mode Repeater

Di dalam mode repeater, access point mempunyai kemampuan menyediakan sebuah jalur upstream wireless ke jaringan kabel. Penggunaan access point dengan mode repeater tidak disarankan. Mode demikian hanya digunakan jika benar-benar diperlukan karena antar- cell harus saling membentuk irisan minimum 50. Akibatnya, konfigurasi demikian mengurangi jangkauan access point terhadap client wireless.

2.17.3 Mode Bridge

Pada mode bridge, access point bertindak seperti bridge wireless. Device bridge wireless berfungsi menghubungkan dua atau beberapa jaringan kabel secara wireless.

2.18 IPERF

Iperf adalah salah satu tool untuk mengukur troughput bandwidth dalam sebuah link network, agar bisa dilakukan pengukuran diperlukan 45 Iperf yang terinstall point to point, baik disisi server maupun client. Iperf sendiri bisa digunakan untuk mengukur performance link dari sisi TCP maupun UDP.

2.19 DDoS

Serangan DoS bahasa Inggris: denial-of-service attacks adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber resource yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang Țersebut. Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut: Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding. Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang 46 datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request flooding. Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server. Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol TCP. Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash. Beberapa tool yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas, termasuk di antaranya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop. Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering dilakukan. Hal ini disebabkan karena jenis serangan lainnya seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router membutuhkan penetrasi jaringan terlebih 47 dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi jika sistem jaringan tersebut telah diperkuat. Penolakan Layanan secara Terdistribusi bahasa Inggris: Distributed Denial of Service DDos adalah salah satu jenis serangan Denial of Service yang menggunakan banyak host penyerang baik itu menggunakan komputer yang didedikasikan untuk melakukan penyerangan atau komputer yang dipaksa menjadi zombie untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan. Serangan Denial of Service klasik bersifat satu lawan satu, sehingga dibutuhkan sebuah host yang kuat baik itu dari kekuatan pemrosesan atau sistem operasinya demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang dijadikan target serangan. Serangan DDoS ini menggunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan menggunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat mengakibatkan server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi tidak berguna sama sekali bagi klien. Contoh serangan DDoS:  Serangan Buffer Overflow, mengirimkan data yang melebihi kapasitas sistem, misalnya paket ICMP yang berukuran sangat besar.  Serangan SYN, mengirimkan data TCP SYN dengan alamat palsu. 48  Serangan Teardrop, mengirimkan paket IP dengan nilai offsetyang membingungkan.  Serangan Smurf, mengirimkan paket ICMP bervolume besar dengan alamat host lain.  ICMP Flooding

2.20 UPnP